Sinopsis

1.3K 98 0
                                    

Hazel sudah lupa kapan terakhir dia memikirkan soal asmara. Semua itu bukan tanpa alasan selain karena kesibukannya yang tak pernah padam meskipun di hari libur sekalipun.

Senin sampai Jum'at dia akan menjadi dosen  di salah satu Universitas ternama di kotanya. Sedangkan Sabtu, Hazel akan menjadi pengisi salah satu siaran Radio Rutin di akhir pekan, ditambah lagi selesai siaran bukannya langsung pulang tapi langsung berangkat lagi ke salah satu Cafe miliknya yang sesekali Hazel datangi hanya untuk memantau dan kadang ikut membantu karena setiap akhir pekan pasti akan selalu ramai pengunjung.

Hari liburnya cuma Minggu, dan apa yang dilakukan Hazel? Tidur. Iya tidur, sebagai reward untuk Jiwa dan Raganya yang serasa bersesakan selama enam hari selama seminggu.

Jadi saat Hazel ditanya soal Asmara. Jawabannya hanyalah Omong Kosong, karena masa-masa mudanya hanya dihabiskan untuk belajar dan bekerja.

Menjadi tulang punggung keluarga sejak lulus sekolah, bukan karena Hazel di paksa melainkan sebagai bentuk sayangnya kepada ibunya yang telah merawat Hazel dan adiknya seorang diri setelah ditinggal pergi oleh ayahnya sejak lama. Ayahnya adalah Jenderal TNI yang gugur saat bertugas di Lebanon, dua belas tahun yang lalu.

Hazel mencintai ibunya lebih dari apapun, dan saat ditanya apakah ibunya tidak ingin menikah lagi? Jawaban yang didapatkannya hanyalah 'Cinta Ibu hanya untuk Ayah kalian,tidak akan ada lagi laki-laki yang lain bisa menggantikan cinta Ayah kalian'.

Hazel mengerti dan paham betapa besar cinta dan kesetiaan Ibunya kepada sang Ayah. Karena semasa mendiang Ayahnya hidup, sosok Ayah adalah wujud dari romantika sepasang suami istri yang tidak pernah lekang Meskipun sudah bersama selama puluhan tahun.

Kisah cinta orang tuanya sungguh apik. Pacaran sejak sekolah dan menikah saat hubungan mereka sudah menginjak sepuluh tahun, menunggu kehadiran anak dalam pernikahannya selama enam tahun disaat sudah putus asa namun Ternyata diberi hadiah dari langit. Putri cantik yang berharga. Itulah Hazel.

Itulah mengapa Hazel selalu merasa cinta ayah dan ibunya tidak pernah padam karena Hazel dan Hariz,adiknya pun merasakannya. Meskipun kini mereka hanya tinggal bertiga tapi kehadiran Ayah mereka seperti selalu ada, karena Cerita Ibunya yang tak pernah ada habisnya Meskipun hanyalah hal-hal kecil yang orang tuanya lakukan dimasa muda mereka.

Jadi saat ditanya soal Asmara pasti tidak jauh-jauh dari Cinta pertama.

Cinta pertama seorang Hazel? Ada. Laki-laki jangkung yang menjadi idola disekolah saat dia masih Sekolah Menengah Atas. Namun sayang Hazel hanya tahu nama panggilannya saja karena mereka beda gedung sekolah. Hazel di gedung khusus putri, dan si cinta pertamanya ada di gedung khusus laki-laki.

Mereka jarang bertemu dengan sengaja kecuali pernah sekali satu Bus kesekolah dan acara sekolah yang otomatis semua penghuni sekolah akan bertemu, entah itu Pameran tahunan ataupun Lomba antar sekolah dan itupun Hazel harus berusah ekstra hanya untuk di sadari keberadaannya. Karena dari sekian banyaknya teman sesama cewek yang juga mengidolakan si cinta pertama ini.

Sementara Hazel hanyalah salah satu dari sekian penggemar yang kebetulan juga tidak pantang menyerah.

Karena baginya selama belum di tolak berarti kesempatannya masih terbuka dengan lebar.

Setelah sekian lama, ternyata Hazel juga sampai lupa namanya si cinta pertama karena saking banyaknya julukan dan nama yang para cewek-cewek sematkan kecuali nama keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sekian lama, ternyata Hazel juga sampai lupa namanya si cinta pertama karena saking banyaknya julukan dan nama yang para cewek-cewek sematkan kecuali nama keluarganya.

First Love ? Kenapa sekarang rasanya jadi menggelikan.

°~°

Cikarang, 06 Juni 2024
11.42 WIB
530 Words

RAIN FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang