NADA-NADA ASMARA - 21

14 2 0
                                    

Sanjaya :
Nad, lagi di mana?
Gue sebenarnya nungguin lo tadi di StarMoon
Ada yg pengen gue omongin

Nada Aruna :
Lagi di rumah Kalil.
Besok gue ke StarMoon deh
Hari ini gue juga punya cerita yang WOW banget lo pasti kaget wkwkwk

Sanjaya :
Di rumah Kalil? Wkwkwk
Oke deh, gue tunggu besok di StarMoon
Hati-hati lo di rumah mantan, ntar gagal move on tambah ribet galau gak kelar-kelar

Nada Aruna :
Cuihh wkwkwk

•••

Kalil mendapat sharelock alamat yang dikirim Lula ke ponselnya dan segera mendatangi tempat yang dimaksud. Perasaan lelaki itu juga campur aduk sekarang. Sebetulnya ia sudah tahu bahwa Jaya tidak takut apapun dan berani melakukan apapun pada Lula. Apalagi kali ini, lelaki itu bahkan nekat mengikuti Lula bahkan mengejar gadis itu sampai membuat Lula bersembunyi karena ketakutan di sebuah gudang tak terpakai.

Membayangkan ketakutan Lula sekarang, membuat emosi Kalil memuncak. Harus sampai sejauh apa Jaya bertindak? Harus bagaimana lagi agar membuat Jaya berhenti untuk tidak mengganggu perempuan yang sebenarnya tidak ada hubungan apapun lagi dengannya?

Kalil menghentikan mobilnya cukup jauh. Alasannya agar Jaya tidak curiga bahwa kali ini ia akan menolong Lula. Sambil berjalan, Kalil juga menengok ke sekitar, sebab Lula bilang jika Jaya masih ada di sekitar gudang. Menunggunya keluar.

Setelah cukup dekat dengan gudang yang dimaksud, tak seperti ucapan Lula, suara Jaya tidak terdengar lagi. Bahkan saat menuju gudang, Jaya sudah tidak tampak sama sekali.

Jadi dengan langkah cepat dan dengan penerangan seadanya yang menggunakan senter ponsel, Kalil mendekati tempat persembunyian Lula. Gadis itu mengatakan bersembunyi di belakang lemari kayu yang sudah keropos di paling pojok gudang.

“La?” Kalil berbisik. “Ini gue,” ujarnya lagi.

Dengan perasaan lega dan sedikit takut, akhirnya Lula perlahan keluar dari persembunyiannya. Ia menghela napas ketika melihat Kalil datang, gadis itu luruh di tempatnya berdiri. Air matanya mengalir deras.

Kalil yang melihat itu dengan segera membawa Lula ke dalam pelukannya. Isakan tangis Lula yang sarat akan ketakutan membuat amarahnya benar-benar memuncak pada Jaya.

“Gak apa-apa. Sekarang udah ada gue. Jaya udah nggak ada, La.”

“Gue masih di sini tuh.”

Lula kembali menegang ketika mendengar suara Jaya. Begitupula Kalil yang tak kalah terkejut. Ia refleks menoleh ke arah suara Jaya yang berdiri cukup jauh darinya.

“Kata siapa gue udah nggak ada? Gue bahkan merhatiin lo dari tadi,” kata Jaya enteng. Awalnya ia tak menyangka jika Kalil akan datang, sebab yang ia tahu Kalil tengah bersama Nada. Dan itu juga yang menjadi alasan mengapa dirinya mendatangi Lula saat ini.

Agar tidak ada gangguan dari Kalil.

Tapi ternyata, dugaannya salah.

“Sampe bela-belain markir mobil jauh banget biar gak ketahuan gue.” Jaya berdecih. “Lo nggak tahu aja siapa yang lo bodohi.”

Sialan. Kalil mengumpat dalam hati. Terlebih ketika Lula semakin mengeratkan pelukannya. Tubuh gadis itu bergetar, hingga Kalil bisa merasakannya.

“Ternyata dugaan gue salah ya.” Jaya kembali bicara. “Gue kira, kalau lo lagi sama Nada, lo nggak bakalan ganggu gue kalau gue lagi ketemu sama Lula. Tapi ternyata …” Lelaki itu seperti enggan melanjutkan ucapannya. Dan Kalil yang mendengarkan itu mengerutkan kening.

NADA-NADA ASMARA || END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang