Hayy hayyy harupha-deul aku kembali lagi dengan membawa editan terbaru ku,suka ga?
Oke kalau begitu ayo next kita lanjutin.___🍃
Musim dingin hampir sampai,segala persiapan selama musim dingin nanti sudah di persiapkan dengan susah payah bagi kerajaan geoguryeo yang sedang krisis berbeda jauh dengan nakrang yang tetap santai meskipun akan tiba musim dingin.
Geoguryeo juga berusaha mencukupi segalanya keperluan mereka, meskipun hanya cukup untuk mereka yang tinggal di kawasan istana tanpa memikirkan rakyat lainnya setidaknya begitulah pemikiran raja daeho.
Awalnya hari hari berjalan seperti biasanya namun tibalah dimana banyak dari mereka yang tinggal di kawasan istana secara serentak terserang wabah cacar yang ntah darimana asalnya.
Akibat pemerintahan daeho yang sangat tidak tegas dan cenderung lebih mementingkan tahtanya sendiri dan tidak ingin mengeluarkan banyak harta untuk menyewa lebih banyak tabib membuat mereka akhirnya kekurangan tenaga medis untuk menangani wabah yang tiba-tiba datang.
Awalnya daehoon sebagai calon penerus raja berencana mencari tabib yang ada di pedesaan namun karena khawatir nantinya masyarakatnya tau dan terjadi kepanikan masal akhirnya ia mengurungkan niatnya dan beralih ke rencana selanjutnya yang akan meminta bantuan tenaga medis dari kerajaan nakrang secara tersembunyi dari rakyat namun tentu saja ayahnya ,sang raja menolak keras usulan tersebut karena ia tidak ingin di pandang lemah dan rendah oleh pihak nakrang,ia tidak akan pernah melakukan itu meskipun harus mengorbankan beberapa nyawa.
Peraturan dan cara ayahnya memimpin sungguh membuat daehoon dan aeshin sama-sama tidak habis pikir,raja yang harusnya mengayomi dan mendahulukan rakyat namun daeho justru jauh dari kata itu,ia lebih mementingkan posisinya dan tidak akan membiarkan siapapun menjadi raja selanjutnya kecuali dari keturunannya.
Daehoon dan aeshin pun tentunya tidak dapat berbuat banyak terlebih lagi aeshin yang untuk keluar kamar saja tidak di perbolehkan, khawatir ia akan ikut tertular.
Dengan gelisah pun aeshin berkata kepada ibunya."Eomma, bagaimana ini?jika di biarkan terus menerus akan semakin banyak yang tertular dan semakin tidak sanggup para tabib kerajaan menanganinya terlebih lagi musim dingin akan semakin dekat,kita akan semakin sulit mencari pertolongan"
"Apalagi yang bisa kita lakukan selain mengikuti perintah ayahmu,selagi kau baik-baik saja aku tidak peduli bahkan aku akan sangat senang jika daehoon itu juga ikut tertular ".ujar wanita yang sekarang tertawa remeh "tertular hingga mati".
Aeshin pun sudah jenuh dengan perseteruan antara ibu dan adiknya tersebut,kapan semua ini berakhir renungnya dalam hati.
Disaat lamunannya ia tiba-tiba teringat sesuatu."Ah aku punya ide". serunya yang sekarang berdiri hendak keluar kamar namun dihadang oleh dayangnya,mereka tidak membiarkan aeshin keluar
"Tuan putri kami mohon jangan keluar".cegah sang dayang dengan nada memohon"aku hanya sebentar, menemui ayahku". aeshin terus saja mencoba untuk lolos dari hadangan dayangnya tersebut.mereka terus berdebat hingga suara ratu jiah yang sedari tadi memperhatikan mereka pun membuat mereka sama' diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DALEUN{ongoing}
Historical Fictionyang sudah di takdirkan pergi sudah seharusnya pergi. "Jangan khawatir. Semua yang kita upayakan akan berbuah manis. Usaha yang kuat, Doa juga yang kuat." Kata beberapa orang begitu, benarkah? benarkah bisa semudah itu?. "Ku harap" _____ Annyeong h...