Bagian 7

1.5K 89 1
                                    

Keseruan menjadi wanita adalah kalau tiba-tiba ingin sesuatu yang sebelumnya tak pernah terlintas di pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keseruan menjadi wanita adalah kalau tiba-tiba ingin sesuatu yang sebelumnya tak pernah terlintas di pikiran. Contohnya adalah beli motor. Kelakuan siapa lagi kalau bukan Agnia. Sedari tadi, ia mencari rekomendasi motor yang bagus dan aesthetic untuknya yang seperti tuan putri ini. Akan tetapi, kebiasaannya yang memang butuh validasi mendadak muncul.

Alhasil, wanita itu memerlukan Nagata.

"Nagata!" panggilnya kepada Nagata yang sedang duduk di bangku belakang rumah untuk menemani Neo yang asyik makan daging, entah daging apa itu.

Nagata menoleh ke pintu. "Ada apa, Agnia?"

Agnia mendekat, duduk di hadapan Nagata lalu memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan beberapa jenis motor matic.

"Gue mau beli motor," kata Agnia. "Pilihin dong!"

Nagata menautkan alis. "Serius mau beli motor?"

"Kok lo nanyanya gitu?" tanya Agnia dengan raut yang kini agak kesal.

"Saya hanya memastikan saja, Agnia. Memangnya kamu ngga takut panas?" Nagata bertanya dengan lembut. "Bukan gimana-gimana, tapi kamu kalau kegerahan itu suka ngamuk."

Memang benar. Nagata memiliki bukti nyata ketika dia dan Agnia menikah. Setelah janji suci, Agnia ngamuk karena gaun besarnya membuatnya gerah. Kalau hanya menggerutu, sih, tidak masalah. Tapi, kebiasaan wanita itu adalah kalau kegerahan pasti ingin menangis. Itu yang bikin repot.

Agnia berdecak pelan. "Kemarin, kan, gue telat. Nah, biar gue ngga telat lagi, gue bisa pakai motor! Kaloalo nyalip juga gampang! Tinggal was wus!"

"Kamu yakin?"

"Yakin!" Agnia berseru, bahkan sampai memukul meja. "Cepetan pilihin! Mumpung uangnya udah cukup!"

Nagata tersentak. "Memangnya 30 juta dari saya di setiap bulannya itu kurang?"

"Lah? Itu mah ngga pernah gue pakai," jawab Agnia apa adanya. "Di rekening gue udah kekumpul 300 juta noh."

Nagata jelas terkejut dengan pengakuan wanita yang mengenakan pakaian mini ini. Bahkan wanita tersebut dengan santainya mengikat rambut karena keherahan dengan mini dressnya yang tersingkap, nyaris memperlihatkan seluruh pahanya.

"Kenapa ngga dipakai?"

"Ya ngga mau aja." Agnia mendadak bingung ingin menjawab apa. "Pernikahan kita, kan, lebih ke formalitas aja, nih. Jadi gue ngerasa kalo gue ngga ada hak buat pakai uang yang lo kasih, karena gue ngga ngasih lo apa-apa."

"Memangnya saya mempermasalahkan kalau kamu ngga ngasih apa-apa ke saya?" tanya Nagata. "Saya ngga butuh timbal balik, Agnia."

"Tapi di dunia ini harus setara. Paling ngga, ya, ada imbalan tersendiri setelah lo ngelakuin sesuatu ke orang lain." Agnia menjelaskan.

Setelah Patah, Mari BerpisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang