Malam itu tiba, dan Gyera tampak anggun dalam pakaian terbaik yang telah ia persiapkan. Dayangnya telah menata rambutnya dengan rapi, membuatnya terlihat semakin mempesona. Matanya berbinar penuh harap, dan senyumnya tak bisa disembunyikan setiap kali membayangkan sosok Daehoon menantinya.
Sebelum berangkat, ia mengulurkan tangan untuk memetik beberapa tangkai bunga segar dari vas di kamarnya, memilih dengan hati-hati bunga-bunga yang paling indah. Bunga-bunga itu ia genggam lembut, seolah ia ingin membawa simbol ketulusan dan harapannya pada pertemuan nanti.
Gyera menatap bayangannya sekali lagi, menghela napas sejenak untuk menenangkan diri, lalu melangkah keluar dari kamarnya dengan penuh percaya diri dan keanggunan. Malam itu, ia berjalan menuju tempat di mana hatinya berharap akan ada kebahagiaan baru yang menyambut.
__
Di dalam kamarnya yang luas, Daehoon tampak sibuk mempersiapkan makan malam sederhana namun istimewa. Ia menata meja dengan hati-hati, memastikan segala sesuatunya terlihat sempurna. Malam itu, ia bahkan memilih untuk memasak sendiri, sebuah upaya yang jarang ia lakukan, terutama dalam suasana formal seperti ini.
Di sisinya, Daeun membantu dengan cekatan, menyiapkan bahan-bahan dan mengatur hidangan dengan hati-hati. Meskipun biasanya jarang membantu dalam hal semacam ini karena kakaknya dan hasoo yang selalu menyiapkan makanan untuknya,sedikit di manja memang, Daeun tampak menikmati setiap prosesnya, mengamati gerakan Daehoon yang sedikit kikuk namun bersemangat.
“Pangeran Daehoon, mungkin sebaiknya tambahkan sedikit garam lagi,” saran Daeun sambil tersenyum, mencoba menahan tawa melihat keseriusan Daehoon yang begitu kontras dengan sisi dinginnya yang biasa.
Daehoon mengangguk, lalu tersenyum kecil pada Daeun, “Terima kasih, Daeun. Aku tak pernah menyangka kau bisa mengurus ini dengan sangat baik.”
Daeun hanya tersenyum simpul, melanjutkan bantuannya sambil menyembunyikan perasaan senangnya karena bisa berada di sini, mendukungnya. Meskipun ini untuk orang lain, ia tetap merasa bangga melihat Daehoon berusaha dengan sungguh-sungguh.
Ketika meja akhirnya siap, Daehoon melihat hasilnya dengan puas. “Aku harap ini bisa sedikit membuat Putri Gyera terkesan,” ucapnya lebih kepada dirinya sendiri, meski Daeun mendengarnya dan hanya mengangguk pelan.
"Semoga Pangeran mendapatkan apa yang diharapkan," jawab Daeun dengan tenang, menatap meja dengan hati yang tetap ikhlas meski sedikit berdesir.
Setelah semuanya selesai dan meja makan telah ditata dengan indah, Daehoon berbalik menatap Daeun dengan lembut. "Daeun, istirahatlah di kasurku. Kau sudah bekerja keras hari ini."
Daeun tersenyum kecil, merasa terhibur dengan perhatian Daehoon, tapi ia tahu posisinya. "Terima kasih, Pangeran Daehoon, tapi aku akan baik-baik saja di sini." Ia melirik kasur sekilas dan memilih duduk bersila di lantai yang beralaskan bantal khusus untuk duduk, tepat di samping kasur, mulai mengedarkan energinya seperti yang biasa ia lakukan.
Daehoon mengerutkan alis, menunjukkan sedikit ketidakpuasan. "Daeun, kau tidak perlu terus-menerus di lantai. Aku ingin kau benar-benar beristirahat. Tidak baik membiarkan tubuhmu lelah seperti ini."
Daeun tersenyum, lalu menatapnya dengan tenang. "Aku nyaman di sini, Tuan Daehoon..... Lagipula, jika Putri Gyera melihatku berada di kasur mu, mungkin akan menimbulkan salah paham."
Daehoon diam, masih tidak sepenuhnya puas, tapi ia tahu betapa keras kepala Daeun bisa jadi ketika sudah memutuskan sesuatu. Meski begitu, matanya masih sesekali melirik ke arah Daeun, memastikan gadis itu tetap dalam pandangannya, seolah tak ingin jauh darinya.
Di sisi lain, Daeun tetap duduk santai, melanjutkan ritualnya untuk mengedarkan energi, merasa tenang dan biasa saja, sementara Daehoon tak bisa menghilangkan keinginan untuk menjaga Daeun tetap berada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DALEUN{ongoing}
Historical Fictionyang sudah di takdirkan pergi sudah seharusnya pergi. "Jangan khawatir. Semua yang kita upayakan akan berbuah manis. Usaha yang kuat, Doa juga yang kuat." Kata beberapa orang begitu, benarkah? benarkah bisa semudah itu?. "Ku harap" _____ Annyeong h...