Di markas, Shenia mengatur pusat komando dengan efisiensi tinggi, memastikan semua tim tetap terhubung dan informasi mengalir lancar.
Evan tiba di sebuah negara yang dianggap sebagai salah satu pusat operasi sindikat tersebut.
Dia bertemu dengan David yang sudah lebih dulu tiba di lokasi. Mereka langsung bergerak untuk menemui kontak lokal dan mengatur strategi penyergapan.
"David, pastikan semua kontak kita siap. Kita akan bergerak cepat dan diam-diam," kata Evan sambil menatap peta operasi di depannya.
David mengangguk dan segera melakukan koordinasi. Mereka tahu bahwa waktu adalah kunci, dan setiap detik yang berlalu adalah peluang bagi sindikat untuk melarikan diri.
Di Eropa, Evan tiba di sebuah kota kecil yang menjadi pusat operasi sindikat tersebut. Dia langsung menuju lokasi rahasia yang sudah disiapkan oleh David, yang telah menyusup ke dalam jaringan lokal.
"David, berikan aku update terbaru," kata Evan saat mereka bertemu di sebuah kafe terpencil.
David membuka peta digital di tabletnya. "Markas mereka terletak di sebuah gudang tua di pinggiran kota. Tempat itu dijaga ketat, tapi kita punya celah untuk masuk melalui jaringan pembuangan di sebelah barat gedung."
Evan memeriksa peta dengan seksama. "Kita harus bergerak cepat sebelum mereka menyadari keberadaan kita. Apa tim lokal sudah siap?"
David mengangguk. "Mereka siap. Kita juga punya dukungan dari pasukan khusus setempat. Semua sudah menunggu perintahmu."
Malam itu, Evan, David, dan tim lokal bergerak menuju gudang. Mereka bergerak dalam diam, memanfaatkan kegelapan malam dan pengetahuan tentang area sekitar. Sesampainya di lokasi, mereka menemukan pintu masuk jaringan pembuangan dan mulai menyusup ke dalam.
Setelah beberapa menit bergerak melalui lorong-lorong sempit, mereka tiba di bawah gudang.
Evan memberi isyarat untuk berhenti dan memeriksa situasi di sekitar. Dia melihat adanya penjagaan ketat di setiap sudut gedung.
"Kita harus membagi tim. Satu tim akan mengalihkan perhatian penjaga, sementara tim lainnya masuk dan mengamankan bukti," bisik Evan.
Tim pertama, yang dipimpin oleh David, mulai bergerak ke arah yang berlawanan untuk mengalihkan perhatian penjaga. Mereka membuat suara-suara kecil yang menarik perhatian, membuat penjaga terpancing dan meninggalkan pos mereka. Sementara itu, Evan dan timnya mulai memanjat keluar dari pembuangan dan masuk ke dalam gedung.
Di dalam gudang, mereka menemukan ruangan besar yang penuh dengan dokumen, komputer, dan beberapa brankas. Evan segera memberi perintah kepada timnya untuk mengamankan semua bukti.
"Cepat, kita tidak punya banyak waktu," desak Evan.
Saat tim mulai mengumpulkan bukti, suara tembakan terdengar dari luar. David dan timnya terlibat baku tembak dengan penjaga yang kembali ke pos mereka. Evan memberi isyarat kepada timnya untuk mempercepat proses.
"Kita harus keluar sekarang!" teriak Evan saat mendengar langkah kaki mendekat.
Mereka berhasil mengumpulkan cukup bukti dan bergegas keluar melalui jalur yang sama. Di luar, David dan timnya masih bertahan, menahan serangan dari penjaga.
"David, kita sudah dapatkan apa yang kita butuhkan. Saatnya mundur!" perintah Evan melalui radio.
David dan timnya segera mundur dan bergabung dengan Evan di titik pertemuan. Mereka bergegas menuju kendaraan yang telah disiapkan dan meninggalkan lokasi dengan cepat.
Kembali ke tempat aman, Evan menghubungi Shenia. "Kami berhasil. Kami punya semua bukti yang kita butuhkan. Segera atur konferensi pers dan beri tahu media."
Shenia menjawab dengan suara lega. "Baik, Evan. Aku akan mengatur semuanya."
