14

2K 56 0
                                    

Amel terbangun dari tidur paginya, ia terbangun bukan karna gangguan dari rakha atau rengekan dari rakha. Namun ia terbangun karna merasakan sesak, amel menatap perutnya yang terdapat tangan kekar memeluknya dengan kencang mengakibatkan ia bangun karna merasa sesak.

Amel mengusap tangan itu, ia menatap didepannya, rakha masih tidur dengan nyenyak nya, bahkan masih menggunakan baju hiu nya. Tadi malam amel sempat ingin mengganti baju rakha namun sang anak menolak, malah sang anak merengek dan berakhir rewel namun masih bisa amel atasi.

Dibelakang tubuhnya terdapat papa dari si anak hiu, hembusan nafas amel rasakan dilehernya, sedikit membuatnya geli, mau dilarang? Percuma toh dia sudah menjauhkan kepala rizal dari lehernya bahkan tadi malam ia sempat mendorong namun hasilnya tetap akan kembali ke sedia kala.

"Mass, bangun." Kata amel menepuk tangan rizal namun tidak dihiraukan.

"Kebo banget sih, mass. Aku sesak loh kamu peluk erat gini, lepas dulu nanti kamu lanjut tidur." Kata amel mencoba melepas tangan rizal namun tidak bisa, amel menghela nafas. Sabar mel sabar, punya suami kaya rizal harus sabar, batin amel mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Tidak ada pilihan lain, siapa suruh kebo." Kata amel dan langsung melancarkan aksinya, tidak lama terdengar teriakan kaget rizal, sang empu pun sampai bangun dari tidurnya.

Rizal menatap amel, tertawa dengan wajah bersalahnya, rizal yang tidak terima kembali merebahkan tubuhnya dengan memeluk tubuh amel dengan erat bahkan rizal membawa tubuh amel diatas tubuhnya.

"Mas turunin, bahaya." Kata amel memukul dada bidang rizal yang tidak mengenakan baju.

"Bahaya apa sih, halal aja kok. Mau morn-"

"Nggak usah diterusin, dasar mesum." Kata amel menggigit dada rizal.

"Akk, sakit mel. Hobi banget sih gigit mas, entar mas gigit balik marah. Jugaan mesum dari mananya sih? Kita udah sah suami istri kok." Kata rizal tanpa malu, hay itu masalah sangat sensitif untuk dibicarakan.

"Mau turun, nanti aka bangun loh. Aku nggak mau ya aka ngeliat adegan kaya gini." Kata amel dengan wajah garangnya.

"Iya, nanti kalo nggak ada aka boleh dong. Nanti siang kita pergi keluar, ngehotel bentar." Kata rizal menurunkan amel disampingnya.

Amel menatap rizal dengan memutarkan matanya, "ngehotel sekalian sewa di lampu merah banyak." Balas amel membuat rizal tertawa, sangat seru menggoda amel walaupun dibalas sinis oleh amel.

"Takutnya nggak ori cewek tulen" Kata rizal membuat amel memukul dada bidangnya.

"Nggak usah sembarangan deh, emang nggak dikasih jatah sama mba putri apa." Kata amel tanpa mau menatap wajah rizal.

"Dari kamu nggak ada"

"Dasar cowok nggak cukup satu cewek" Ucap amel mengusap pipi rakha yang terdapat airnya.

"Gimana ya, mas kan punya dua istri." Kata rizal membuat amel menyerahkan tangannya bekas air liur anaknya kehidung rizal.

"Beh harum nya bikin muntah" Ucap rizal, namun kembali mendekatkan tangan amel untuk dicium kembali.

"Candu ya" Kata amel yang diangguki oleh rizal.

"Kalo bau liur bunda nya gimana? Bikin candu juga nggak?" Tanya rizal menggoda amel kembali.

"Mau coba" Tantang amel.

"Boleh tapi pake mulut mas langsung" Balas rizal menarik turunkan alis nya.

"Udah ah mau bantu ibu dulu, mas jaga anaknya jangan ditinggal walaupun cuma ke kamar mandi." Kata amel bangun dari tidurnya, ia mengikat rambutnya dengan karet yang ia gunakan sebagai gelang.

Menjadi istri kedua (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang