Paginya ketika terbangun daehoon merasakan sangat kehausan.ia bergegas meraih air minum disampingnya yang dan juga memakan habis semua sisa larva jangkrik dan beberapa herba lain yang sudah ada disana yang telah daeun tinggalkan disana.
Semua obat obatan yang daeun berikan selama ini ternyata membuahkan hasil, daehoon sudah terlihat lebih segar dari sebelumnya meskipun tidak bisa di bilang sembuh namun ia tak lagi sepucat sebelumnya dan ia juga sudah mampu berdiri dan berjalan sendiri dalam waktu yang cukup lama.
Ia kembali bermeditasi, mengedarkan energinya untuk beberapa saat sampai keringat membasahi wajahnya di pagi hari yang dingin itu.
Sesaat kemudian baru lah bergerak mencari daeun yang sudah tak ada lagi disisinya semenjak ia bangun dari tidurnya.
"Kau disini?".
Panggilnya ketika Ia menemukan daeun di tepi sungai tak jauh dari goa,daeun yang sedang berjongkok di atas bebatuan di tepi sungai itu.
"Oh daehoon".serunya.gadis itupun Langsung berdiri ketika mendengar suara pemuda itu memanggilnya
"Jangan terlalu terkejut,aku tidak bilang baik baik saja tapi sepertinya bisa berfungsi". ujarnya yang sekarang ia sudah bisa sedikit tersenyum.
"Kau baik baik saja?".
"Aku punya air saringan yang kau tinggalkan di sisiku,Larva yang tidak bisa menjadi jangkrik juga pepengan".
"Itu akar dictamnus,hanya itu herba yang bisa ku temukan dan itu seharusnya di rebus didalam teh.tapi aku bersyukur dan merasa lega kau sudah terlihat lebih baik". ujarnya dengan senyum haru karena usahanya tidak sia sia.
"Apa itu?".tanya pemuda itu ketika melihat ada 4 kayu yang tertancap membentuk segitiga di tepi sungai itu yang daeun tancapkan sebelum daehoon datang.
"Ini untuk semua orang yang ku bunuh.bukan berarti aku patah hati,orang yang seharusnya mati memang harus mati,kita tidak boleh membiarkannya hidup". ucapnya sendu dan terdengar sedikit melemah."Lalu apa yang kau ingat dari itu?".
"Begitu aku menghunuskan pedangku,aku akan melihat seseorang menumpahkan darah mereka.Aku akan mengingat hari ini dan orang orang yang meninggal untuk tidak menghunuskan pedangku tanpa alasan ".
KAMU SEDANG MEMBACA
DALEUN{ongoing}
Historical Fictionyang sudah di takdirkan pergi sudah seharusnya pergi. "Jangan khawatir. Semua yang kita upayakan akan berbuah manis. Usaha yang kuat, Doa juga yang kuat." Kata beberapa orang begitu, benarkah? benarkah bisa semudah itu?. "Ku harap" _____ Annyeong h...