Setelah menghadapi lika-liku rumit selama mencari keberadaan ketujuh laki-laki bersaudara itu, kini perempuan bernama asli Callie Aurelie dapat kembali menjalankan hari-hari dengan normal.
Bedanya, nama "CLAIRE" semakin terkenal di kalangan publik karena kesuksesan dan usaha kerasnya untuk mewujudkan satu buku thriller dengan latar belakang kisah nyata.
"CAL! Bangga banget gue sama lo!" Olivia memeluk sahabatnya erat. "Lo ke mana aja, sih?! Sejak nulis karya baru lo itu, susah banget diajak jalan!"
Callie tertawa kecil. "Maaf, ya? Gue sibuk banget. Ini aja, skripsi gue belum selesai."
"Ih, gapapa! Gue tau, kok. Kerja keras lo gak main-main. Inget banget waktu awal-awal dulu, lo sampe nanyain kepsek orang buat ditanya-tanyain."
"Jangan diingetin!" Telinga Callie memerah karena malu.
Olivia tertawa puas melihat reaksi sahabatnya itu.
"Itu belum apa-apa." Suara berat yang familiar bagi Callie, namun asing untuk Olivia muncul tiba-tiba.
Dengan seringaian khas-nya, James meranngkul bahu Callie.
"You did a great job, Baby."
Olivia berlagak terkejut dengan senyuman yang lebar—sedikit dramatis untuk membuat Callie sebal. "Oh My God?! Bestie gue udah ada yang punya?!"
"NGGAK! Jangan nyebar hoaks." Protes Callie dengan ekspresi kesal.
"Sebarin aja. Kalau bisa, buat seluruh dunia tau dia punya gue."
"Diem gak lo?!"
"Nope." James menggeleng. "Not until you agree that I am yours, and you are mine."
"No, wait. I'm already yours." James meralat, masih dengan senyuman itu.
"Kalau gue nggak mau?" Callie melihat ke arah James.
"You're mean." Candanya dengan fake-pout.
"Ngga ngerti, coba nikah dulu." Olivia kembali bersuara dengan candaan.
"Sure." Seringaian James melebar. "We will, right?"
"NGGAK!" Callie hendak memukul lengan James sebal, tetapi ....
"I swear to God, I'm willing to do anything for your love." James menghentikan Callie dengan memegang pergelangan tangan gadis itu lembut.
"I'm a simp for you."
"Bantuin gue skripsian."
"Boleh."
"Oke."
"Kita pacaran?"
"Enggak."
"Udah, ya? Masa gue jadi nyamuk." Cibir Olivia sedikit kesal—namun bercanda.
"Lo ada Jaemin?"
"Dia ga tau gue hidup, kayak lo sama Jeno." Olivia tertawa ringan.
"Oh, NCTzen?" James menaikkan alisnya.
Callie dan Olivia mengangguk bersamaan.
"Salken, kembaran Mark Lee."
"IDIH??" Sahut Callie dan Olivia bersamaan juga.
Mereka bertiga tertawa bersamaan kemudian, entah lucu ataupun tidak selera humor mereka sama-sama rendah.
Masalah ini mungkin sudah selesai. Namun, adakah dari kalian yang berpikir keberadaan satu tokoh lagi?
Detektif Terry Donovan.
—The End—
–Or no?–
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDIRECTED: "Where Are Them?" | A Thriller-Fantasy [END]
Bí ẩn / Giật gânSatu kalimat, dua patah kata, dan 1.001 makna yang masih belum dapat dipastikan, "Cari Mereka." Semua ini dimulai saat Callie Aurelie, seorang mahasiswi sekaligus penulis, tanpa disadari terjebak ke dalam masalah rumit dengan begitu banyak petunjuk...