11

1.9K 62 0
                                    

Sesuatu yang membuat amel bahagia adalah melihat anak yang dia rawat penuh kasih sayang bisa berdiri dan berjalan tanpa bantuan dirinya, amel menatap tanpa kedip rakha yang mulai dari berdiri dengan menungging dan berjalan dengan tertatih.

Amel menutup mulutnya dengan air mata yang mulai turun dari pelupuk matanya, amel langsung berteriak memanggil wanto dan ayu yang entah berada di mana dan sedang apa.

"Kenapa mel" Kata ayu menghampiri amel yang masih berdiri dengan air mata yang mengalir, wanto dibuat bingung oleh menantunya itu, apalagi ayu sudah khawatir.

Amel menunjuk rakha dengan tangannya, "Ya allah cucu ku sudah bisa berjalan sendiri." Kata ayu dengan terharu ia pun ikut meneteskan air matanya.

Wanto menatap bangga amel yang sudah berhasil membuat sang cucu berjalan, rakha menghampiri amel dengan tertatih namun pasti, ia memeluk kaki amel dengan tertawa.

Amel langsung berjongkok dan memeluk tubuh gembul rakha, ia menciumi wajah rakha dengan kecupan kecupan.

"Aka hebat, aka buat bunda bangga." Kata amel mencium ubun ubun kepala rakha lama.

Setelah amel, wanto dan ayu giliran memeluk rakha.

"Bapak bangga sama kamu mel, kamu berhasil mengajari rakha berjalan dalam waktu singkat." Kata wanto memeluk mantu nya itu, mantu yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Begitu pun dengan amel yang menganggap wanto sebagai ayahnya.

Amel memeluk wanto dengan erat, tidak tau harus menjawab apa amel hanya mengangguk saja, dengan adanya wanto amel sedikit merasa terobati rasa kangennya kepada arya ayah nya.

"Nanti kasih tau rizal sama putri mereka pasti tidak sabar untuk pulang, kita ejek papa ya nanti." Kata ayu membuat rakha mengangguk saja, rakha kembali berjalan menuju mainan mobil mobil yang ia mainkan tadi sebelum amel ke dapur untuk minum.

"Setelah ini kamu akan tambah lelah mel" Kata ayu membuat amel tertawa begitupun dengan wanto.

"Gapapa bu, yang penting rakha sehat dan aktif. Masa masa pertumbuhan rakha saat ini yang akan kita rindukan esok hari disaat dia sudah remaja bahkan sudah memiliki rumah tangga sendiri." Kata amel yang diangguki oleh ayu.

"Dulu kamu ngeluh capek jaga rizal yang sangat aktif tapi giliran anaknya sudah remaja minta anak lagi" Kata wanto membuat ayu malu, tidak tinggal diam tangannya memukul tangan wanto suara pukulannya memang keras tapi tidak terasa sakit.

"Kenapa nggak buat" Tanya amel dengan polosnya tambah membuat ayu malu dan wanto tertawa kecil.

"Rejekinya cuma satu" Jawab wanto.

"Daa, leh." Kata rakha menunjuk kearah tv.

"Noo, nggak boleh bahaya. Bunda ambilkan." Kata amel menghampiri rakha, mengambil mobil kecil yang masuk disela sela kabel tv.

"Pak nanti dikasih apa gitu biar nggak bisa di jangkau sama dede" Kata ayu yang diangguki wanto.

"Bapak pergi keluar dulu ya bu, mau servis mobil  dulu." Kata wanto yang diangguki ayu tidak lupa ia menyalami tangan sang suami.

Wanto pun menghampiri amel dan rakha untuk pamitan, "dede salim dulu opa mau servis mobil" Kata wanto yang membuat rakha kembali berjalan kearah amel.

Menyalami tangan wanto tidak lupa wanto mencium kepala sang cucu, amel pun menyalami tangan wanto.

"Dada dulu sama opa" Kata amel yang dilakukan oleh rakha membuat wanto merasa gemas sendiri.

"Hati hati pak" Kata amel yang diangguki oleh wanto.

Ayu kembali ke aktivitasnya menyetrika pakaian kerja suaminya di ruang khusus setrika, diruang tamu hanya ada amel dan rakha yang masih aktif berjalan dan bermain.

Menjadi istri kedua (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang