Di tengah cuaca yang cukup terik di tengah hari menjelang siang, seorang gadis tengah sibuk memainkan tangannya dengan gesit meracik banyak herba di depannya,memotong, mencampurkan semua herba.semuanya sudah ia coba namun tetap tak ada yang berhasil hingga rasanya ia hampir saja menyerah.
Bahkan kondisinya saja bisa disebut jauh dari bersih sekarang.bajunya dipenuhi dengan sisa tanah, rambutnya sudah sangat lengket yang ia ikat kebelakang lehernya dan tubuh yang sudah sangat berkeringat.
Daeun sudah berhari-hari berbolak balik ke tepi danau tempat ia biasanya mencari ginseng bahkan sekarang ke hutan pun ia telusuri untuk mencari obat untuk heejin namun usahanya tetap sia sia saja.
Ia sudah mencoba banyak hal namun tetap saja tidak ia temukan obat yang cocok untuk anak kecil itu.Huhhh
Helaan nafasnya terdengar sangat berat seraya ia beristirahat di bawah pohon rindang di tepi danau itu,mencoba mengistirahatkan dirinya sejenak sebelum kembali menyusuri berbagai tempat"heejin-aa apa lagi yang harus ku lakukan sekarang?". keluhnya sembari bersandar di batang pohon yang ada di belakangnya.
Ia mencoba memejamkan matanya sesaat namun dari arah belakangnya terdengar suara langkah kaki dan dedaunan yang tergerak karena sentuhan sesuatu.dengan waspada ia raih pedangnya yang ada di sampingnya,diam diam dia mulai mendengar suara pergerakan itu yang semakin dekat dan kemudian
Sattt
Prang!!
Suara pedang yang di tarik keluar dari sarungnya dan melaju di udara bertemu dengan pedang lainnnya membuatnya terdengar sangat nyaring di telinga.
Satu kali
Dua kali
Tiga kaliDari mereka berdua saling melayangkan serangannya,saling mengadu kekuatan berpedang mereka masing-masing hingga beberapa saat kemudian barulah mereka saling menyadari satu sama lain.
"Kau?!"
"Oho kekuatan berpedang mu ternyata boleh juga".
Dengan dahi yang dikerutkan khas orang kebingungan dan juga tak lupa tatapan tajam layangkan kepada sosok lelaki didepannya yang tiba-tiba muncul entah darimana.
"Apa yang kau lakukan disini?!".tanya gadis itu masih dengan nada ketusnya,ia penasaran apa alasan atas kedatangan daehoon yang sangat tiba tiba itu dan berhasil mengejutkan nya.
"Hanya kebetulan lewat disini dan mendengar suara yang awalnya ku kira adalah seekor rusa tapi ternyata-".jedanya yang kemudian memperhatikan gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala dan hendak mengatakan sesuatu namun.
"Berhentilah memperhatikan ku jika tak ingin kehilangan matamu".
Daehoon pun berdecak melihat gadis di depannya ini,yang entah kenapa terlihat sangat menarik baginya, perkataannya,kemampuan yang tidak semua perempuan memilikinya,bahkan kemampuan berpedangnya cukup gesit untuk seukuran seorang perempuan dan tak lupa juga kecantikannya yang tentu disadari oleh semua orang yang melihatnya termasuk dirinya sendiri meskipun tak ada ketertarikan untuk itu,belum.
"Tsk,kau tau siapa aku harusnya kau bersikaplah sepantasnya".ujar daehoon yang mencoba menjelaskan kembali posisinya bahwa ia adalah seorang pangeran.
"Memangnya kenapa jika kau seorang pangeran? haruskah aku bersujud ketika bertemu dengan seorang pangeran yang bahkan kalah sopannya dengan anak kecil di sebelah rumah ku ". ketusnya,entah kenapa bertemu daehoon secara langsung terasa menyebalkan untuknya.
"Sudahlah tidak perlu berlama-lama,jika tidak ada lagi yang kau perlukan disini sebaiknya kau pergi saja". gadis itu pun hendak berbalik mengambil sarung pedangnya yang terjatuh tak jauh darinya dan akan kembali melakukan pekerjaannya
KAMU SEDANG MEMBACA
DALEUN{ongoing}
Historical Fictionyang sudah di takdirkan pergi sudah seharusnya pergi. "Jangan khawatir. Semua yang kita upayakan akan berbuah manis. Usaha yang kuat, Doa juga yang kuat." Kata beberapa orang begitu, benarkah? benarkah bisa semudah itu?. "Ku harap" _____ Annyeong h...