Nagata memanfaatkan pernikahannya dengan Agnia untuk menangkap ayah mertuanya yang menggelapkan dana bantuan sosial.
Awal-awal pernikahan memang tidak mudah karena menghadapi karakter Agnia yang emosian, keras kepala dan ingin menang sendiri. Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nagata Hastungkara Dierja Twenty-eight years old, mullet hair, head of the corruption eradication team, intelligent, delinquent, second child of the Dierja family, minus three eyes, height one hundred and eighty-five, his employer is Neo.
__________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Agnia Abdining Gusti Twenty eight years old, architect, stubborn, emotional, long wavy hair, only daughter, minus three and a half eyes, doesn't like to be restrained, tall one hundred and sixty five, very beautiful and fashionable.
_________
Dentuman music DJ menggema di seluruh bar, dilengkapi oleh beberapa pelacur yang berlenggak-lenggok di hadapan para pria yang hendak menyewa. Beberapa jenis minuman mabuk bertengger di meja-meja, seolah sengaja disiapkan agar pengunjung tidak kelabakan untuk memesan di tengah kericuhan lenggak-lenggoknya para pelacur langganan.
Salah satu di antara banyaknya pengunjung, terdapat Agnia, wanita yang baru saja menyelesaikan resepsi pernikahan, yang nekat labas ke bar untuk mencari pelampiasan terhadap pernikahan yang sama sekali tak ia inginkan.
"Malam pertama bukannya kawin sama suami, malah ngelonthe di sini," ujar seorang pelacur yang sangat akrab dengan Agnia karena mereka adalah teman SMA.
Agnia dengan sayu mendongak, memerhatikan Dina yang berdiri di hadapannya. "Lo betah amat ngelacur di sini, Din. Dapet komisi berapa?"
"Sehari bisa seratus juta, sih," jawab Dina kemudian duduk di hadapan Agnia. "Kenapa? Mau ngutang?"
Ketika hendak mengambil wine, kepala Agnia serasa berputar. Wanita itu meringis, membuat Dina mendadak panik. Namun, kedatangan seorang pria berjass hitam dengan potongan rambut mullet itu mampu membuat beberapa orang memerhatikan, terlebih lagi pria tersebut digiring oleh lima orang bodyguard yang terlihat mengamankan dirinya agar tidak tersentuh orang lain.
Agnia melenguh kala pinggangnya diraih oleh Nagata untuk digendong. Dalam keadaan tidak sadar pun wanita itu masih bisa mengomel, meski hanya Nagata yang dapat menangkapnya.
"Kenapa banyak banget laki yang patriarki? Terutama Ayah. Paling bentar lagi Nagata ketularan, terus gue dituntut ini itu biar jadi istri sempurna versi dia," gumam Agnia dengan mata tertutup rapat.
"Kamu ini, malam pertama, bukannya diam di rumah malah nyaris jual diri di bar. Tidak bisakah kamu nurut sama saya sekali saja, Agnia?"
______
Bersambung
_______
Hai, Readers!
Untuk tokoh utama, kalian bebas berimajinasi siapa saja, yang penting hair stylenya mullet. Untuk aku pribadi, bayanganku soal Nagata ini mengarah ke pict yang aku cantumin di atas.
Kemudian Agnia juga seperti itu. Intinya Agnia ini wanita coquette banget yang apa-apa harus fashionable. Ya nanti dilihat aja di part selanjutnya! See you guys!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
