2. Karena Pelet

454 72 28
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari, tapi fikiran dan fokus sosok laki-laki yang kini sudah bangun dari ranjang miliknya masih berputar disekitar kejadian pagi hari tadi dan lebih anehnya lagi tatapannya masih berfokus ke jas hujan kuning yang posisinya belum berubah sejak di letakkan di nakas dekat ranjang miliknya yang sebenarnya sangat kontras dengan ruangan miliknya ini.

00 dini hari, tapi fikiran dan fokus sosok laki-laki yang kini sudah bangun dari ranjang miliknya masih berputar disekitar kejadian pagi hari tadi dan lebih anehnya lagi tatapannya masih berfokus ke jas hujan kuning yang posisinya belum berubah se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warren masih penasaran dengan dirinya sendiri kenapa kejadian tak seberapa itu justru mengganggu waktu tidur berkualitasnya dan semakin aneh karena matanya tidak bisa berhenti untuk melihat jas hujan yang sangat-sangat biasa saja itu.

Untuk menghentikan kegilaannya, Warren pun meraih handphone miliknya yang posisinya berdekatan dengan benda kuning aneh itu, dan segera menelfon pemicu itu karena siapa. Dan beruntungnya setelah 3 kali berdering pemilik nomor tersebut mengangkat panggilannya.

"Hemmmm, Jam dikamarmu error kah? lupa ini jam berapa?" Seperti biasa gerutuan sahabat karib Warren menjadi kalimat pembuka ditambah suara serak khas orang bangun tidur.

"Menurutmu pelet di zaman sekarang masih ada?" Tanpa menggubris misuh-misuh sahabatnya, Warren segera mengeluarkan unek-unek yang mengganggunya seharian hingga malam hari ini dan belum berhenti mengganggunya.

"Hah? Setiba-tiba ini ? Nanya pelet dan ganggu waktu tidurku? Yang benar saja Warren" Sepertinya kantuk Satya sudah tiba-tiba hilang mendengar pertanyaan Warren yang makin hari makin aneh.

"Gimana? Masih ada gak?" Dengan tidak sabaran Warren menanyakan kegelisahannya.

"Ada. Dan untuk menghilangkan itu, seseorang yang di pelet harus ke dukun sakti sebelum semakin parah" Sekalian saja si Warren Warren ini dikerjai. Otak pintar Satya tiba-tiba mengalir deras. Bisa Satya pastikan bayangan Warren yang panik di ujung telfon sana.

Warren yang awalnya masih sedikit santai sekarang semakin khawatir karena percaya kali ini kena pelet karena perasaannya mulai was-was dan itu hanya pernah Warren rasakan saat SMA dan itu pun cuma sebentar karena pemicunya tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

"Dan... ka--" Warren langsung menutup secepat kilat sambungan telephone tanpa menunggu Satya menyelesaikan ocehannya.

Semakin khawatir karena ini hal yang tak biasa, Warren langsung menutup jendela kamarnya tapi menyalakan lampu kamar dan langsung bersembunyi di bawah selimut berharap si pengirim pelet tidak menemukannya tapi sengaja menyalakan lampu karena selain dia was-was, Warren bisa berharap bisa mengajak berantem pelet itu kalau dalam bentuk wujud hantu dan harapan lainnya semoga ini semua hanyalah mimpi dan besok akan hilang setelah matahari terbit. Begitulah kira-kira fikiran sederhana Warren.

Namun sayang seribu sayang usaha Warren tidak membuahkan hasil karena bukannya terlelap, Warren kini tiba-tiba teringat jas hujan kuning itu dan punya ide, karena mungkin saja pelet itu terbawa sampai kerumahnya karena Warren membawa turut serta si kuning itu.

RAIN FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang