"daeun-aa bangunlah".
Ucap lembut daehoon tepat disamping daeun yang tengah tertidur.semalam gadis itu tak nyenyak dalam tidurnya,lalu ia terbangun lagi karena memuntahkan banyak darah, alhasil setelahnya matanya sulit terpejam.
Untungnya saat itu daehoon baru saja kembali ke kamarnya dan melihat daeun sedangkan terbatuk-batuk dengan mulut dan dagu nya yang sudah memerah,bersimpuh di lantai entah ia bisa turun sendiri atau terjatuh saat mencoba turun, daehoon pun tak tau yang jelasnya ia bergegas membantu gadis itu.
Sedetik kemudian ia membantunya membersihkan wajahnya yang terkena darah,lalu ia angkat tubuh gadis itu kembali ke kasurnya,juga membersihkan lantai semuanya ia lakukan sendiri,tak lupa ia juga memberikannya obat.
Setelah cukup lama gadis itu berusaha terpejam baru lah ia bisa tertidur, karenanya lah pagi ini gadis itu sedikit terlambat bangun.
Nngghh
Lenguh gadis itu saat tidurnya terusik oleh suara daehoon dan sentuhan tangan dingin pemuda itu di pipinya
"Bangunlah,pagi ini kita akan mulai mengedarkan energi untuk mengeluarkan racun dari tubuhmu"
"Mengedarkan energi?apa itu?". daehoon merasa sedikit lucu ketika pertama kalinya melihat gadis itu bangun tidur terlebih lagi saat ia terlihat kebingungan.
"Nanti kau akan tau saat kita tiba disana ".
"Aku ingin menemui oppa ku terlebih dahulu,aku merindukannya ".
Daehoon mengangguk dan pada saat yang sama hasoo datang atas perintah dari daehoon tadi sebelum ia membangunkan daeun,ia memintanya datang agar bisa membantu daeun untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai, daehoon membantu memapah tubuh daeun,satu tangannya yang melingkar di pinggang gadis itu sedangkan satu tangan lainnya di genggamannya daeun sebagai pegangannya.
"Oppa_".
Suara yang sangat Amat ia kenali masuk kedalam pendengarannya ketika ia sedang menyuapi heejin yang tengah makan.seketika itu ia segera berbalik menoleh kearah sumber suara dan melihat adiknya yang tengah berdiri di bantu oleh daehoon.
Segera ia bergerak mendekat begitupun daeun yang mencoba melangkah sendiri namun tubuhnya belum begitu kuat hingga ia hampir terjatuh beruntungnya Hyun jae segera meraihnya.
"Oppa aku merindukanmu".lirih gadis itu di dalam pelukan kakaknya.
"Kau baik baik saja?".Hyun jae sedikit bersusah payah menahan kesedihannya seraya mengusap lembut Surai adiknya.
"Aku pikir aku tidak bisa melihatmu dan bertemu dengan mu lagi".
"Lihatlah, sekarang kau disini".
"Ya,,,aku bersyukur sekarang aku disini bersamamu ".
"Tsk..dasar anak nakal,sudah ku katakan dari awal aku akan melakukannya tapi kau bersikeras_jika kau tidak sakit akan ku suruh kau mengasah semua pedang dan anak panah dirumah".
Gerutunya sembari memukul sedikit kening adiknya dengan jari telunjuknya.
Sengaja ia lakukan itu untuk menutupi kesedihannya,ia mengetahui kondisi adiknya tidak baik baik saja, mungkin daeun sudah tersadar dan bisa berinteraksi dengan mereka namun kondisi didalam tubuh gadis itu lebih buruk dari yang mereka pikirkan."Aakkk..kau kejam sekali oppa_hehe tapi aku menyukainya".
Daehoon hanya diam memperhatikan interaksi kedua orang di depannya ini tanpa berminat untuk ikut campur, sekilas ia teringat bagaimana kedekatannya dengan aeshin dahulu sebelum semua kebusukan jiah terbongkar yang membuat mereka tak lagi dekat seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DALEUN{ongoing}
Historical Fictionyang sudah di takdirkan pergi sudah seharusnya pergi. "Jangan khawatir. Semua yang kita upayakan akan berbuah manis. Usaha yang kuat, Doa juga yang kuat." Kata beberapa orang begitu, benarkah? benarkah bisa semudah itu?. "Ku harap" _____ Annyeong h...