Callie dan James melanjutkan pencarian dengan informasi yang mereka temukan dari buku harian Evan.
Mereka semakin yakin bahwa kebenaran ada di depan mata, tetapi juga sadar bahwa risiko semakin besar. Dengan setiap langkah yang mereka ambil, bahaya semakin mendekat.
Malam itu, mereka bersembunyi di sebuah motel tua, memeriksa peta dan catatan yang mereka kumpulkan. "Ada satu lokasi lagi yang belum kita periksa," kata James sambil menunjuk ke sebuah titik di peta. "Rumah sakit tua yang sudah tidak beroperasi. Evan menyebutkan tempat ini beberapa kali dalam catatannya."
Callie mengangguk, merasakan dorongan kuat untuk terus maju meski lelah. "Kita harus ke sana. Mungkin di sana kita akan menemukan jawaban yang kita cari."
Keesokan paginya, dengan perasaan tegang, mereka menuju rumah sakit tua tersebut.
Bangunan itu terlihat angker dan sunyi, dengan jendela-jendela yang sudah pecah dan tanaman liar yang tumbuh di sekitarnya.
Mereka memasuki bangunan itu dengan hati-hati, mencari petunjuk di setiap sudut yang mereka jelajahi.
Di salah satu ruang bawah tanah, mereka menemukan sebuah ruangan yang tersembunyi di balik dinding rusak. Di dalamnya, terdapat berbagai dokumen dan rekaman yang mengungkap keterlibatan lebih dalam dari pejabat-pejabat tinggi dengan kelompok kriminal tersebut.
Mereka juga menemukan catatan yang menunjukkan bahwa tujuh saudara tersebut disekap di tempat ini sebelum mereka dibawa ke lokasi lain.
"Ini bukti yang kita butuhkan," bisik Callie. "Kita harus membawa ini ke media secepatnya."
Namun, sebelum mereka bisa bergerak, suara langkah kaki terdengar mendekat. Callie dan James segera bersembunyi, mendengarkan dengan cermat. Dari balik bayangan, mereka melihat beberapa pria bersenjata memasuki ruangan tersebut, dipimpin oleh pria yang mengamati mereka dari jauh sebelumnya.
"Pria itu, dia adalah pemimpin mereka," bisik James. "Kita harus mendapatkan rekaman ini dan keluar dari sini secepat mungkin."
"Apa katamu? Pemimpin?" Callie menaikkan alisnya.
Pasalnya adalah, pria tersebut terlihat sedikit familiar bagi Callie. Entah kapan ia melihat lelaki itu, tapi dia sangat yakin bahwa ini bukanlah kali pertama ia melihatnya.
James mengangguk untuk menjawab Callie.
"Aku tahu maksudmu." James mengangguk tanpa makna. "Kamu ingat saat kita berkunjung ke laboratorium untuk menemui seorang ilmuwan, tetapi beliau menghilang tanpa jejak?"
"Dokter Leonard?"
"Ya." James kembali menatap kelompok penjahat itu dan berbisik, "kita harus pastikan bahwa rekaman ini sampai ke tangan yang benar. Kalau tidak, mereka akan terus lolos."
Sambil berusaha tetap tenang, Callie mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam semua yang terjadi di ruangan tersebut.
Pria bersenjata itu tampak sedang memeriksa dokumen-dokumen yang sama yang telah mereka temukan.
Percakapan mereka samar-samar terdengar, membahas rencana selanjutnya dan memastikan tidak ada bukti yang tertinggal.
"Kita harus pergi sekarang sebelum mereka menemukan kita," kata James sambil menarik tangan Callie pelan.
Mereka beringsut keluar dari ruangan itu, hati-hati agar tidak membuat suara. Mereka mengikuti koridor sempit menuju pintu keluar, namun langkah kaki pria-pria bersenjata itu semakin mendekat.
Napas Callie dan James semakin cepat, tetapi mereka tetap tenang dan bergerak dengan kecepatan yang mereka bisa.
Ketika mereka hampir mencapai pintu keluar, suara keras terdengar dari belakang mereka. Salah satu pria bersenjata telah menemukan bahwa dokumen-dokumen itu telah diacak-acak.
"Hey! Siapa di sini?!" teriak salah satu dari mereka.
Callie dan James tidak punya pilihan selain berlari. Mereka berlari melalui koridor gelap dan berliku, mendengar suara langkah kaki mengejar mereka.
Di salah satu belokan, mereka menemukan sebuah pintu darurat yang mengarah ke luar. Mereka menerobos keluar, dan menemukan diri mereka di halaman belakang rumah sakit yang penuh dengan reruntuhan dan semak belukar.
Mereka terus berlari, mendengar suara tembakan di belakang mereka.
"Cepat, ke mobil!" kata James sambil menarik Callie ke arah tempat mereka memarkir kendaraan.
Begitu mereka sampai di mobil, James segera menyalakan mesin dan melaju meninggalkan tempat itu.
Mereka tidak berhenti sampai mereka merasa cukup jauh dari rumah sakit tua tersebut.
"Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Callie, masih terengah-engah.
"Kita bawa rekaman ini ke media. Ini satu-satunya cara agar kebenaran terungkap dan mereka tidak bisa lolos lagi," jawab James tegas.
Dengan determinasi yang kuat, mereka melanjutkan perjalanan menuju kota, siap untuk mengungkapkan kebenaran yang mereka temukan dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan.
~To Be Continued~
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDIRECTED: "Where Are Them?" | A Thriller-Fantasy [END]
Mystery / ThrillerSatu kalimat, dua patah kata, dan 1.001 makna yang masih belum dapat dipastikan, "Cari Mereka." Semua ini dimulai saat Callie Aurelie, seorang mahasiswi sekaligus penulis, tanpa disadari terjebak ke dalam masalah rumit dengan begitu banyak petunjuk...