Grup Anti Galau
Harjuna Ramawijaya
Bjirr
Bjirr
BjirrRaja Abdi
Kenapa bjirrr
Berani banget lo main hp pas pelajarannya bapak lo
Gue aduin yaHarjuna Ramawijaya
Gue aduin balik lah
Najizzz mainnya ngaduanSyena Cahaya
Berisik!!
Matiin gak hp lo Raja!!!Raja Abdi
Siap sayang
Harjuna duluan nihPrayuda M.
Ada apaan dah
Btw kenapa muka Kalil lecek banget
Adakah yang tahu sesuatu???
Serem banget bjir si Kalil
@Harjuna tadi Kalil sama lo kan? Ada masalah apa dah?Harjuna Ramawijaya
Bjirr lo semua harus tahu ….
Gila sih ini..
Untung yang lihat tadi cuma gue….Prayuda M.
Apaan sih??Dianara Jasmine
Yud matiin hp lo sekarang soalnya Bu Ani lagi lihat ke arah loMireya Saraswati
Sekarang jalan ke arah lo, YudDan obrolan grup di tengah-tengah pelajaran pun berakhir begitu saja. Di kelas Nada sendiri pun sebenarnya hanya diisi oleh tugas yang diberikan oleh Pak Tahir—yang mana seperti yang dikatakan Raja tadi bahwa beliau si guru matematika itu adalah bapaknya si Harjuna.
“Nad.” Syena menyenggol lengan Nada saat temannya itu masih mengerjakan tugasnya. Nada berdeham sebagai respon. “Emangnya si Kalil kenapa?”
Nada berhenti menulis, ia menoleh ke arah Syena dan menaikkan satu alisnya karena tak mengerti dengan ucapan teman sebangkunya ini.
“Apanya?”
“Coba baca grup.”
Meskipun masih tak mengerti ucapan Syena, Nada menurut saja. Ia meraih ponselnya yang ia letakkan di kolong meja dan membuka pesan grup. Setelah membacanya, Nada refleks menoleh ke arah Harjuna yang duduk cukup berjarak dengannya dan Syena.
Nada menatap Harjuna tajam—yang tampaknya ketika ditatap oleh Nada, Harjuna langsung sadar jika ia sedang ditatap lamat-lamat oleh seseorang. Lelaki itu menyengir lebar seolah tahu bahwa Nada sudah membaca pesan grup mereka.
“Kenapa sih, Nad?”
Haaah … sungguh ia lupa untuk menutup mulut Harjuna agar hal tadi tidak sampai terdengar oleh teman-temannya. Tapi apa boleh buat? Harjuna sudah memancing rasa penasaran semua temannya, dan lebih daripada itu apa yang dikatakan Yuda tentang Kalil pasti sudah memberi mereka clue yang sangat jelas.
Nada menghela napas. Dia meletakkan kembali ponselnya dan meraih bolpoinnya untuk melanjutkan tugasnya.
“Ish, Nada!!!”
“Gue nampar Lula tadi.” Dan Nada tahu jika dirinya tak bisa terus menerus menyimpan hal ini dari Syena. Jadi, daripada dia terus diteror lebih baik ia cerita saja. “Nggak tahan. Emosi banget.”
Syena tak menyahuti ucapan Nada, ia melongo. Dan Nada yang paham akan keterkejutan ucapan Syena, tak bicara apa-apa lagi.
“Wait wait … kenapa tiba-tiba nampar Lula? Dia ngapain lo anjir? Gue tahu lo nggak bakalan kayak gitu kalau dia nggak mulai duluan kan?”
“Ya emang dia yang mulai kan.” Nada suda selesai dengan apa yang ia kerjakan. Ia tutup bukunya dan kembali menatap Syena. “Dia yang duluan nyari masalah sama gue. Nggak ada salahnya kan gue kasih dia pelajaran sekali aja?”
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA-NADA ASMARA || END√
Fiksi RemajaNada pikir, ia sudah tahu segalanya tentang Kalil. Nada pikir, ia paham bagaimana seluk-beluk lelaki itu setelah mereka menjalani hubungan selama satu tahun. Namun ternyata, Nada salah. Ia tak pernah tahu apapun tentang Kalil. Bahkan ketika hubungan...