15. Sweet Dreams

327 57 15
                                    

"Ada kabar apa ini? Tumben nyamperin?" Sabian langsung duduk di sofa ruangannya menghadap tamu yang tidak biasanya berkunjung. Bisa dikatakan mereka cukup dekat karena hubungan bisnis keluarga mereka. Sabian cukup kaget karena mendapat tamu di siang hari menjelang makan siang diruangan kerjanya apalagi ini adalah Warren yang ketemunya jika ada maunya saja, seperti saat ini. Sudah bisa ditebak.

(Salah pilih gak akan rugi sih)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Salah pilih gak akan rugi sih)

"Biasa, bisnis" Warren langsung melancarkan aksinya.

"Kali ini apa lagi?"

"Tahu kan sekarang aku mau lauching produk baru, tapi masih banyak kendala apalagi ini adalah hal baru untuk perusahaan kami setelah dua tahun ini sering gagal"

"Dan masalahnya lainnya?"

"Investor game yang selama ini bersama kami justru memilih mengundurkan diri dan memilih berinvestasi ke perusahaan lain"

"Jadi intinya sekarang perusahaanmu sedang diambang kehilangan investor sementara produknya sedikit lagi mau launching?"

Warren menghela nafas dan mengangguk mengiyakan kesimpulan dari Sabian.

"Kamu menyerah?" Sabian yang melihat bahu lesu Warren jadi merasa kasihan.

"Untuk saat ini belum karena masih ada sedikit harapan"

"Saat ini? Maksudnya akan menyerah besok atau lusa?"

"Karena ini adalah kesempatan terakhirku sebelum bergabung ke perusahaan Law Firm keluarga sesuai perjanjian dengan Tuan Sujatmiko" Warren seketika terbayang wajah ayahnya yang memberinya tantangan menyerah sekarang atau nanti tapi sudah bisa Warren bayangkan ujungnya ada dimana namun setidaknya dia mau berjuang sampai tidak bisa berdiri lagi.

Hening sesaat dan tiba-tiba saja fikiran Warren mengingat sesuatu yang tak kalah pentingnya juga.

"Kamu kenal anak dari pemilik TVM kan?"

"Veronika Halim?" Sabian langsung kaget karena dari pembahasan bisnis tiba-tiba beralih kenama perempuan. Tapi tidak heran sih Warren memang seperti ini, semuanya selalu tiba-tiba.

"Mungkin itu namanya aku kurang tahu" Warren hanya manggut-manggut saja karena memang tidak hafal nama itu.

"Ada apa dengan dia?"

"Hmm begini, dia beberapa kali minta dikenalin mulu dikeluarga. Biasalah kayak ajakan kencan buta lewat keluarga"

"Terus kamu tidak suka tapi bingung untuk menolaknya?" Sekali lagi Sabian bisa menebak apa yang jadi isi kepala Warren.

"Yah seperti itulah, karena aku sudah menyukai seseorang dan kali ini tidak akan menyerah apapun kondisinya sekalipun harus melawan nyonya dirumah" Ucap Warren berapi-api dan yakin dengan keputusannya.

RAIN FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang