18

39 7 9
                                    

"apa boleh kita berada disini?"tanya junhyong,kakak dari ratu jiah yang pagi ini berada di sekitar hutan tak jauh dari desa simbun bersama bangdam dan komplotannya.

"Aku lebih tau racun daripada dirimu.racun kodok,orpimen,jamur beracun setidaknya butuh enam jam agar racun itu bisa menyebar".ujar pemuda yang bertingkah tengil hingga membuatnya junhyong merasa kesal melihatnya"tidak masalah pangeran daehoon keracunan racun apapun, rasanya sekarang aku sangat ingin memenggal kepalamu".

Dengan enteng dan remeh bangdam membalas "tsk..kau putra dari salah satu suku di besar di geoguryeo dan aku putri jendral xianbei!". ingatnya agar junhyong tak macam macam kepadanya jika tidak ingin terlibat masalah dengan suku xianbei yang terkenal kejam itu.

"Racunnya sudah menyebar saat ku periksa sebelum aku kesini dan sekarang pasti dia sudah mati,akan ku penggal kepadanya untukmu__dan berikan". pemuda itu mengulurkan tangannya untuk meminta imbalan atas tugasnya.

Sebuah balok emas di lempar begitu saja kepadanya namun ia tidak mempermasalahkannya asalkan emas itu sampai ditangannya "sisanya akan ku berikan setelah semuanya benar-benar selesai__ratu jiah,akan dibawakan kepala daehoon kepadamu". gumamnya senang , kemudian mereka mulai bergerak menuju ke penginapan itu.

Sedangkan di waktu yang sama di penginapan tepatnya di tempat dimana terakhir daehoon dan daeun berada dan sekarang mereka masih ada disana dengan kondisi yang sudah sangat buruk.

Tubuh daeun sudah tergeletak di lantai di sebelah bak mandi itu, mungkin terjatuh karena posisi duduk yang tidak tepat sedangkan daehoon,ia tersandar di tepi bak mandinya dengan tubuhnya yang masih berendam didalam air yang semulanya panas sekarang sudah dingin.

Sedetik kemudian daeun tersadar dengan kepalanya Yang sangat amat berat dan tubuhnya yang lemah juga suara yang sangat parau,ia merintih karenanya "a-apa yang sudah terjadi?".

Ia mencoba menyadarkan dirinya dan mengedarkan pandangannya kesegala arah dengan mata yang berkunang-kunang

Uhukk....
Uhukk...

"Pa-pangeran daehoon?". panggilnya lirih yang sekarang mencoba bergerak mendekati daehoon

"ba-bangun lah,sudah pagi"ucapnya yang sekarang menyenggol lengan pemuda itu berharap ia terbangun namun justru kepalanya jatuh kedalam air itu  untungnya daeun dengan sikap menahannya dan menyandarkannya di bahunya.

Ia bergegas menjangkau handuk kecil di sebelahnya untuk mengelap wajah daehoon yang basah namun yang ia di buat terkejut sekaligus bingung saat menyadari bahwa wajah pemuda itu sudah sangat pucat, kelopak mata yang menghitam juga bibirnya sama hit...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia bergegas menjangkau handuk kecil di sebelahnya untuk mengelap wajah daehoon yang basah namun yang ia di buat terkejut sekaligus bingung saat menyadari bahwa wajah pemuda itu sudah sangat pucat, kelopak mata yang menghitam juga bibirnya sama hitamnya dan nafasnya yang sudah sangat lemah.

Dengan panik ia masih mencoba memanggil pemuda itu dan sesekali menepuk Pipinya agar tersadar.
"Daehoon bangunlah".

Gadis itu pun mempunyai firasat buruk,ia celupkan ujung jari telunjuk kedalam air itu dan memasukannya kembali kedalam mulutnya, kemudian dengan cepat meludahinya lagi.

DALEUN{ongoing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang