27. Just Breathe

730 116 13
                                    

Memasuki kamarnya, sambil menggeram marah Chaewon mengusap wajahnya kasar.

"Brengsek! Mereka benar-benar brengsek!"

Mendudukan diri di tempat tidur, setelahnya tanpa sengaja tatapan Chaewon tertuju pada sebuah amplop putih berlogo rumah sakit yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

"Apa itu?"mengerutkan kening, Chaewon mulai meraihnya, membukannya dan membacanya.

"Pasien atas nama Chiquita?"gumam Chaewon, terdiam untuk beberapa waktu, di detik selanjutnya wanita itu tiba-tiba menyeringai ngeri."Aku suka permainan ini."diakhir katanya Chaewon tertawa lepas.

*****

Mansion Baek Hong.

Mendengar suara langkah kaki menuruni tangga, seketika Ruka dan kelima saudaranya yang sedang makan menoleh.

Melihat orang itu adalah Chiquita, diam-diam Ruka mengulum senyumnya.

Tiba di ruang makan, tampak sedikit ragu, Chiquita meletakkan kedua tangannya ke belakang dan berdiri di samping kursinya.

"Aku baru tahu bahwa orang marah akan melupakan mandi namun tidak dengan makanan."sindir Ruka sebelum tertawa kecil.

Sementara kelima saudaranya yang lain hanya saling memandang sebelum mengulum senyum masing-masing.

Chiquita memutar matanya, dan diam-diam duduk di kursinya sambil bergumam dengan nada yang sangat pelan."Biarkan saja, aku lebih baik dianggap tidak tahu malu dari pada harus mati kelaparan."

Mendengar cicitan si bungsu,secara serentak keenam Kakaknya mengalihkan pandangan mereka ke arah lain, tepat saat mereka berusaha menahan tawa masing-masing.

Tentu saja Chiquita melihat tindakan Kakak-Kakaknya itu, akan tetapi karena dirinya sudah terlanjur menjadi orang memalukan, dengan terpaksa dia harus menahan omelannya.

Membalikkan piring yang sebelumnya telungkup, meraih sumpitnya,tanpa beban Chiquita mulai meraih semua hidangan yang ada.

Detik berlalu, baru saja Chiquita akan memakan makanannya, Ruka yang kebetulan duduk di sampingnya, tiba-tiba menengadahkan salah satu telapak tangan halusnya ke arahnya.

"Berikan ponselmu?"

Menutup mulutnya, Chiquita mendengus, lalu dengan gerakan malas merogoh ponselnya dan menyerahkannya pada Ruka."Makanlah..."

"Apa kau bilang?!"sungut Ruka yang tampak terkejut dengan ucapan Chiquita. Disisilain, Rami dan yang lainnya kembali menahan tawa masing-masing.

"Maksudku mari makan."elak Chiquita, memaksakan senyumnya sesaat pada Ruka, setelahnya dengan penuh semangat dia mulai menyantap makanannya.

Mengesampingkan ucapan adiknya tadi, selanjutnya Ruka mulai mengutak-atik ponsel Chiquita. Mencari nama Chaewon, lalu dengan gerakan cepat dia bergegas memblokir nomor gadis itu.

Bersmirk, setelahnya Ruka meletakkan ponsel Chiquita di atas meja.

"Yang aku tahu ada banyak penjual kartu telepon di Seoul."di tengah kunyahannya, Chiquita tiba-tiba berkata pada Ruka yang langsung menoleh ke arahnya, begitupun dengan Rora dan yang lainnya. Menelan makanannya ,Chiquita melanjutkan."Dia tahu nomor ponselku, bukankah dia bisa membeli kartu lain meskipun kau memblokirnya?"

Ruka terdiam, mengerutkan keningnya dia menatap saudaranya yang lain."Jadi, usahaku menghapus nomor Chaewon sia-sia saja?"

Tanpa kata Asa dan yang lainnya mengangguk bersama, termasuk Chiquita sebelum kembali memakan makanannya.

"Kalau begitu...."Ruka melirik Chiquita, kemudian menatap ponsel Chiquita yang sebelumnya di letakkan dan segera meraihnya lagi."Mulai sekarang kau tidak di ijinkan untuk membawa ponsel, terkecuali di rumah."

JUST BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang