23

2K 49 1
                                    

Amel telah pulang tadi sore bersama rakha dengan dijemput oleh sang kakak, kenzo. Amel pulang berdua terlebih dahulu. Rizal, ayu dan wanto masih mengurus masalah yang diakibatkan oleh orang tau putri. Kuasa hukum yang akan rizal sewa tidak jadi karna kenzo datang langsung bersama kuasa hukumnya.

Keributan telah terjadi di ruang tamu, keluarga besar putri dibuat malu oleh manila yang sangat tidak berotak.

"Bapak ibu, ini jelas terjadinya kecelakaan umum yang diakibatkan oleh anak kalian berdua. Bukti sudah ada didepan mata kalian, namun kalian masih tutup mata, jangan cari perkara bu karna ibu sendiri yang akan masuk dilubang yang ibu buat." Kata kuasa hukum yang dibawa oleh kenzo dengan sabar menjelaskan, bahkan kuasa hukum yang disewa oleh manila membenarkan kuasa hukum yang dibawa oleh kenzo.

"Kalau bapak dan ibu tetap keras kepala ingin melanjuti kasus ini silakan, saya menerima dengan lapang dada." Kata kuasa hukum yang dibawa oleh kenzo.

"Saya tetap akan melanjuti kasus ini, anak saya harus mendapatkan keadilan." Kata manila dengan wajah tegasnya.

"Silakan saya tidak larang, saya pun akan ikut melanjuti kasus ini dengan apa yang sudah pak kenzo beritahu kepada saya. Pencemaran nama baik, memfitnah dan juga mencelakai saudara amel. Disini anak bapak dan ibu tidak akan mendapatkan keadilan yang ibu harapkan, namun ibu yang akan mengabdi didalam jeruji besi. Hakim tidak buta bu, dia juga tidak bodoh." Kata kuasa hukum amel yang dibawa oleh kenzo, setelah itu ia pamit pulang. Karna ia memiliki urusan yang jauh lebih penting lagi.

"Jangan bodoh manila, jangan keras kepala. Buka mata mu lebar lebar dan lihat cctv itu, bahkan kuasa hukum mu saja berkata demikian, kamu sudah membuat keluarga besar kita malu." Kata saudara manila yang paling besar.

Manila hanya diam ia bimbang dan takut, papa dari putri hanya diam saat kuasa hukum kenzo datang, kuasa hukum kenzo tidak main main.

...__...

Perjalanan menuju rumah rizal, amel hanya diam saja dengan memangku rakha yang girang menaiki mobil mewah sang paman, matanya masih bersih belo tidak ada kubangan air saat ngantuk menyerang.

"Masih mau bertahan? Kakak tidak terima kamu diperlakukan seperti itu." Kata kenzo untuk sekian kali nya saat mereka keluar dari pekarangan rumah putri.

"Kak ken ih, aku nggak mau jadi janda dan aku udah sayang banget sama rakha jadi nggak mau ninggalin." Kata amel dengan rengekan khas dirinya bersama kenzo.

"Sayang rakha apa sayang bapaknya" Kata kenzo menatap amel sekilas yang sudah tersenyum senyum, membuat kenzo menggelengkan kepala, dasar bucin.

"Dua dua nya" Kata amel dengan malu malu.

"Kak ken juga pasti udah tau ini bukan kesalahan rizal, aku jadi istri rizal mah emang udah takdir ku. Mau ngelak gimana lagi coba? Takdir tuhan mana bisa aku rubah, kecuali emang aku nya yang maruk dan tidak menerima apa yang sudah tuhan berikan buat hidup aku. Toh semasa aku jadi istrinya mas rizal aku tidak dilukai, disakiti, dan macem macem lainnya." Kata amel seperti mendongeng saja, anggap saja amel mendongeng tentang hidupnya.

"Iya deh adek abang yang paling gemes, udah gemes unyu eh punya buntut nggak jauh dari ibunya. Btw kakak udah kirim hadiah buat ponakan kakak, kayanya sih udah sampai rumah kamu soalnya kakak pake driver." Kata kenzo mengambil rakha dari pangkuan amel dan mendudukkannya rakha di pangkuannya, liat raut wajah kegirangan rakha saat tangannya memegang stir. Tindakan yang dilakukan oleh kenzo jelas tidak aman walaupun saat ini mereka sedang menunggu lampu merah, bagi kenzo sendiri aman aman saja karna sudah pro namun takdir tidak ada yang tahu, jadi jangan seperti kenzo jelas itu membahayakan.

"Emang hadiahnya apa" Kata amel menyenderkan tubuhnya ke belakang sandaran kursi.

"Rahasia, yang jelas membuat ponakan om jojo yang ganteng ini senang." Kata kenzo mencubit pipi rakha.

"Sok misterius banget, sini rakha nya udah mau lampu hijau." Kata amel meminta rakha namun sang anak tidak mau.

"Biarin aja, jugaan udah dekat rumah." Kata kenzo.

"Oom joo bumm" Kata rakha menyuruh mobil kenzo berjalan.

"Sabar son, liat mobil depan belum jalan." Kata kenzo menunjuk mobil dihadapannya belum jalan.

Amel mengambil handphone didalam tas selempangnya yang berada disamping tempatnya duduk, memotret dan merekam kelakuan rakha dan om nya yang sangat menghibur itu, nanti akan amel pamerkan ke rizal. Pasti bapaknya itu ikut gemas dengan kelakuan sang anak, setiap rizal menaiki mobil dan membawa rakha dan amel selalu rakha duduk dipangkuan sang papa dan seolah ia menyetir, bahkan pernah papa nya tidak dibolehkan ikut memegang stir.

Sampainya mereka didepan rumah, amel menatap kotak besar berbungkus kertas kado, "itu hadian buat rakha dari kak ken?" Tanya amel yang dibalas anggukan oleh kenzo.

Mereka keluar dari mobil menghampiri kotak besar itu dengan rakha digendong oleh kenzo, amel menatap binar kotak kado besar itu. Ia juga mengabadikan moment, memfotonya.

"Aka ayo kita buka kado nya dari om jojo" Kata amel mengambil rakha dan mendudukkan rakha  disamping kotak kado.

Kenzo juga ikut duduk dilantai bersama sang ponakan, ini juga kali pertama kenzo duduk di lantai setelah bertahun tahun tidak pernah duduk dilantai. Lebai kan? Amel juga bilang begitu kok.

"Kak bantu buka juga" Kata amel kepada kenzo agar ikut membantu nya membuka.

Kenzo yang awalnya sangat ogah karna itu kado dari nya masa ia harus ikut membukanya, karna kasihan melihat amel kesusahan kenzo dengan lapang dada membantu nya dengan rakha berada di pangkuannya, ia hanya membantu membuka kertas kado nya saja.

"Cutter nya mana?" Kata amel dengan lugu nya kepada kenzo.

"Ya mana gw tau, masa ia gw bawa cutter kemana mana. Ambil pisau atau apa kek di dalam jugaan ini rumah lo, bukan rumah gw." Kata kenzo sangat gemas terhadap adiknya ini, sangat lemot mungkin efek kurang tidur.

"Owh iya" Kata amel kemudian ia membuka pintu rumah dengan kunci yang diberikan oleh ibu mertuanya tadi sebelum pulang, amel menuju dapur dan langsung kembali ke depan dengan berlari, bahkan tadi saat di pintu dirinya hampir terjatuh jika tidak berpegangan pada pintu, sangat ceroboh.

"Pelan pelan kan bisa, kalo tadi jatuh gimana." Kata kenzo menatap adiknya tajam namun penuh akan kekhawatiran.

Yang dibilangin hanya nyengir saja, amel membuka plester yang sangat tebal itu untuk membuka kardus.

"Jeng jeng jeng, apakah isi kado dari om jojo ini. Aka deg deg an nggak?" Kata amel menatap rakha yang hanya diam menatap bundanya.

"Bunda nya yang deg deg an" Kata kenzo yang diangguki amel.

"Banget takut kado nya mengecewakan dengan harga kurang dari satu jutaan" Kata amel langsung mendapatkan toyoran dari sang kakak, selamat anda mendapatkan hadiah tanpa dipotong pajak.

"Untung nih lapangan sepak bola mini nya aka nggak kenapa napa" Kata amel mengusap jidatnya yang sedikit lebar namun tidak selebar lapangan bola.

"Aku buka ya" Kata amel meminta izin membuat kenzo menghela nafasnya dengan sabar.

Amel mengintip isi kardus besar pemberian dari om jojo untuk rakha, mulut amel menganga.

"Emang isi nya apa kak?" Tanya amel dengan alis diangkat keduanya, karna ia tidak bisa mengangkat hanya satu saja. Kata amel sih kalo bisa dua kenapa harus satu? Nanti ada yang iri bahaya.

Kenzo? Menatap adiknya itu dengan datar, ia sudah berapa kali kena prank oleh adik random nya itu. Kenapa sih sifat sang adik sangat, argg kenzo tidak bisa menebaknya.

"Hehehe, orang sabar di sayang...." Kata amel tidak melanjutkan omongannya biarkan saja kakaknya maunya gimana, di sayang pacar, di sayang orang tua, atau di sayang tuhan? Eh tapi jangan deh, kalo disayang tuhan kan beda cerita jadinya.

Amel kali ini sungguh sungguh membuka kardus nya dengan cara? Langsung membuka kedua sisi kardus yang menutupi isi didalamnya, sangat mengagetkan kenzo, fix ini mah auto nggak mau berhenti main.

Menjadi istri kedua (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang