"Eh hai, Nad." Jaya tersenyum lebar ketika melihat Nada mendekat.
Gadis itu kembali terkejut ketika melihat tangan Jaya yang ditepis oleh Lula.
Mereka bergandengan tangan?
Dan kenapa wajah Lula ... seperti itu? Dia habis menangis?
"Gue balik ke kelas dulu." Lula berlalu begitu saja dari hadapan keduanya dengan wajah yang begitu tegang dan dingin. Jaya seakan pasrah, lelaki itu hanya mengangguk membiarkan Lula berlalu.
"Lo ngapain ke sini? Masih pagi banget lho ini." Nada bertanya heran.
"Mampir sebentar sebelum buka kafe."
Oke, Nada merasa kalau ini aneh. Namun ia tidak bertanya lebih lanjut dan hanya mengangguk.
"Lo kok lama banget nggak ke StarMoon? Lagi sibuk ya? Malah Nara sekarang yang sering mampir sama Romeo."
"Gue lagi galau. Lo nggak denger kabar ya?"
Mendengar ucapan itu, Jaya terkekeh pelan. "Galau? Seorang Nada bisa galau?"
"Yee ..." Nada memberengut. "Lo kira gue apaan nggak bisa galau. Gue juga manusia kali."
Jaya semakin tertawa karena respon Nada yang menurutnya lucu. Apalagi dengan pipi yang dibuat menggembung seperti itu. Astaga ...
"Oke oke." Jaya mengangkat kedua tangannya. "Terus kenapa nih Nada kesayangan kita bisa galau? Kalil lagi?"
Tentu saja Jaya bisa langsung menebak. Karena hubungan mereka memang sedekat itu. Dulu, ketika Jaya masih bersekolah di Garuda Emas, mereka ada di klub yang sama. Iya, klub siaran.
Kepribadian Jaya yang sama extrovertnya dengan Nada membuat mereka memiliki kecocokan satu sama lain sehingga tak jarang mereka saling curhat. Dan kedekatan itu masih mereka miliki sampai saat ini, meskipun Jaya sudah lulus dan bekuliah. Toh mereka masih suka bertemu ketika Nada mampir ke StarMoon karena Jaya memang bekerja paruh waktu di sana.
Nada mendekat ke arah Jaya. Si lelaki yang paham jika Nada akan membisikkan sesuatu, merendahkan kakinya dan menunduk. "Gue putus sama dia."
Kedua mata Jaya membulat. "Serius?"
Nada berdeham dan mengangguk.
"Lo nggak lagi bercanda kan?"
"Please deh, Mas. Ini masalah percintaan gue lho. Ya kali gue bercanda."
"Terus ... kok bisa sih?"
"Eh tapi gue mau nanya dulu deh sama lo." Nada seketika ingat apa yang ia lihat tadi saat Jaya menggenggam tangan Lula sebelum ia datang.
Jaya menaikkan kedua alisnya.
"Lo masih pacaran sama Lula?" Nada kembali berbisik setelah memastikan di sekitar mereka tak ada yang bisa mendengar mereka.
Sebab dulu Jaya dan Lula memang berpacaran. Tetapi secara backstreet sebelum akhirnya Lula memutus hubungan keduanya lebih dulu yang Nada sendiri tak tahu alasannya. Jaya pun juga tak menceritakan apapun soal itu.
"Menurut lo? Gue masih pacaran nggak sama dia?"
"Malah nanya balik," ujar Nada kesal. "Jawab deh, Mas. Gue kepo banget ini."
Jaya tertawa. Ia tahu sejak dulu hingga sekarang, wajah kesal Nada masih menjadi sebuah hiburan baginya.
"Nggak. Dianya nggak mau nih, Nad, gue ajak balikan. Dia udah punya pacar baru. Yang sayangnya gue baru tahu."
Nada mengangguk-angguk.
"Lo tahu nggak siapa pacarnya?" Jaya bertanya yang membuat Nada melihat ke arah lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA-NADA ASMARA || END√
Teen FictionNada pikir, ia sudah tahu segalanya tentang Kalil. Nada pikir, ia paham bagaimana seluk-beluk lelaki itu setelah mereka menjalani hubungan selama satu tahun. Namun ternyata, Nada salah. Ia tak pernah tahu apapun tentang Kalil. Bahkan ketika hubungan...