6

38 11 6
                                    

Hujan deras dengan badai yang sangat kuat,ombak ombak yang menerjang perahu kecil yang hanyut di tengah lautan yang luas.

Petir dan kilat yang mewarnai malam yang gelap,dan dingin itu.

Satu kali
Dua kali
Tiga kali

Petir itu terus memenuhi malam yang suram itu hingga terdengar suara yang tak begitu jelas dari dalam perahu

"Hahh..hahh..".lenguh daeun dari dalam tidurnya karena sesak di dadanya yang membuatnya harus membuka matanya.

"Huuhhh apa itu?kenapa mimpi itu selalu datang?".

"Aughh,,dan dadaku kenapa makin lama makin terasa sakit?". resah nya sembari mengatur nafasnya yang tak karuan.

Ia memilih untuk keluar dari kamarnya dan akan mencuci mukanya dan berniat mengambil minum setelah itu.saat tiba diluar kamar,bisa ia lihat kakaknya sudah tak ada lagi di depan pintu kamar karena memang hari sudah hampir pagi dan Hyun jae memang terbiasa keluar pada jam itu.

Perlahan ia langkahkan kakinya ke belakang dengan cahaya rumah yang masih remang remang karena memang hari masih gelap, matahari baru mulai akan naik.

Karena minimnya cahaya dirumah itu, disaat melangkahkan kakinya ke dapur,tak sadar ia didepannya sudah ada seseorang yang berdiri dan membuatnya menabrak dada daehoon.

"Aaaaaa".pekik daeun yang langsung membuat daehoon menarik tubuhnya semakin mendekat dan menutup mulutnya.

"Sshhh". isyaratnya.daeun yang baru saja bangun tidur pun tentu nya terkejut dengan pergerakan yang menurutnya sangat tiba-tiba itu membuatnya tanpa sadar dan menurut untuk diam dengan tangannya yang berpegangan pada baju di pinggang daehoon seolah olah ada yang akan menangkapnya jika ia bergerak.

Lama mereka dalam posisi itu membuat daeun kemudian bertanya.
"Ada apa?a-apa yang terjadi".tanya menatap daehoon dengan mata yang berbinar-binar karena terpantul cahaya yang masuk dari luar membuat daehoon sebentar ia terpana kemudian ia menyadarkan dirinya sendiri.

"Ehhmm,tidak ada yang terjadi". jawabnya yang membuat daeun langsung berdecak kemudian melepaskan tangannya dan mundur beberapa langkah kedepan.

"Kau memang tidak tau sopan santun tuan pangeran yang sangat terhormat".sinisnya.

"kau yang seharusnya hormat dan patuh kepadaku jika kau tau bahwa aku adalah seorang pangeran,daun!? daeun?atau siapapun namamu ".ucap daehoon dengan sengaja menekan suaranya,sengaja membuat daeun terintimidasi.
"Dan tadi pun kau yang lebih dulu menabrak ku dan berteriak".

Daeun yang mendengarkannya pun merasa kesal dan kemudian pergi dengan menggerutu dan membatalkan niatnya untuk mencuci wajahnya dan melupakan dadanya yang tadi terasa sesak."pangeran apa seperti itu?tsk cepatlah kalian pergi dari sini,disini kalian membuatku sakit kepalanya".

Daeun melangkah keluar dari rumah itu dan menuju kerumah hasoo, meninggalkan daehoon yang ntah apa yang ia akan lakukan, sedangkan aeshin ia masih tertidur.

Setibanya di rumah hasoo,bisa daeun lihat bahwa ada kakaknya disana tengah membantu hasoo memasak, menyiapkan makanan untuk mereka dan tentu saja untuk daehoon dan aeshin.setidaknya mereka harus bersikap baik jika ingin hidup aman dengan tidak memperlakukan seorang putri dan pangeran dengan buruk

"Oppa".panggil daeun dengan nada melasnya yang langsung duduk di belakang Hyun jae yang sedang memotong daging.daeun langsung memeluk punggung kakaknya dari belakang,menumpukan kepalanya disana kemudian kembali memejamkan matanya.

"Hmm,ada apa denganmu?".tanya nya yang membiarkan adiknya di posisi itu dan sedikit membenarkan duduknya agar daeun merasa lebih nyaman.

Daeun yang di tanya pun menggelengkan kepalanya dan tetap memejamkan matanya cukup lama dari seperti itu membuat hyun jae bertanya tanya apakah daeun benar benar tertidur disana,namun yang sebenarnya terjadi adalah daeun tidak benar benar tertidur melainkan menenangkan dirinya dari rasa sakit di dadanya dan tentu saja rasa kesal karena daehoon.

DALEUN{ongoing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang