NADA-NADA ASMARA - 2

36 8 0
                                    

Nada tahu resikonya sejak awal bagaimana jika nanti ketika ia putus dengan Kalil, sementara mereka berada di lingkup pertemanan yang sama. Pasti susah, ada keadaan di mana semua terasa canggung dan ... aneh? Dan ya ... semua itu sudah terjadi sekarang. Lalu apa yang akan dilakukan Nada? Tentu saja ia akan mengabaikan semuanya.

Menganggap Kalil tak ada dan tak melihat lelaki itu meskipun mereka tengah duduk berhadapan.

Seperti saat ini.

Di antara ketujuh temannya, hanya Syena yang tahu kenyataan bahwa hubungannya dengan Kalil sudah berakhir.

Dan perkataan Syena semalam yang katanya bahwa berakhirnya hubungan Nada dan Kalil akan membuat satu sekolah gempar itu hanyalah kata kiasan. Tidak ada kegemparan sama sekali. Tidak ada kehebohan juga.

Jadi, semua berjalan seperti biasa. Seperti tidak terjadi apa-apa.

"Kalian kenapa dah? Diem-dieman mulu gue lihat-lihat." Harjuna, yang duduk di sebelah Kalil yang pertama kali menyadari keanehan itu. "Lagi berantem, Nad?"

"Ya elah. Berantem berantem, nanti juga sembuh sendiri. Mepet-mepet lagi tuh si Nada ke si Kalil." Jefri menyahut yang langsung diberi tatapan tajam oleh Nada.

Syena yang duduk di sebelah Nada hanya melirik sahabatnya itu. Ia jadi bingung sendiri harus bereaksi seperti apa.

"Lil, tadi sebelum gue ke sini, gue ketemu Lula." Perkataan Yuda membuat Nada yang hendak menyuap batagor ke mulutnya seketika terhenti. "Dia nyari lo, ke kelas."

"Lula?" Dianara bertanya dengan kerutan di keningnya. Mungkin merasa aneh dengan apa yang dikatakan Yuda. "Kak Lula maksudnya?"

Yuda mengiyakan.

"Hah? Ngapain dia nyari Kalil?" Mireya turut bertanya. Ya, mungkin ini juga hal aneh bagi mereka. Karena ya ... sejak kapan Lula dan Kalil menjadi dekat sampai harus mencari ke kelas kan?

"Suka sama Kalil kali," sahut Raja tanpa tendeng aling-aling. Syena yang mendengar itu langsung mencubit perut sang pacar hingga membuat sang lelaki mengaduh sakit.

"Jadi?" Yuda bertanya lagi. "Sejak kapan lo deket sama Lula sampai dia harus nyari lo ke kelas?"

Kalil hanya mengangkat kedua bahunya. Dengan begitu, semua orang yang ada di meja itu tak mengharapkan jawabannya lagi.

"Yaudah guys, gue duluan ya. Mau ke toilet terus langsung ke kelas." Nada berpamitan begitu saja. Syena sebenarnya ingin mencegah kepergian Nada, tetapi ia tahu jika saat ini sahabatnya itu pasti ingin sendiri.

Pasti terlalu sulit baginya.

"Jadi kenapa lagi kali ini?" Juna bertanya setelah memastikan Nada benar-benar pergi dari kantin. "Tengkar mulu dah lo berdua."

Kalil tidak langsung menjawab. Lelaki itu memilih meminum air dinginnya hingga tandas dan meremat kemasannya.

"Parah banget kali ini tengkarnya? Soalnya gue ngeliat Nada nggak kayak biasanya aja gitu." Raja menyahut yang seketika langsung diberi lirikan maut oleh Syena. Raja yang paham apa maksud sang pacar pun langsung terdiam, menutup mulutnya rapat-rapat.

"Putus."

Semua yang ada di meja itu reflek berhenti bergerak ketika mendengar ucapan Kalil. Mereka semua melongo.

"Apa? Putus? Apanya yang putus?" tanya Dian. Ia menatap Kalil penasaran.

"Gue sama Nada udah putus."

Semakin melongo lah mereka. Tak menyangka dengan apa yang mereka dengar.

Putus? Kalil dan Nada putus? Bagaimana bisa? Kenapa? Setelah apa yang mereka jalani selama satu tahun ini? Dan apa yang membuat Nada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Kalil ... padahal mereka semua tahu bagaimana bucinnya Nada pada Kalil.

NADA-NADA ASMARA || END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang