The power of nasehat Nagata, mendadak Agnia jadi kalem dan manut. Usai mandi dan berganti pakaian rapi untuk berangkat kerja, wanita itu duduk di kursi makan dan melahap sandwich buatan suaminya. Jika biasanya ia mengomel, kali ini mulutnya tak mengeluarkan uneg-uneg dan memilih untuk sarapan saja, membuat Nagata yang sedang memotong apel dan memutik anggur hijau untuk diletakkan di wadah bekal pun paham kalau istrinya itu sedang berusaha mencerna kalimatnya tadi.
"Nanti kerja, kan?" tanya Nagata setelah menutup bekal yang berisi potongan buah apel dan anggur hijau.
"Iya, kerja," jawab Agnia.
Nagata meletakkan bekal di sebelah piring Agnia. "Ini nanti dimakan, biar sehat."
Agnia menatap Nagata sebentar lalu mengangguk. "Makasih."
"Nanti berangkat sama saya, ya? Motor kamu masih sama Dina. Tenang, nanti pulangnya saya jemput," kata Nagata.
"Iya, terserah lo aja."
Nagata akhirnya bergegas ke kamar untuk ganti setelan kantor, membuat Agnia memerhatikannya dari jauh dan seketika keheranan sendiri. Kenapa seorang Agnia Abdining Gusti jadi lembut seperti ini? Kemana dirinya yang menyala-nyala? Sedang sibuk melamun, sampai tak sadar kalau Nagata sudah kembali dengan mengenakan setelan serba hitam, membawa dua wadah kacamata.
"Ini punya kamu, semalam ketinggalan di bar dan saya suruh Agra untuk ambil," kata Nagata membuat Agnia menerima sodoran kacamatanya.
Nagata kalau sedang mengemudi atau bekerja pasti memakai kacamata, begitu juga dengan Agnia. Karena mata mereka sama-sama minus.
Setelah Agnia selesai sarapan, wanita itu segera bergegas untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil Nagata, saking malunya dia menghadap suaminya yang saat ini sedang pamit dengan Neo. Sejujurnya Agnia ingin mengomel. Tapi entah kenapa naluri wanita itu mengatakan kalau dia harus diam dan manut. Sialan!
_________
Bagas dan Vito saling lirik saat melihat Agnia yang hanya makan buah dan minum jus alpukat. Mereka benar-benar tak menyangka, ke mana Agnia yang rakus akan makanan kantin? Kenapa wanita itu mendadak menjadi kalem?
"Mba, lo ngga apa-apa, kan?" tanya Bagas memastikan membuat Vito menyenggol lengannya.
"Gue ngga apa-apa," jawab Agnia lalu mengunyah anggur hijaunya. "Kenapa emang?" tanyanya di sela-sela kunyahannya.
"Ngga, sih. Itu kenapa lo cuma makan anggur, Mba? Uang lo ketinggalan?" tanya Bagas yang benar-benar di luar nalar. "Kalo iya, kan, lo bisa minjem uang gue, Mba. Ngga usah sungkan."
Agnia menopang dagu sambil menahan senyum. "Gue baru sadar."
"Sadar apaan, Ag?" Vito kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Patah, Mari Berpisah
General FictionNagata memanfaatkan pernikahannya dengan Agnia untuk menangkap ayah mertuanya yang menggelapkan dana bantuan sosial. Awal-awal pernikahan memang tidak mudah karena menghadapi karakter Agnia yang emosian, keras kepala dan ingin menang sendiri. Namun...