8. Memories III

285 54 4
                                    

"Kak, tahu Eclipse gak?" Hariz tiba-tiba menodong pertanyaan ke kakaknya, Hazel yang masih mengunyah nasi goreng spesial buatan Ibunya, sedangkan Hariz sedang meminum susu yang katanya simulasi mempunyai badan tinggi karena takut nanti Hariz ikutan kecil seperti Hazel sementara Ibu dan Ayahnya lumayan berbadan ideal tapi entah kenapa Hazel sendiri yang yang berperawakan mungil. Kata Ayahnya karena neneknya, Ibu dari Ayahnya juga berbadan mungil jadi gennya dari sana. Hazel percaya saja karena memang neneknya berbadan mungil seperti dirinya.

"Gerhana bulan separuh atau gerhana bulan penuh?" Ibunya ikut bertanya dan ikut duduk sarapan bersama kedua anaknya.

Hariz yang sedang minum langsung tersedak dan tertawa.

"Eclipse band bukan gerhana bulan yang itu, Tapi band sekolah yang ada di sekolahnya kak Hazel" Kini fokus Hariz kembali kearah kakaknya yang kini ikut mengernyitkan alisnya tanda penasaran dan heran.

"Emang sekolahku ada band? Kok nama bandnya sekeran itu gak ada girly-girlynya sama sekali" Hazel masih penasaran karena baru kali mendengar nama band disekolahnya yang khusus cewek tapi diberi nama Eclipse.

"Astaga Kakak, bukan band cewek juga. Maksudnya tuh band Eclipse yang dibentuk oleh LR High International School tapi yang digedung cowok. Mana mungkin cewek-cewek main band, keburu habis waktunya karena dipakai dandan mulu" Hariz langsung tertawa membayangkan cewek-cewek seumuran kakaknya jadi anak band tapi sibuk benerin poni bukannya mainin gitar misalkan.

"Siapa tahu kan, ada juga kok band-band yang personilnya cewek-cewek meskipun yah tidak sebanyak band cowok-cowok" Ibunya kini kembali memberikan argurmentasi karena memang ada band cewek juga. "Kenapa nanya band di kakakmu?"

"Yah, Hariz cuma penasaran karena katanya band Eclipse itu masih sering bongkar pasang member karena kelulusan ataupun hal lainnya. Jadi penasaran saja, kira-kira kalau Hariz ikutan ngeband di Eclipse bisa gak yah? Persyaratannya apa?" Hariz sedang membayangkan naik diatas panggung dan disoraki fans-fansnya dari bawah. Membayangkannya saja sudah Happy apalagi kejadian.

"Anak SMP mau main band-band saja. Perhatiin tuh nilai kalau mau masuk dengan mulus ke LR HIS. Karena gak akan mungkin bisa gabung Eclipse kalau masuk ke LR saja susah" Hazel hanya menggelengkan kepalanya karena Hariz yang sejak dulu memang terobsesi menjadi anak band dan sekarang juga Hazel tidak tahu, Adiknya ini dapat informasi soal Band bernama Eclipse itu dari siapa. Sementara Hazel saja baru tahu pagi ini.

"Gampang itu, belajar dan jadi juara terus jadi anggota band Eclipse kayaknya seru. Iyakan Bu?" Hariz kini butuh validasi untuk melawan kakaknya yang sepertinya tidak yakin soal keinginan mulianya itu untuk bergabung dengan Eclipse, band impiannya.

"Iya boleh. Tapi harus lulus dulu yang bener nanti urusan ikut band itu urusan kedua. Oke?" 

"Pasti dong, Bu. Oh iya nanti kapan-kapan Eclipse manggung boleh dong kabarin, jadi penonton aja dulu sebelum jadi member Eclipse kayaknya seru juga. Gimana?" Kali ini Hariz berharap kakaknya akan mengabulkan permintaannya. Karena meskipun sering berantem tapi kadang kakaknya bisa jadi manis juga. Kadang-kadang.

"Keuntungannya apa buat kakak?" Hazel si tidak mau rugi kalau menyangkut adiknya. Karena kapan lagi kan memanfaatkan si adiknya ini yang sangat susah di bodohi.

"Apa saja. Misal sebulan nganterin kesekolah atau ini" Roti setengah gigitnya diberi ke piring nasi goreng kakaknya sebagai tanda stempel perjanjian.

" Ihh apaan ini? mana ada nasi goreng lauknya roti. Ambil lagi! Oke, nanti informasi Eclipse akan kakak dapatkan dan untuk 'apa saja' nanti difikirkan mau minta apa. Kkeut stempel janji tidak boleh ingkar" Hazel hanya tersenyum culas saat menempelkan telapak tangannya ke dahi Hariz sebagai stempel persetujuan janji tanpa hitam diatas putih dan Hariz yang sedang mengambil kembali roti gigitannya dari piring nasi goreng  didepannya mengaduh karena ceplakan tangan kakaknya yang luar biasa semangat dan tiba-tiba saja perasaan Hariz tidak enak karena merasa kali ini permintaan kakaknya aneh. Memang selalu aneh sih jadi tidak heran lagi. Tapi tetap saja kefikiran.

RAIN FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang