8

2.1K 64 2
                                    

Setelah selesai makan malam, keluarga rizal berkumpul bersama diruang keluarga, ruang keluarga tidak menggunakan sofa mereka duduk lesehan dengan alas karpet tebal berbulu halus. Mereka duduk dengan berdampingan, ayu duduk dekat dengan wanto, rizal duduk bersebelahan dengan putri, sedangkan amel dan rakha duduk ditengah sedikit didepan dari kedua pasangan dibelakangnya.

Amel menemani rakha menonton televisi yang menayangkan bermacam hewan, sekalian amel akan mengetes daya ingatan rakha.

"Itu ayam, aka tau kan suara ayam gimana?" Tanya amel menunjuk ayam yang berkokok.

"Tok tok" Kata rakha dengan bertepuk tangan.

"Wah pintar banget sih aka nya bunda" Kata amel tertawa mendengar suara rakha yang  menyerupai suara orang mengetok pintu, tapi amel sangat bangga kepada rakha yang seenggaknya sudah tau dan hapal.

"Oma kok unda lupa ya suara bebek" Kata amel mengetes pengetahuan rakha, amel sendiri memanggil bunda ke dirinya sendiri.

"Wekk wekk wekk" Kata rakha terus menerus.

"Aduh cucu oma makin pintar aja" Kata ayu menghampiri rakha, mencium seleuruh wajah rakha karena gemas.

Wanto dan rizal pun sampai ikut tertawa mendengar suara lucu dan cadel milik rakha, sangat menggeletik telingga dan perutnya untuk tertawa. Putri? Hanya menatap sekilas kedepan lalu kembali fokus ke handphone nya.

"Oma sama opa tidak tau ya kalo aka sekarang udah berani berjalan, sini aka kasih tau oma sama opa kalo aka udah bisa jalan." Kata amel, rakha menghampiri amel dengan merangkak, mengambil tangan amel yang terulur kedepan. Putri yang mendengar itu kembali mengalihkan tatapannya dari ke handphone menatap kedepan.

Rakha berjalan dengan tertatih sebanyak 5 langkah walaupun berpegangan pada jari telunjuk amel, tapi itu perkembangan yang pesat padahal amel baru melatih rakha seharian. Amel yang mencoba ngetes dan ternyata rakha berani dan ketagihan, amel bahagia dan senang bukan main. Rasanya berbunga bunga, apalagi itu dirinya yang melatih seperti ada kebanggaan tersendiri.

"Cari opa aka" Kata amel yang dituruti oleh rakha amel berjalan dengan pelan dan sedikit mengangkang karna rakha berjalan didepan dengan langkahnya yang kecil.

Setelah sampai di wanto aka membelokkan tubuh nya menuju rizal mengabaikan tangan opa yang terulur, "opa nya diprank dong" Kata ayu tertawa. Apalagi setelah menatap wajah melas wanto tambah pecah tawa ayu, sangat tidak sopan terhadap sang suami bintang 1.

"Paaa paa" Kata rakha didepan rizal yang terdiam dengan senyuman kaku, tangannya hanya mengelus kepala sang anak. Huh amel sangat kesal dengan rizal yang tidak ada gembira nya sama sekali untuk sang anak, apalagi putri hanya menatap anaknya sekilas dan menatap amel dengan sinis nya. Bahkan amel memergoki putri yang mendengus pelan, dih si paling songong. Batin amel, ia abai kan saja diladenin pun percuma apalagi dia masih kecil nanti tulah.

"Iya papa nya aka kaku kaya paku" Kata amel membuat ayu kembali tertawa, rakha pun ikut tertawa mungkin mentertawakan papa nya, amel tidak tahu rakha tertawa karna apa tapi ia menganggapnya sih begitu. Seterah amel bahagianya amel kok ngatur.

"Enggak ya papa nya dede ganteng kaya dede" Balas rizal mencoba mencairkan suasana.

Rakha mendengar itu menggeleng kan kepalanya dengan kuat sampai amel sendiri yang memegang kepala rakha agar berhenti bergeleng, ia memegang rakha dengan satu tangan.

"Daa" Kata rakha membalas yang jelas tidak dimengerti oleh rizal.

"Dede mirip bunda ya? Tapi kenyataannya dede mirip papa." Kata ayu membuat rakha sudah mulai merengek dengan memeluk amel, karna posisinya amel berjongkok didepan rizal dihadapannya ada rakha.

Menjadi istri kedua (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang