Evan mengangguk, menyerap informasi tersebut dengan serius. "Kita harus membagi tim untuk mencari mereka. Callie, kamu bersama James pergi ke lokasi pertama. David, Jean, dan aku akan ke lokasi kedua. Shenia, kamu tetap di sini untuk mengawasi Dr. Leonard dan memastikan tidak ada kejadian yang tidak diinginkan."
Mereka segera bergerak, mempersiapkan diri untuk perjalanan ke lokasi yang baru ditemukan. Evan merasa tegang, namun juga penuh tekad untuk menemukan saudara-saudaranya secepat mungkin.
Setelah perjalanan yang panjang, mereka tiba di lokasi pertama. Sebuah kompleks terpencil yang dikelilingi oleh hutan lebat. Mereka masuk dengan hati-hati, memeriksa setiap sudut ruangan untuk mencari jejak Sadam dan Rian. Namun, kompleks itu tampak sepi dan sunyi.
Callie memeriksa peta yang mereka miliki. "Koordinatnya mengarah ke kompleks ini dengan tepat. Tapi di mana mereka?"
James mengamati sekeliling dengan cermat. "Mereka mungkin disembunyikan di salah satu ruangan tersembunyi. Kita harus mencari."
Sementara itu, di lokasi kedua, David, Jean, dan Evan memasuki area yang lebih urban dan lebih terbuka. Mereka bergerak dengan cepat, menghindari pandangan orang-orang yang mungkin berada di sekitar.
"Kita harus memeriksa setiap bangunan," ujar Jean, menatap sekeliling dengan waspada.
Evan mengangguk. "Koordinat ini harus membawa kita ke tempat mereka berada. Kita tidak boleh kehilangan harapan."
Keduanya bergerak maju dengan hati-hati, mencari tanda-tanda keberadaan Jayden, Jeffrey, dan Riko. Mereka menyisir setiap bangunan, memeriksa setiap sudut yang mungkin menjadi tempat persembunyian.
Kembali di markas, Shenia terus mengawasi Dr. Leonard dengan cermat. Dia tidak bisa merasakan kepercayaan sepenuhnya meskipun Dr. Leonard tampaknya telah menyerah. Setiap gerakannya diawasi dengan ketat, sambil mempertahankan kewaspadaan terhadap kemungkinan ancaman lain.
Di tempat terpencil, Callie dan James terus mencari tanda-tanda keberadaan Sadam dan Rian. Mereka mengeksplorasi setiap ruangan, mencoba memahami pola kompleks itu. Namun, belum ada jejak yang menunjukkan keberadaan mereka.
"Kita harus terus mencari," kata Callie, meskipun rasa frustrasi mulai menghampirinya.
James mengangguk, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Kita akan menemukan mereka. Kita harus."
Kembali di area urban, David, Jean, dan Evan juga masih berusaha keras untuk menemukan saudara-saudara Evan. Mereka merasa semakin dekat, namun setiap bangunan yang mereka periksa masih belum memberikan petunjuk yang jelas.
"Evan, bagaimana kalau mereka tidak di sini?" tanya Jean dengan nada khawatir.
Evan menghela napas panjang. "Mereka harus ada di sini. Kita tidak boleh menyerah."
Mereka terus mencari, menelusuri setiap lorong dan ruangan dengan teliti. Tekanan untuk menemukan saudara-saudara Evan semakin terasa di setiap langkah mereka.
Sementara itu, di markas, situasi dengan Dr. Leonard mulai memanas. Shenia menatapnya dengan tajam, siap untuk bertindak jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tetapi Dr. Leonard tetap diam, seolah menunggu waktu yang tepat untuk berbicara.
Evan dan timnya terus mencari dengan penuh determinasi, tidak menyerah meskipun waktu terus berlalu. Mereka semua tahu bahwa ini adalah misi yang penting, dan mereka tidak akan berhenti sebelum menemukan saudara-saudara Evan dan mengakhiri segala rahasia yang melibatkan Dr. Leonard sekali dan untuk selamanya.
Mereka berusaha keras, tidak menyerah dalam pencarian mereka. Callie dan James terus menyusuri setiap ruangan di kompleks terpencil, mencari jejak Sadam dan Rian. Meskipun awalnya terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami, mereka tidak kehilangan harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDIRECTED: "Where Are Them?" | A Thriller-Fantasy [END]
Gizem / GerilimSatu kalimat, dua patah kata, dan 1.001 makna yang masih belum dapat dipastikan, "Cari Mereka." Semua ini dimulai saat Callie Aurelie, seorang mahasiswi sekaligus penulis, tanpa disadari terjebak ke dalam masalah rumit dengan begitu banyak petunjuk...