Evan menatap dokumen-dokumen yang mereka ambil, merasa puas dengan hasil operasi.
Mereka telah membuat langkah besar dalam membongkar sindikat ini, tetapi Evan tahu perjuangan mereka belum berakhir.
Di tempat aman, Evan mengatur kembali semua dokumen dan barang bukti yang telah mereka ambil.
David memeriksa komputer-komputer yang mereka bawa untuk memastikan tidak ada informasi yang hilang atau rusak selama operasi.
"Kita perlu memverifikasi semua ini dan mengamankan data sebelum mereka bisa mereset atau menghapus jejak mereka," kata David sambil mengetik cepat di keyboard.
Evan mengangguk. "Kita juga harus memastikan semua ini sudah siap untuk dibagikan dengan otoritas terkait. Kita tidak bisa membiarkan mereka lolos."
Setelah beberapa jam kerja keras, mereka akhirnya memiliki semua bukti yang diperlukan. Evan menghubungi tim pengacara dan pakar hukum untuk memastikan semua bukti sah dan bisa digunakan di pengadilan.
Sementara itu, di markas pusat, Shenia telah menyiapkan konferensi pers. Media internasional berkumpul untuk mendengar kabar besar ini. Ketika Evan muncul di layar, suasana menjadi tegang dengan antisipasi.
"Selamat pagi, semuanya. Kami ingin mengumumkan bahwa tadi malam, kami berhasil melakukan operasi besar-besaran untuk membongkar sindikat kriminal internasional yang telah lama menjadi momok bagi banyak negara. Berkat kerja keras tim dan dukungan dari otoritas setempat, kami berhasil mengamankan bukti-bukti penting yang akan membawa sindikat ini ke pengadilan."
Evan melanjutkan dengan menjelaskan detail operasi dan pentingnya kerjasama internasional dalam menangani kasus ini. Media bereaksi dengan berbagai pertanyaan, dan Shenia dengan cekatan mengatur jalannya konferensi pers untuk memastikan semua informasi tersampaikan dengan jelas.
Setelah konferensi pers, Evan dan timnya melanjutkan koordinasi dengan pihak berwenang di berbagai negara untuk mengatur penangkapan lebih lanjut dan pemrosesan hukum terhadap para pelaku.
Di tengah-tengah kekacauan itu, Evan menyempatkan diri untuk berbicara dengan Shenia secara pribadi melalui video call.
"Shenia, kerja yang bagus mengatur semuanya di markas. Tanpamu, operasi ini tidak akan seefisien ini," kata Evan dengan tulus.
"Terima kasih, Evan. Kerja keras kita semua membuahkan hasil. Tapi kita tahu, ini baru awal. Masih banyak yang harus dilakukan," jawab Shenia.
Evan mengangguk. "Ya, masih banyak pekerjaan. Tapi malam ini, kita bisa sedikit bernapas lega. Kita telah membuat dunia ini sedikit lebih aman."
Mereka berdua menyadari bahwa meskipun mereka berhasil dalam operasi ini, sindikat-sindikat lain masih beroperasi di luar sana. Namun, keberhasilan ini memberikan mereka semangat dan keyakinan bahwa dengan kerja keras dan kerjasama, mereka bisa terus memerangi kejahatan internasional.
Malam itu, di tempat aman mereka di Eropa, Evan dan timnya merayakan keberhasilan kecil ini. Mereka tahu bahwa tantangan berikutnya sudah menunggu, tetapi untuk sesaat, mereka menikmati kemenangan dan rasa pencapaian atas kerja keras mereka.
Evan menatap ke luar jendela, melihat bintang-bintang di langit malam, dan merasa lebih bersemangat dari sebelumnya. Kita akan terus berjuang, pikirnya.
"Satu langkah demi satu, sampai keadilan benar-benar tercapai."
~To Be Continued~
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDIRECTED: "Where Are Them?" | A Thriller-Fantasy [END]
Mystery / ThrillerSatu kalimat, dua patah kata, dan 1.001 makna yang masih belum dapat dipastikan, "Cari Mereka." Semua ini dimulai saat Callie Aurelie, seorang mahasiswi sekaligus penulis, tanpa disadari terjebak ke dalam masalah rumit dengan begitu banyak petunjuk...