7. Memories II

309 53 20
                                    

Jadi Subeom itu kayak siap-siap aja, pagi cengar-cengir, siangan dikit huru hara, sore-sore salting. Padahal ini pertama kalinya jadi shipper kdramaland. Sudah bertahun-tahun jadi penonton Kasual aja, pas kelar drama udah kelar juga bapernya. Lantas ini apaan? Virus woohye kayaknya sih efek samping dari nonton Salon Drip, padahal pas behind the scene-nya masih bisa berfikir rasional. Tapi pas udah nonton Saldrip, Udah! Kuinvestasikan 80% harapanku ke mereka, Byeon Woo Seok & Kim Hyeyoon.

* * * * * *

"Tahu gak, ada berita terbaru?" Satya yang sedang senyum-senyum penasaran dan berdiri disamping loker Warren untuk melihat kawannya  bersiap-siap untuk berganti pakaian dan pastinya ingin menganggu Warren. Apalagi kerjaan paling menyenangkan selain mengobrak-abrik sikap pendiam temannya ini.

"Penasaran gak?" Satya tidak kehabisan akal, meskipun yang diajak bicara hanya sekali melihat kearahnya selebihnya hanya abai dan berjalan kearah gymnasium, apalagi kalau bukan kearah kolam renang. Karena Satya sudah hafal kebiasaan temannya ini selain basket, renang juga menjadi olahraga yang diikuti Warren.

"Oke, karena Tuan Muda penasaran. Jadi izinkan jenderal ini untuk menginformasikan bahwa Tahu gak kemarin hampir saja salah nada saking kagetnya melihat pasangan muda mudi yang sedang bermesraan didepan mataku yang jomblo ini, kebetulan juga sih aku kenal salah satunya" Satya hanya tertawa saat melihat wajah melengos Warren.

"Jenderal apaan? Jenderal bolos" Warren hanya menimpali kata 'Jenderal' dari sekian ratus kata yang sejak tadi Satya ucapkan. Menyebalkan bukan temannya ini.

Masih belum kehabisan akal.

"Hmm, Pokoknya kemarin ada kejadian luar biasa mencengangkan karena si cowok i---" Ucapan Satya terputus dan langsung memasang wajah penasaran cengengesan dan hal lainnya karena Warren yang menghentikan langkahnya dan langsung melihat kearah Satya lengkap dengan wajah bosannya.

"Jadi jawaban apa yang kamu mau" Warren hanya menggelengkan kepalanya karena tahu tabiat temannya ini yang tidak akan berhenti untuk mengoceh sebelum mendapatkan apa yang dia cari.

"Hmm, kira-kira perempuan itu siapa?" Satya menaik turunkan alisnya untuk mengorek lebih banyak soal siapa perempuan yang bersama Warren kemarin di Mall tempat Band sekolahnya perform.

"Tidak tahu" Warren hanya mengendikkan bahunya tanda bahwa memang itulah jawaban yang sebenarnya di cari Satya.

"Tidak tahu? Yakin? Kok bisa mesra begitu kalau belum kenal. Oh My God! Warren, k-k-amu kok bisa-bisanya nakal begini"

"Nakal apaan?"

"Yah nakal lah, alasan apalagi coba selain nakal, karena meluk anak gadis orang padahal tidak kenal" Dengan dramatis Satya memasang wajah shock dengan tangan yang menutup mulutnya dan mata yang dibuat dramatis melotot.

"Justu karena aku baik makanya nolongin bocah itu kemarin, kamu tidak tahu saja dia hampir kehabisan nafas karena desak-desakan" Warren kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena meladeni Satya yang berubah jadi Satya berisik.

"Yakin nih? Kok dari jarak pandang dari panggung nih. Kayaknya situ menikmati momen deh. Mataku yang burem apa gimana yah? Soalnya kayak melihat senyum dari jauh gitu" Satya keheranan sendiri dan mempertanyakan penglihatannya kemarin.

"Heum, matamu burem. Sana minggir, mau ikutan berenang apa gimana ini? Ngekor mulu dari tadi"

Dan Satya baru menyadari memang langkahnya sedikit lagi sampai didepan pintu Gymnasium padahal rencananya tadi mau keruang band tapi melihat Warren jadi beralih kaki.

RAIN FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang