19. Mission I: Search

116 51 6
                                    

Malam tiba dengan cepat. Callie dan Evan sudah berada di markas, menunggu kedatangan yang lain. Tidak lama kemudian, Jean, James, dan beberapa anggota tim lainnya tiba.

"Baiklah, semua sudah di sini," kata Evan sambil membuka peta kota yang sudah ditandai dengan tiga lokasi yang disebutkan oleh Detektif Terry. "Kita punya tiga tempat yang harus diperiksa: gudang di pinggiran kota, pabrik tekstil tua, dan bangunan kosong di area industri."

Jean menatap peta dengan serius. "Kita harus membagi tim untuk memastikan semua tempat ini diperiksa dengan cepat dan efisien."

James mengangguk. "Aku akan memimpin tim ke pabrik tekstil tua. Jean, kamu bisa memimpin tim ke gudang di pinggiran kota. Evan dan Callie, kalian berdua periksa bangunan kosong di area industri."

Semua orang setuju dengan pembagian tugas tersebut. Mereka segera bersiap-siap dengan peralatan yang diperlukan. Setelah semuanya siap, mereka berangkat menuju lokasi masing-masing.

Evan dan Callie tiba di bangunan kosong di area industri. Bangunan itu tampak suram dan tidak terawat, dengan dinding-dinding yang dipenuhi grafiti dan pintu-pintu yang berkarat.

"Ini tempatnya," bisik Callie sambil mengamati sekeliling. "Kita harus berhati-hati."

Evan mengangguk. Mereka berdua memasuki bangunan dengan perlahan, memastikan tidak ada yang memerhatikan mereka. Mereka memeriksa setiap ruangan, namun tidak menemukan apa pun yang mencurigakan.

Saat mereka sampai di ruangan terakhir, Callie melihat sesuatu yang aneh. "Lihat ini, Evan," katanya sambil menunjuk ke sebuah pintu yang tampaknya baru saja dipasang.

Evan mendekat dan memeriksa pintu tersebut. "Ini pasti sesuatu. Ayo kita buka."

Dengan hati-hati, Evan membuka pintu tersebut. Di dalamnya, mereka menemukan tangga yang menuju ke ruang bawah tanah.

"Aku rasa kita menemukan sesuatu," kata Evan sambil menuruni tangga dengan Callie di belakangnya.

Di bawah, mereka menemukan sebuah ruangan besar dengan beberapa alat-alat dan barang-barang yang ditinggalkan. Di sudut ruangan, mereka melihat beberapa petunjuk yang mungkin bisa membantu mereka menemukan Jayden, Jeffrey, dan Riko.

"Kita harus membawa ini ke markas," kata Callie. "Ini mungkin bisa membantu kita."

Mereka mengumpulkan semua petunjuk yang mereka temukan dan segera kembali ke markas untuk menganalisis temuan mereka bersama dengan tim lainnya.

Kembali di markas, Evan dan Callie segera meletakkan semua petunjuk yang mereka temukan di meja besar yang menjadi pusat perhatian tim.

"Apa yang kalian temukan?" tanya Jean sambil mendekati meja.

Evan menunjukkan beberapa peta, catatan, dan dokumen lain yang mereka temukan di ruang bawah tanah. "Ini semua menunjukkan lokasi dan beberapa rencana yang mereka miliki. Sepertinya mereka telah menggunakan beberapa tempat sebagai markas sementara."

James yang baru kembali dari pabrik tekstil tua mengamati dengan cermat. "Kami juga menemukan sesuatu," katanya sambil menunjukkan beberapa foto dan catatan yang ia bawa. "Ini adalah catatan tentang jadwal pergerakan mereka. Sepertinya mereka sering berpindah-pindah untuk menghindari deteksi."

Jean melihat peta yang ditunjukkan Evan dan James. "Jika kita menggabungkan semua informasi ini, kita mungkin bisa memperkirakan pergerakan mereka selanjutnya."

Salah satu anggota tim, Shenia, segera membuka laptopnya dan mulai menginput semua data yang mereka miliki. "Berikan aku beberapa menit," katanya sambil mengetik cepat.

Sementara Shenia bekerja, Callie berbicara dengan Evan. "Kamu pikir kita bisa menemukan mereka sebelum mereka berpindah lagi?"

Evan menghela napas. "Aku harap begitu. Tapi kita harus bergerak cepat dan hati-hati."

Tidak lama kemudian, Shenia berseru, "Got it! Aku sudah memetakan kemungkinan lokasi selanjutnya berdasarkan pola pergerakan mereka." Dia menunjukkan peta digital dengan beberapa titik merah yang menandakan lokasi-lokasi potensial.

Jean mengamati peta tersebut. "Baiklah, kita harus memeriksa semua lokasi ini. Tapi kali ini, kita akan bergerak lebih cepat dan terkoordinasi."

Evan setuju. "Kita perlu menyusun strategi. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan kita saja, kita juga butuh bantuan polisi."

Jean mengangguk. "Aku akan menghubungi kontak kita di kepolisian. Sementara itu, kalian semua bersiap untuk bergerak."

Setelah beberapa panggilan telepon dan koordinasi, tim terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang masing-masing bertugas memeriksa satu lokasi. Mereka semua bersiap dengan perlengkapan dan rencana masing-masing.

Evan dan Callie, bersama dengan beberapa anggota tim lainnya, menuju lokasi pertama yang terletak di dekat hutan pinggiran kota. Lokasi itu adalah sebuah gudang tua yang tampak tidak terurus.

Mereka bergerak dengan hati-hati, memeriksa setiap sudut gudang. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.

"Siap-siap," bisik Evan sambil memberikan isyarat tangan kepada yang lain untuk berlindung.

Beberapa detik kemudian, pintu gudang terbuka dan beberapa pria bersenjata masuk. Mereka tampak seperti sedang memeriksa sesuatu.

Callie menahan napas, berusaha untuk tetap tenang. Evan memberi isyarat kepada timnya untuk menunggu hingga saat yang tepat.

Ketika para pria itu bergerak lebih dalam ke dalam gudang, Evan memberikan isyarat untuk menyerang. Tim mereka dengan cepat menguasai situasi, mengejutkan para pria bersenjata tersebut.

Setelah pertarungan singkat, mereka berhasil melumpuhkan dan menahan para pria itu. Evan segera menginterogasi salah satu dari mereka.

"Di mana adik-adikku?" tanya Evan dengan nada tegas.

Pria itu, terlihat ketakutan, menggumamkan sesuatu. "Mereka... mereka dipindahkan ke tempat lain. Aku tidak tahu pasti di mana, tapi ada sebuah markas besar di dekat sungai."

Evan dan Callie bertukar pandang. "Kita harus ke sana," kata Evan.

Mereka segera menghubungi tim lain dan polisi, memberitahu mereka tentang informasi baru tersebut. Dalam waktu singkat, mereka semua bergerak menuju lokasi baru di dekat sungai, berharap untuk menemukan Jayden, Jeffrey, dan Riko sebelum terlambat.

~To Be Continued~

UNDIRECTED: "Where Are Them?" | A Thriller-Fantasy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang