Memasuki ruangan pribadi Ayahnya yang pada kenyataannya terbuka, Ruka perlahan menghampiri Ayahnya yang sedang mengamati album foto masa kecil anak-anaknya.
"Appa..."
Baek Hyunwo mendongak, menatap Putri sulungnya, diam-diam dia meletakkan album di tangannya ke atas meja."Ruka, bukankah seharusnya kau pergi untuk kuliah?"
Ruka diam, mendudukan diri di seberang Baek Hyunwo, dengan ekspresi serius dia menatap Ayahnya."Bisakah, Appa memberitahuku tentang sebenarnya apa yang terjadi pada Chiquita?"
Baek Hyunwo terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab."Tidak, untuk saat ini Appa tidak bisa memberitahu apapun padamu, bahkan pada yang lainnya juga, termasuk Eomma_mu sendiri."
"Wae?"
Menghela nafas dalamnya, Baek Hyunwo mengalihkan pandangannya ke arah lain."Mianhe..."
Ruka tertawa samar, berdiri dari duduknya dia mengangguk."Baik, jika memang Appa tidak mau memberitahuku, aku akan mencaritahunya sendiri."
Selesai berbicara,dengan langkah tergesanya, Ruka bergegas meninggalkan ruangan.
Menatap kepergian Putrinya, dengan mata yang perlahan memerah, Baek Hyunwo bergumam pada dirinya sendiri."Jika Appa memberitahu kalian sekarang, Appa takut...kalian tidak akan bisa menahan diri atas tindakan Eunseong. Bagaimanapun, Appa harus mengumpulkan bukti terlebih dahulu untuk menghancurkan pria itu, karena jika tidak, dia pasti akan menggunakan segala cara untuk terbebas dari kesalahannya. Dan tentunya, Appa tidak mau itu terjadi. Darah harus di bayar dengan darah, dan airmata, harus di bayar dengan airmata."
________
Sekolah.
Setelah turun dari mobil, Rora meminta kedua Kakaknya untuk masuk lebih dulu karena alasan dia sedang menunggu temannya.
Dan saat ini, gadis cantik itu terlihat sedang berdiri di tepi jalan, di depan gerbang sekolah sambil memainkan ponselnya.
"Rora_ya!"
Seruan seorang gadis dari arah belakang berhasil membuat Rora menghentikan pergerakannya dan menoleh.
Melihat sosok temannya yang terlihat baru saja tiba, Rora tersenyum, dan melambaikan tangannya pada Hyein yang sedang berjalan mendekat padanya.
Disisilain, sebuah mobil terlihat melaju kencang dari kanan jalan tepat di sisi Rora.
Vromm!
Sreett!!
Seketika genangan air yang pada kenyataannya berada tidak jauh dari kaki Rora, terciprat kemana-mana, dan bahkan Rora sendiripun reflek berjengkat dan menutup matanya.
Hyein tercengang, namun disisilain dia menghela nafas lega saat menyaksikan bahwa ada seseorang yang melindungi tubuh temannya dari cipratan genangan air itu.
Merasakan tubuhnya tidak merasakan rasa basah sedikitpun, perlahan Rora membuka matanya, dan segera menoleh ke samping.
"Chiquita..."gumamnya, tepat saat melihat wajah datar adiknya yang tengah menghadap padanya.
Menghela nafasnya, tanpa kata Chiquita melenggang pergi memasuki area sekolah dengan keadaan punggung yang basah, dan juga kotor.
"Rora_ya, kau tidak apa-apa?"tanya Hyein khawatir saat melihat wajah temannya itu terlihat linglung sambil memadang ke arah gadis yang baru saja pergi.
"Aku....baik-baik saja."selesai berbicara, Rora buru-buru mengejar Chiquita.
"Rora, tunggu aku!"segera Hyein mengikuti sahabatnya itu.