18

1.8K 56 0
                                    

PJam 3 pagi amel kembali terbangun dengan rakha yang merengek, amel mengusap punggung rakha namun sang anak tidak kunjung tenang. Amel menggendong rakha memutari kamar untuk menenangkan, mengusap punggung rakha dan menepuk pantat rakha, tidak lupa amel berbisik ditelinga rakha menenangkan.

Jujur amel sedikit merasa takut, takut akan hal mistis, anak yang sedang sakit dan rewel pada malam hari itu sangat membuat amel takut. Seperti saat ini dengan tabah amel menenangkan rakha untuk tidak lagi merengek, amel menatap setiap sudut yang di tunjuk rakha.

Amel berpikir positif, ia mengalihkan pikiran negatif nya jauh jauh. "Aka bobo lagi ya, ini masih malam." Kata amel namun rakha kembali menunjuk pintu.

"Aka mau keluar?" Tanya amel yang tidak dijawab oleh rakha namun tangannya tetap menunjuk pintu.

Toktoktok

Suara pintu membuat amel terkejut bukan main, jantungnya berdetak kencang. Ingin ngomong namun takut, amel memeluk tubuh rakha dengan kencang.

"Mell ini mas" Suara dari luar, amel mengenali suara itu, namun ia tetap takut dan diam dalam posisinya. Ia takut itu makhluk gaib yang meniru rizal.

Bunyi pintu dibuka dan sedikit demi sedikit pintu terbuka, dan setelahnya rizal menatap terkejut amel dan rakha membuat amel ikut terkejut.

"Ih mas amel takut banget" Kata amel menghampiri rizal saat ia melihat kaki rizal yang menyentuh lantai.

Amel menyalami tangan rizal, memeluk rizal tidak erat karna ada rakha dalam pelukannya.

"Aka rewel mel?" Tanya rizal dalam pelukannya.

"Iya dari tadi nunjuk unjuk, terakhir nunjuk pintu. Ternyata dia tau papa nya pulang." Kata amel melepas pelukannya, menatap rizal yang menggunakan baju dan celana panjang.

"Sini aka sama papa, kasihan bunda lelah gendong aka." Kata rizal yang ternyata rakha mau digendong sama papanya.

Amel menggerakkan badannya yang terasa kaku, "mba putri ikut mas?" Tanya amel.

Rizal menggeleng, "sibuk besok ada rapat" Kata rizal yang diangguki oleh amel.

"Aka bobo ya" Kata amel berjalan kebelakang punggung rizal untuk melihat rakha.

"Tidur mas, bobokan di kasur aja. Mas juga pasti capek nyetir." Kata amel yang dituruti oleh rizal.

Amel juga ikut tidur, amel tidur dekat tembok rakha tidur di tengah dan rizal di ujung. Rizal membuka baju nya dan memeluk rakha, metode ini sangat mempan untuk rakha, namun dulu dilakukan oleh wanto.

Amel menatap rizal yang juga menatapnya, "capek ya, istirahat ya. Sekarang giliran mas yang jaga kalian." Kata rizal mengusap rambut amel dengan penuh kasih sayang.

"Gapapa aku tidur?" Kata amel.

"Gapapa, kamu juga butuh tidur, jangan sampai kamu ikut sakit." Kata rizal, amel memejamkan mata nya tidak lama ia tertidur dengan pulas, dengkuran halus rizal dengan dari 2 hidung kesayangannya.

...__...

Pagi nya amel dapat membantu ayu masak untuk sarapan, rakha masih tidur dengan papa nya, rakha tadi malam tidak kembali rewel tidurnya tenang mungkin karna ada papanya.

"Izal pulang jam berapa mel?" Tanya ayu kepada amel yang memotong wortel membuat sop untuk rakha.

"Amel kurang tau bu, tapi rakha rewel jam 3. Rizal datang ke kamar amel jam 3 an." Kata amel tanpa mengalihkan tatapannya dari wortel yang dipotongnya, takut terluka.

"Ibu baru tau tadi, ada mobil rizal waktu nganter bapak keluar buat kerja." Kata ayu, memang jika kerja, bapak berangkat pagi seperti sekarang sudah berangkat, tanpa sarapan. Padahal jam baru menunjukkan pukul enam.

Menjadi istri kedua (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang