Warung soto tangkar yang akan menjadi tujuan mereka letaknya agak jauh dari alun-alun. Jadi mau tak mau, mereka pergi dengan menaiki mobil Kalil. Oh yang tentu saja juga membuat Nada sedikit tidak nyaman.
Yah, bagaimana pun mobil ini juga memiliki andil dalam menyimpan kenangan mereka berdua saat masih berpacaran dulu.
Dan kini Nada sudah duduk di belakang bersama Rafi yang sejak tadi bercerita ini dan itu alih-alih duduk di samping kemudi—di sebelah Kalil.
"Kak Nada beneran berteman sama Om Andra?"
Kenapa jadi bahas ini lagi sih, Rafi ...
"Iya. Kenapa?" Nada bertanya balik.
"Kalian nggak deket ya? Dari tadi nggak ngobrol." Nada menangkap Kalil yang melihat ke arahnya dari rear vision mirror.
Lalu Nada menjawab, "Emang nggak terlalu dekat. Tapi Andra emang teman Kak Nada kok."
"Oh." Rafi mengangguk-angguk. Dan Nada bersyukur karena Rafi tak bertanya lebih jauh.
Mobil mereka akhirnya berhenti di sebuah warung soto tangkar yang ternyata sangat tidak asing bagi Nada. Mau asing bagaimana sih kalau sewaktu berpacaran dengan Kalil dulu, Nada sering diajak makan di sini?
Ya ... soto di sini emang paling enak sih daripada warung-warung soto tangkar yang pernah Nada coba. Dan juga warung ini akan selalu ramai pembeli. Seperti saat ini. Padahal ini masih jam setengah 9 pagi, tetapi pengunjungnya hampir penuh.
"Rafi duduk sama Kak Nada ya. Biar Om yang pesan."
"Oke, Om." Dengan tangan yang menggandeng Nada, Rafi berjalan di sisi gadis itu. Mereka memilih tempat duduk yang menghadap langsung ke jendela yang langsung mengarah ke tempat parkir.
"Kak Nada ..." Nada yang mengambil sebungkus kerupuk dari toples besar di sebelahnya itu berdeham.
"Kenapa, Rafi?"
Anak itu terlihat berpikir dan melirik ke arah Kalil yang masih terlihat mengantre untuk memesan.
Nada menunggu Rafi untuk bicara sambil memakan kerupuknya. "Kok diem?"
Rafi kembali melihat Nada. "Sini." Anak itu melambaikan tangannya pada Nada, menyuruhya agar sedikit mendekat.
"Apa? Mau ngomong apa?"
"Kak Nada sama Om Andra ... beneran nggak deket?"
Oh astaga ... kenapa Rafi sangat penasaran hal ini? Anak tujuh tahun ini benar-benar membuat Nada tak habis pikir.
"Kok nanya itu lagi?" Nada terkekeh. "Kenapa sih?"
"Soalnya kemarin aku ngeliat foto Kak Nada di hp Om Andra."
Nada tertegun. "Foto? Foto apa?"
"Foto Kak Nada berdua sama Om Andra di pantai."
"Hah?"
Lalu Rafi mengangguk yakin.
"Kamu ... nggak salah lihat?"
"Fotonya jelas banget kok. Aku nggak mungkin salah soalnya foto itu dijadiin wallpaper sama Om."
Eh?
"Sebenarnya tadi aku kaget banget, nggak nyangka bakalan ketemu Kak Nada di alun-alun," ujar Rafi lagi. "Awalnya aku emang nggak langsung ngenalin Kakak, tapi setelah Om Andra nyamperin aku baru ingat kalau Kak Nada adalah perempuan yang ada di hp Om."
Oke ... kenapa ... Kalil ... masih memasang foto mereka di ponselnya?
Bukankah ini aneh? Sementara lelaki itu sudah berpacaran dengan Lula?
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA-NADA ASMARA || END√
Teen FictionNada pikir, ia sudah tahu segalanya tentang Kalil. Nada pikir, ia paham bagaimana seluk-beluk lelaki itu setelah mereka menjalani hubungan selama satu tahun. Namun ternyata, Nada salah. Ia tak pernah tahu apapun tentang Kalil. Bahkan ketika hubungan...