Pagi hari yang sama seperti biasa,di hutan yang rindang,gelap karena matahari belum sepenuhnya naik, dedaunan yang masih dibasahi oleh embun pagi,angin yang menerbangkan embun di dedaunan yang menambah kesan dingin di pagi hari,belum lagi kicauan burung yang mulai aktif beraktivitas diatas kepala dua orang yang sedang sibuk mengendap-endap,memperhatikan target buruannya agar terkena tepat oleh ujung anak panahnya.
Satu detik....
Dua detik....
Tiga detik....
Mereka menahan nafas,membidik rusa yang sekarang sedang berdiri di sebelah pohon yang tidak begitu besar.
Ctakk!!!
Anak Panah itu dilepaskan, dibiarkan melayang,melaju kencang hingga mengenai tepat di perut rusa yang sekarang terjatuh di tempat.
"Yeay berhasil, lihatlah oppa apa yang baru saja aku lakukan,aku berhasil membidiknya dengan benar". ucap seorang gadis yang gembira karena berhasil menangkap seekor rusa yang tidak begitu besar.
"Haha,kau berhasil,hanya saja bidikan mu belum tepat.lihatlah kau hampir mengenai punggungnya bukan perutnya.kau harus lebih fokus lagi".ucap seseorang yang dipanggilnya oppa itu.
"Tsk.. bagaimana aku bisa pandai memanah jika kau selalu melarangku untuk berlatih sendiri,itu menyebalkan".kesalnya namun kemudian terkekeh karena rasa senangnya berhasil mendapatkan seekor rusa lebih besar daripada rasa kesalnya.
"Belum saatnya,kau belum cukup kuat untuk itu.sudahlah, mari kita ambil hasil buruan mu dan pulang".ajaknya yang kini berjalan mendahului adiknya sedangkan adiknya yang berlari kecil dengan riang mengikuti kakaknya dengan panah di tangan kanannya dan sebuah tas yang terbuat dari bambu tergantung dipunggung nya, tempatnya menyimpan anak panahnya.
"Aku kuat oppa,aku sudah besar hanya kau saja yang selalu menganggap ku seperti gadis kecil".
"Wah kita bisa makan makanan yang enak hari ini,yang lainnya pasti senang saat kita pulang nanti ". ucapnya riang ketika melihat rusa buruannya.
"Tunggulah disini sebentar,aku akan menjemput kuda dan gerobak kayu nya dan membawanya kesini,cukup sulit jika membawa rusa ini kesana karena darahnya masih banyak mengalir".ucap sang kakak
"Baiklah,aku akan menunggu dan menjaga rusa nya disini,jangan berlama-lama ".
"Tetaplah disini,jangan berfikir untuk melakukan hal lain,cukup tunggu saja aku disini". tegasnya,bukan untuk menakutinya,ia hanya ingin melindungi adik kesayangannya.
"Baiklah baiklah, pergilah cepat".
Sesaat setelah kepergian kakaknya menjemput kuda dan gerobak kayunya, awalnya ia hanya duduk sembari memandang kagum hasil buruannya,mengusap bulu rusanya yang masih bersih dari darah,begitu terus hingga aktivitas nya terhenti saat mendengar suara pergerakan dari balik balik semak.
Ia bersiap dengan panahnya dan pisau kecil di pinggangnya,bersiap menyambut apa yang ada dibalik semak semak itu.perlahan ia bergerak,mengintip,melihat ke sumber suara yang ternyata terlihat seekor rusa yang sekarang berlari saat menyadari kehadiran gadis itu.
Han daeun ,nama gadis itu.ia langsung melupakan ucapan sang kakak dan segera berlari mengejar rusa yang baru saja melarikan diri.berlari sembari membidik rusa Dengan anak panahnya,terus begitu hingga cukup jauh dari posisinya sebelumnya namun tidak begitu jauh.
Ia terus membidik sembari berlari hingga tidak ia perhatikan langkahnya.
Bugh..
Ia terjatuh,ia yang tidak memperhatikan langkahnya,membuat kakinya tak sengaja tersandung sesuatu yang menghalangi jalannya dan membuatnya sekarang tersungkur ditanah dan kehilangan rusa incarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DALEUN{ongoing}
Historical Fictionyang sudah di takdirkan pergi sudah seharusnya pergi. "Jangan khawatir. Semua yang kita upayakan akan berbuah manis. Usaha yang kuat, Doa juga yang kuat." Kata beberapa orang begitu, benarkah? benarkah bisa semudah itu?. "Ku harap" _____ Annyeong h...