Rakha berjalan menuju pintu yang diketuk, amel berjalan dibelakang rakha, tamu yang datang sudah amel tahu. Amel membukakan pintu dan terlihat anggun yang berdiri dengan tas kain besar dikedua tangannya, anggun menatap rakha dengan diamnya.
Rakha berjalan menghampiri anggun, tangannya terulur kepada anggun.
"Aaaaa" Kata anggun teriak dan menggendong rakha, "ponakan onti dah bisa jalan, mau hadiah apa dari onti." Kata anggun menatap rakha yang memegang pipi anggun dengan kedua tangan gembul nya.
"Moyyy" Kata rakha membuat amel kegirangan.
"Seneng deh lo, ih aka pengertian banget sama bunda. Ke mall mau beli apa?" Kata anggun.
"Daa" Kata rakha menunjuk bunda
"Iya sayang nanti bunda yang pilihkan ya." Kata amel yang dibalas tawa oleh rakha.
"Gapapa yang penting ponakan onti ini seneng, apalagi bundanya pasti happy banget." Kata anggun membuat amel tertawa cengengesan.
"Pii daa" Kata rakha menatap amel.
"Happy dong, nanti kita habisin uangnya onti ya." Kata amel yang dibalas anggukan oleh rakha.
Ayu yang berada di ruang sedang menyiapkan cemilan dan minuman menggeleng kepala mendengar kata amel, apalagi cucu nya yang mengiyakan saja.
"Duduk sini capek berdiri terus" Kata ayu membuat amel sadar.
"Hehe masuk gun, terlalu seneng lupa nyuruh duduk." Kata amel dibales dengusan oleh anggun.
Anggun menyalami ayu dan duduk didepan ayu bersama rakha, sedangkan amel duduk di sofa single.
"Capek nggak ya dari jakarta ke sini" Kata ayu.
"Capek bu, apalagi tadi sempat macet." Kata anggun.
Rakha bergerak ingin turun dari sofa, anggun langsung membantu rakha turun. Setelah bisa berjalan rakha jarang mau duduk anteng selalu ingin berjalan.
"Nggak ada capeknya si dede, jalan terus dari pagi." Kata ayu menatap rakha yang berjalan kearah mobil mininya.
"Lagi tergila gila berjalan" Sahut amel memakan cemilan diatas meja.
"Diminum ngun, sama cemilannya dimakan." Kata ayu.
Amel menatap cengengesan anggun, ayu menggeleng saja menatap menantunya itu.
"Nggak usah malu malu ngun kalo disini, anggap aja rumah sendiri." Kata amel memberitahu anggun yang jelas dibalas delikan oleh anggun.
"Iya bu, makasih. Maaf ngerepotin jadinya." Balas anggun tidak enak, jelas lah ia baru kenal.
"Yang dibilang sama amel benar, anggap rumah sendiri." Kata ayu yang dibalas anggukan oleh anggun.
"Aka, no jangan dimakan. Nanti nyangkut dilehernya." Kata amel memberitahu kepada rakha yang memakan bola mini sebesar kelereng.
Amel mengambil bola itu dari mulut rakha dengan tangannya sendiri, rakha hanya diam saja memudahkan amel untuk mengambilnya.
"Lain kalo tidak boleh dimakan, mainan apapun itu nggak boleh dimakan ya. Kalo makanan baru boleh dimakan." Kata amel yang dibalas wajah ingin menangis oleh rakha.
"No, bunda nggak marah jadi jangan nangis. Aka main lagi tapi nggak boleh dimakan." Kata amel memperingati rakha.
Amel kembali ke sofa membiarkan rakha bermain seorang diri namun tetap ia awasi dari jauh.
"Ternyata ngurus anak nggak segampang itu ya" Celetuk anggun, ayu mendengar itu mengangguk setuju. Tidak gampang butuh tenaga dan pikiran yang kuat.
"Mel gimana selama ini ngurus rakha?" Tanya anggun penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi istri kedua (END)
Short Storymenceritakan kisah tentang perjalanan amel menjadi istri kedua dan ibu sambung buat anak imut, gemoy, gembrot bernama rakha.