Ruka, Ahyeon,Rami,Asa,Pharita dan Rora terus mengikuti Chiquita yang berjalan lebih dulu dan membelah kerumunan.
Namun, di tengah perjalanan Ruka dan Ahyeon seketika menghentikan langkah kaki mereka saat dengan tiba-tiba Rora meraih salah satu tangan keduanya."Unnie, aku ingin memainkan itu."
Diakhir katanya, Rora mengalihkan pandangannya ke arah sebuah kedai yang dimana disana terdapat permainan melempar bola.
Menoleh ke depan, Ruka menghela nafasnya saat melihat bahwa saudaranya yang lain berada di sebuah wahana bermain bumper car. Melirik Rora, dia mengangguk kecil."Kajja, kita pergi kesana."
"Yes!"sorak Rora sebelum menyeret keduanya menuju tempat permainan yang dia inginkan.
Dalam waktu yang bersamaan, Chiquita yang terlihat sangat bersemangat, tanpa permisi memasuki arena bumper car yang dimana dia langsung menaiki salah satu mobil disana bersama anak-anak yang tampak berusia lebih muda darinya.
Melihat Chiquita masuk tanpa membeli tiket, seorang wanita muda yang merupakan si penjaga wahana berniat menegurnya.
"Maaf, apa kau melihat adikku?"tanya Rami sambil menunjukkan ponselnya yang dimana disana terdapat foto Chiquita.
"Ah, bukankah dia?"tunjuk si penjaga ke arah arena bumper car.
Sontak ketiganya segera mengikuti arah telunjuk wanita itu, sebelum di detik berikutnya mereka diam-diam menghela nafas lega saat mengetahui bahwa adiknya berada di dalam sana.
"Syukurlah."cicit Asa sebelum mengusap dadanya yang sebelumnya berdegub kencang.
"Nona-Nona, ngomong-ngomong adik kalian belum membayar tiketnya."beritahu si penjaga.
"Ah, aku akan membayarnya."ucap Pharita sebelum mengambil uang dari tasnya dan memberikannya pada penjaga tersebut.
"Terima kasih, ini kembaliannya."
"Tidak, ambil saja untukmu."tolak Pharita sambil tersenyum.
"Baiklah, sekali lagi terima kasih Nona."
"Hum.."
Brak!
"Woah!"
"Eomma! Aku takut!"
"Yakh! Apa kau tidak bisa pelan-pelan!"
Dengan mengejutkan, tiba-tiba terdengar keributan di dalam arena bumper car.
Sontak, Rami, Asa dan Pharita, begitupun sang penjaga wahana segera mengalihkan perhatian mereka ke dalam. Dan pemandangan pertama yang mereka lihat, benar-benar berhasil membuat mereka membelalakkan mata masing-masing.
Di dalam sana, ada sekitar sepuluh mobil kecil yang tengah di gunakan oleh sepuluh anak, termasuk Chiquita.
Menggunakan mobil kecil berwarna putihnya, sambil tertawa bahagia, dengan penuh semangat Chiquita mengejar dan menabrak mobil ke sembilan anak itu, yang terdiri dari anak perempuan dan laki-laki, yang berusia sekitar, 12,10,11 bahkan 9 tahun.
Mengabaikan teguran bebera Ibu yang pada kenyataannya menemani anak-anak mereka di dalam sana. Chiquita terus mengejar dan menabrak mobil anak-anak itu. Dimana itu berhasil membuat beberapa anak ketakutan, menangis, bahkan mengadu pada Ibu mereka agar menghentikkan permainan.
Takut suasana akan semakin kacau, Asa menjadi orang pertama yang berlari masuk sebelum akhirnya diikuti Pharita dan Rami.
Memasuki arena, Asa segera berlari kecil mendekati mobil Chiquita, dan menghadang jalannya.
"Canny, sudah cukup, oke."bujuk Asa sehalus mungkin.
Disisilain, Rami dan Pharita diam-diam menoleh pada para Ibu yang tengah menenangkan anak masing-masing sambil menggerutu.