"Sama mama dulu, bunda mau eek dulu. Aduh sakit banget perut bunda." Kata amel untuk membuat rakha mau bersama sang mama nya, bukannya mau rakha malah tertawa menatap wajah amel yang dibuat pura pura sakit.
"Bunda nya sakit perut malah diketawain" Kata wanto yang menatap cucu nya itu dengan tertawa kecil juga.
"Pamitan dulu sama papa dan mama, nanti nggak ketemu lo selama 5 hari." Kata ayu kepada rakha namun diacuhkan oleh si bayik.
Rakha hanya menatap amel sambil tertawa, tangannya meraba raba wajah amel.
"Salaman dulu sama papa dan mama" Kata amel membuat rakha menatap putri dan rizal secara bergantian, lalu kembali menatap amel, bingung si bayik.
Amel berjalan ke arah rizal, "gendong sebentar sama papa dan mama terus cium pipi." Kata amel, menyerahkan rakha kepada rizal, untungnya si bayik mau.
"Jangan nakal sama bunda, oma dan opa ya. Papa sayang dede." Kata rizal mencium wajah rakha dan ubun ubun nya tidak ketinggalan, setelahnya ia menyerahkan rakha ke putri yang diam menatap rizal dan rakha.
Rizal kembali kehadapan orang tua nya untuk salaman dan kehadapan amel, canggung jelas dirasakan oleh rizal berbeda dengan amel yang memiliki sifat cuek dan blak blakan. Amel mengambil tangan rizal lalu menyalami tangan itu tidak lupa ia mencium telapak tangan rizal, mengabaikan sekitarnya yang menatap dirinya dengan pandangan berbeda beda. Rizal juga tidak lupa mencium jidat amel sebagai kehormatan saja.
Amel menatap rakha yang terlihat risih digendong oleh putri, tubuhnya tidak bisa diam saat di cium. Tangannya mengarah kepada amel saja, wanto dan ayu yang menatap itu perihatin terhadap putri.
"Daaa" Kata rakha dengan rengekan, kedua tangannya terulur kearah amel.
Putri mencoba mengalihkan sang anak dan mengajak nya bicara, namun si bayi tetap mencari amel.
"Sama mama dulu dede, dede nggak sayang mama ya, dede nggak suka mama gendong." Kata putri, membuat mereka termasuk amel merasakan pedih di hati nya.
Amel mencoba bersembunyi dibalik tubuh ayu dan wanto, agar rakha tidak mencari dirinya. Mungkin dengan begitu rakha mau anteng sama putri, tapi ternyata tidak ngaruh, rakha tetap mencari keberadaan amel dengan memanggilnya.
Putri terlihat menyerah ia berjalan kearah amel dan dengan raut wajah sedihnya menyerahkan rakha kepada amel, membuat amel merasakan tidak enak hati kepada putri.
"Maaf mba" Kata amel kepada putri yang dibalas anggukan kecil oleh putri.
Rakha yang sudah berada di pelukan sang bunda langsung menyembunyikan wajahnya di dada amel.
"Daaadaaa mama daadaa papa" Kata amel melambaikan tangan rakha saat rizal dan putri sudah memasuki mobil, suara klakson mobil tanda pamit rizal dan putri meninggalkan rumah.
Rakha masih dalam posisi enak nya bersandar di dada amel dan menatap mobil mama dan papa nya yang berjalan dengan wajah biasa saja, tidak ada tangisan tidak ada senyuman, hambar.
"Ibu amel ngerasa nggak enak sama mba putri" Kata amel berjalan memasuki rumah bersama wanto dan ayu.
"Kenapa?" Tanya wanto.
"Nggak enak aja apalagi mba putri tadi ngomongnya nusuk ulu hati, jadi ikut sedih dengarnya." Kata amel menepuk pantat rakha.
"Mau gimana lagi, semua tergantung kita sebagai orang tua yang ngurus anaknya, rakha masih kecil tapi dia paling ngerti. Kasih sayang yang dibutuhkan dari orang tua tapi ndak dia dari kedua orang tua nya, malah kamu yang sayang banget sama rakha dan mau ngurus rakha." Kata ayu ia mengusap kepala rakha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi istri kedua (END)
Short Storymenceritakan kisah tentang perjalanan amel menjadi istri kedua dan ibu sambung buat anak imut, gemoy, gembrot bernama rakha.