Setelah hari itu,hari terakhir aeshin dan daehoon disana,daeun dan yang lain hidup tetap seperti biasanya meskipun mereka tidak perlu khawatir tentang persediaan makanan untuk beberapa waktu kedepan.
Daeun pun sekarang mencukupi hampir semua herbal herbal,rempah rempah dan ramuan obat-obatan di tempatnya yang sudah habis jaga jaga jika nanti ada yang datang untuk berobat ataupun membelinya.
Sekarang,daeun berencana untuk pergi ke tempat dimana biasanya ia mengambil beberapa akar ginseng liar yang ia gunakan untuk obatan nya, biasanya ia mengajak heejin untuk pergi bersamanya karena tak begitu jauh dan hari ini pun begitu, terlebih lagi Hyun Jae yang katanya hari ini akan pergi bersama paman Myung hae.
Sesampainya di tempat itu,daeun yang baru saja membongkar barang bawaannya pun menyadari bahwa ada yang tertinggal,anak panahnya.
Dia sedikit kesal namun heejin dengan cepat menawarkan dirinya untuk mengambil anak panah itu seolah-olah ia terbiasa melakukannya."Biar aku saja eonnie,kau lanjutkan pekerjaan mu sementara aku mengambil anak panahnya".
"Hmm baiklah,tapi ingat jangan sampai oppa ku mengetahuinya".ingat daeun.
"Hhmm aku ingat,kau tenang saja karna Hyun jae sedang pergi bersama paman Myung hae".sahut heejin dengan menyebut nama Hyun jae hanya dengan sebutan namanya saja.
"Hhmm pergilah dan hati hati".
Heejin berlari kecil menuju rumah daeun dan sesaat setelah sampai ia langsung menunjukkan kamar daeun dan mengangkat papan yang berada di bawah kasur yang cukup berat hingga heejin cukup kesulitan karenanya.
Di tengah usaha heejin melakukannya,tiba tiba saja pintu rumah terbuka dan menampakkan Hyun jae yang baru saja masuk dan langsung melihat pintu kamar adiknya terbuka.
"Apa yang kau lakukan heejin!?".tanya Hyun jae yang membuat tubuh heejin membeku seketika, apakah ia ketahuan?apa Hyun jae tidak jadi pergi bersama paman Myung hae?tanyanya di dalam hati.
"Ah tidak,aku tidak melakukan apa apa oppa,aku hanya merapikan tempat tidur daeun eonnie".heejin beralasan yang tentu saja tidak di percayai oleh Hyun jae.
Hyun jae segera bergerak mendekat,ingin melihat secara langsung apa yang heejin lakukan,heejin yang melihat itupun langsung bergerak, berpegangan pada kaki Hyun jae, berharap ia bisa menahannya dengan tubuh mungilnya.
"Oppa jangan lihat,tidak ada apapun disana".rengeknya masih dengan tetap memeluk kaki Hyun jae, bergelantungan disana.
Hyun jae pun langsung membungkuk dan mengangkat tubuh heejin dan ia turunkan di sudut ruangan di kamar"tetap diam disana sampai aku memberikanmu izin untuk bergerak ". seperti sugesti,heejin benar benar tidak bergerak dari sana dan hanya menatap kesal dan menyesal karena apa yang menjadi rahasia daeun dan dirinya yang selama ini mereka jaga akan terbongkar.rahasia yang selalu menjadi alat ancaman heejin ke daeun akan segera berakhir.
Hyun melanjutkan langkah dan segera mengangkat papan yang sebelumnya ingin heejin angkat,dan apa yang ia temukan disana sungguh membuatnya terkejut tak percaya.
Terdapat banyak sekali anak panah asing yang tak pernah ia lihat,anak panah yang terlihat sekali bahwa itu sering di gunakan,belum lagi pedang,pisau kecil yang tersusun rapi disana dan tentu terlihat juga sering digunakan.
Hyun jae memijat pelipisnya setelah melihat semua itu,pantas saja daeun sering meninggalkan pedang dan panahnya saat mencari ginseng karena ternyata daeun mempunyai yang lain yang sengaja daeun simpan dari Hyun jae.
Dan semua itu daeun gunakan untuk berlatih sendiri tanpa sepengetahuan kakaknya,karena ia tau bahwa Hyun jae tidak akan mengizinkannya melakukan hal hal seperti itu jika bukan dia sendiri yang mengajarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DALEUN{ongoing}
Historical Fictionyang sudah di takdirkan pergi sudah seharusnya pergi. "Jangan khawatir. Semua yang kita upayakan akan berbuah manis. Usaha yang kuat, Doa juga yang kuat." Kata beberapa orang begitu, benarkah? benarkah bisa semudah itu?. "Ku harap" _____ Annyeong h...