28. Missing You

326 58 43
                                    

Subeomideul, kalau sekiranya ada yang disukai entah dari Plot, Alur ataupun gaya penulisanku. Bisa banget kok di komentari, misal kurang disini atau kurang ini itunya. Gak apa-apa di kritisi karena jujur aku suka dengan komentar yang memberitahuku apa yang sebenarnya pembaca sukai, tapi tolong beri komentar dengan bahasa sopan yah. Terima kasih ~~~

*******

BREAKING NEWS :

Pengusaha Lionardo Wilaga tertangkap sedang melakukan pesta narkoba disalah satu kamar VIP bersama beberapa rekannya dan ternyata ini bukan pertama kalinya, selain itu terbongkarnya kasus korupsi yang kasusnya dulu sempat ditangguhkan.

Sampai saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak keluarga terkait. Namun penyelidikan akan mulai dilakukan.

Suara Reporter yang sedang meliput didepan rumah keluarga besar Wilaga menjadi pemandangan pagi seorang Hariz yang sedang duduk diruang tv sementara itu Ibunya yang sedang mengantarkan teh hangat untuk anak bujangnya kini langsung terdiam dan kembali fokus ke Tv didepannya.

"Ibu bukannya ini keluarga mantan Presiden itu yah?" Hariz langsung mengecek handphone miliknya dan benar saja ada beberapa chat masuk dari kantor dan telefon dari atasannya apalagi kalau bukan perihal berita baru ini yang sampai mereka kecolongan dalam meliput.

"Iya, keluarga yang sempat Ayahmu kawal dulu sebelum dipindah tugaskan" Ibu Hariz langsung menaikkan volume suara tv guna untuk menangkap lebih jauh berita pagi ini yang membuatnya terguncang dan seketika teringat dengan anak gadisnya.

"Ibu, Hariz mau pergi dulu. Orang kantor sudah menunggu. Kami mau kelokasi rumah keluarga Lionardo Wilaga karena ini berita sangat menggemparkan" Hariz langsung meminum teh yang disuguhkan dengan hati-hati karena asapnya masih mengepul namun fokusnya langsung teralhi saat melihat kucing titipan Kakaknya yang biasanya hanya bermain dan makan kini tiba-tiba berlari kearah pintu.

"Si oren gendut itu tumben lari-larian?" Hariz berniat membawakanya kembali kelantai dua karena takut si kucing oren kakaknya nanti kawin lari sama kucing tetangga jadi lebih baik dia pingit saja.

Baru saja mau menunduk kearah Oren gendut tiba-tiba bel rumahnya bersuara.

"Ya ampun gak sabaran banget baru juga mau berangkat sudah dijemput juga" Mengabaikan Oren didekat kakinya kini Hariz langsung membuka pintu karena yakin yang datang sepagi ini adalah rekan kerjanya sesama reporter yang sudah tidak sabaran makanya mendatangi rumahnya.

Saat pintu rumah terbuka tiba-tiba tubrukan badan gemuk kucing oreng bernama Hong dan dilabeli Nona itu langsung melompat kearah tamu yang berdiri menjulang didepan pintu rumah keluarga Yogantara.

"Selamat Pagi Nona Hong" Dengan senyum manis kini si tamu langsung mengelus kepala Nona Hong yang kini bersandar dilengan kokoh yang sudah lama tidak dia temui.

**

Sementara itu di tempat lain.

Suasana sejuk pagi hari sudah menjadi pemandangan yang selama dua hari ini Hazel rasakan dengan bermodalkan sepeda yang disediakan penginapan yang dia sewa kini Hazel mengayuh pedalnya menuju toko roti yang katanya cukup terkenal di daerah sini. 

Dulu dia memang sering bepergian keluar negeri tapi itu bersama Helena dan sekarang pertama kalinya dia bepergian sendiri ditengah kemelut fikirannya sampai-sampai dia me-nonaktifkan nomor ponselnya dan menggunakan nomor lokal disini, dia kadang bertukar kabar harian dengan adiknya dan Helena via Email. 

Ibaratkan dia menjauh dari Warren tanpa memberikan satupun kesempatan untuk bertemu. Dia terkesan egois karena satu sisi belum siap harus melepaskan Warren tapi sisi yang lain dia juga merasa bersalah karena berani mencintai anak dari orang yang terlibat dalam kematian Ayahnya.

RAIN FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang