13

1.3K 49 0
                                    

Suasana cafe yang ramai akan anak muda mudi bersama sang sahabat dan pacarnya memenuhi ruangan, begitu juga dengan rizal yang ternyata sudah ada janji dengan kedua sahabatnya.

Amel duduk disamping rizal dengan memangku anak hiu yang terdampar, dihadapan nya ada bagas dan dito yang menggoda rizal.

"Mau pesan apa mel" Tanya rizal kepada amel yang diam sedari ia datang tadi sekitar 10 menit lalu.

"Mau kentang sama smoothies strawberry, kalo aka nugget ayam." Kata amel menatap menu yang dipegang oleh rizal.

"Enggak mau makanan berat?" Tanya rizal.

"Enggak tadi udah makan di rumah" Jawab amel menatap rizal.

"Aka minum nya apa?" Kata rizal lagi.

"Aku bawain susu nya kok, eh tapi pesan air putih juga takutnya nanti pengen minum air." Kata amel yang diangguki oleh rizal.

"Sama nasi goreng seafood nya 1, jus apel juga 1, sama air putih 1." Kata rizal kepada waiters yang mencatat.

"Ada tambahan lagi?" Tanya si waiters nya.

"Tambah kopi seperti biasa juga mba 2" Kata dito yang diangguki oleh si waiters nya, dapat amel simpulkan mereka bertiga menjadi langganan nongkrong dicafe ini.

Setelah nya rizal, bagas dan dito berbincang bincang tentang usaha yang akan mereka buka dalam waktu dekat, dari yang amel pahami sih usahanya tentang berlian begitu.

"Eh kemarin negara tetangga ngasih berlian bagus banget yang dijadiin simbol gelang, berliannya unlimited. Memang modelnya sederhana tapi sangat mewah dan elegan." Kata dito memberitahu kepada kedua sahabatnya.

"Tau dari mana lo?" Tanya bagas.

"Gw kemarin dikabarin sama temen yang ada di sana, ngasih tau gw siapa tau ada yang minat, coba kalo duit gw cukup gw bayar bro." Balas dito sayang sekali dito tidak memiliki istri, kalo pacar dia punya tapi menurutnya tidak ada kesannya ngasih pacar, rugi dong. Pikir dito.

"Buat apaan lo aja nggak punya istri, kalo buat cewek lo gw nggak yakin." Kata bagas yang dibalas tawa oleh rizal, rakha yang duduk anteng dipangkuan amel pun ikut ketawa.

"Ih kaya ngerti aja sih" Kata amel menguyel pipi chubby rakha, rakha yang merasa dinistakan meminta duduk dipangkuan papa nya, rizal pun mengangkat rakha untuk duduk di pangkuannya.

"Kabarin temen lo, gw mau barang itu." Kata rizal membuat suasana langsung senyap.

Amel yang paham akan suasana canggung ini, tapi ia diam saja, toh mau ngomong apa juga dia.

"Tapi ini ada satu zal" Kata dito.

"Ya gapapa gw bayar" Sahut rizal dengan biasa saja.

Amel tertawa menatap wajah dito yang sulit dijelaskan, bagas dan dito yang mendengar tawa amel menatap amel dengan pandangan heran.

"Kenapa sih, kalian kira aku bakal iri ya kalo mas rizal ngasih gelang ke mba putri." Kata amel dengan blak blakan.

Dito meringis mendengar ucapan amel, ia menatap amel dan rizal dengan cengengesan.

"Maaammm" Kata rakha menunjuk waiters tadi berjalan ke arah meja mereka dengan membawa mapan yang berisi pesanan mereka tadi.

"Tau aja maem nya datang" Kata rizal memegang tubuh rakha yang tidak bisa diam.

Amel mengarahkan handphone nya kehadapan rizal bukan untuk memotret rizal tapi rakha, tangan mungilnya menggenggam nugget ayam. Dimana pun dan ngapain pun amel selalu mengabadikan momen rakha, jadi tidak heran kalo galeri nya penuh akan foto rakha.

"Hay guys liat di cafe ini menerima tamu hewan laut, nih hiu terdampar. Hiu ini sedang memakan nugget ayam, dari info yang diketahui si hiu lagi kelaparan. Anak hiu ini berpisah dari induknya yang mencari makan, karna tidak hafal jalan si hiu terdampar di kafein aja, sekian info dari saya, si penyuka keimutan." Kata amel memvideokan rakha yang sedang makan, rakha hanya tertawa saja menatap amel berbeda dengan rizal, bagas dan dito yang sedikit meringis namun ikut tertawa juga karna lelucon mini blog yang dibuat amel.

"Beda dari yang itu ya gas" Kata dito berbisik kepada bagas yang dibalas anggukan.

"Lebih baik yang ini menurut gw" Kata bagas menimpali.

Rizal menatap handphone amel yang menayangkan hasil mini vlog nya tadi, rizal tertawa menatap rakha yang sangat imut. Tubuhnya semakin gembul, setiap hari nya pasti naik terus berat badan si rakha.

"Nanti aku kasih liat mini blog yang paling lucu menurut ku mas, pengen spell tapi nanti kamu tau duluan." Kata amel menyimpan handphonenya kembali kedalam tas nya, tidak lupa ia mengambil tisu kering untuk mengusap wajah rakha yang belepotan keju dari si nugget ayam.

Rizal tanpa kedip menatap amel yang telaten mengusap bibir rakha, dada nya berguncang tanpa di minta, semoga saja amel tidak mendengar suara detak jantungnya, pikir rizal.

"Kedip zal" Goda dito membuat rizal sadar ia langsung menatap dito dan bagas yang berada dihadapannya dengan wajah datar nya, merusak suasana saja.

Amel menatap rizal, "kenapa?" Tanya amel.

Rizal menggeleng, "eleh bilang aja kagum zal, nggak usah malu malu gitu sama istri." Kata bagas ikut menggoda rizal.

Amel yang mendengar tersenyum lalu ia menatap rizal, "kagum sama aku mas? Nggak usah malu kalo sama istrinya, nggak boleh bohong juga harus jujur." Kata amel ikut menggoda rizal, ia bukan cewek pada umumnya jika digoda akan malu, ia akan ikut menggoda juga.

Rizal yang menatap amel tersenyum penuh misterius, "kagum sama istri sendiri nggak salah kan, nggak dosa juga." Kata rizal mengakui dengan wajah sombongnya.

Dito dan bagas mendengus barengan, niat menggoda malah mereka berdua menjadi nyamuk. Kalo sama amel, rizal berbeda, batin bagas dan dito.

"Daaa" Panggil si bayik perusak suasana tatapan dua pemuda yang seperti sedang jatuh cinta.

"Apa sayang" Kata amel kepada rakha, wajah yang tadi amel bersihkan kini kembali berantakan penuh oleh rempahan nugget dan keju, rambut yang tertata rapi kini berantakan ditarik atau digaruk oleh rakha.

"Baru keramas loh nak" Kata amel meringis menatao rambut rakha, amel mengusap rambut rakha untuk menghilangkan rempahan yang nyangkut di rambutnya, tidak lupa amel mengusap rambut itu dengan tisu basah, takut saat tidur akan tercium oleh semut merah.

"Bisa keramas lagi nanti" Sahut rizal ikut mengusap rambut rakha merapikan rambut itu agar tertata rapi.

"Keramasnya nggak mungkin sekarang yang ada anaknya sakit, kalo dibiarin tampa dibersihin pake tisu basah nanti dicium sama semut api." Kata amel menyahuti, rizal? Meringis mendengar kata amel yang memang benar, ia tidak memikirkan itu.

"Ekmm" Kata dito seolah berbatuk, padahal dibuat buat.

"Nanti batuk beneran lo" Kata bagas mengingatkan dito.

"Jangan didoain bego" Kata dito mendapatkan hadiah berupa getokan di kepalanya oleh bagas.

"Bukan ngedoain, tapi ngingetin. Lebih baik diam dari pada berlagak batuk, nanti tuhan lo salah paham." Kata bagas, perdebatan diambil alih oleh dito dan bagas, tadinya yang berdebat amel dan rizal sekarang dito dan bagas.

Rakha? Hanya menatap dengan menikmati ayam nugget nya, terkadang ia tertawa namun kembali fokus makan.

Rizal menatap kedua sahabatnya dengan datar, sudah biasa dan sangat terbiasa. Jika ia selalu menjadi penengah namun untuk saat ini ia membiarkan saja sampai mereka terdiam dengan sendirinya.

Rizal menatap amel yang melihat bagas dan dito dengan heran, rizal menggenggam tangan amel, "kenapa?" Tanya amel tanpa melepas tangan rizal, ia biarkan saja.

Rizal menggeleng, ia hanya merasa suasana malam ini sangat berbeda, tidak seperti yang dilalui nya jika bersama putri. Untuk pertama kali nya juga ia keluar dengan membawa rakha, menurutnya lebih baik membawa rakha dari pada berduaan saja, jugaan membawa anak tidak seberat yang putri ucapkan.

Menjadi istri kedua (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang