047

2.3K 242 43
                                    

suara teriakan menggema di lobby rumah sakit yang membuat Miraie dan El sontak menoleh ke sumber suara itu

saat keduanya menoleh terlihatlah dino yang tengah membopong satu orang berambut cokelat dengan tubuh yang bersimbah darah

"lah Gin?!" sentak Echi membuat para anggota tnf yang ada di rumah sakit menoleh kearahnya

"anjir si Gin ngapa lagi cok" Seru Agil yang mendapat gelengan kepala oleh Echi dan anggota lainnya

El dan Miraie langsung berlari kearah Gin dan mulai membantu Dino untuk membopong tubuh Gin menuju tempat penanganan pertama

setelah El menaruh tubuh Gin di ranjang rumah sakit dirinya langsung menggunakan sarung tangan, Miraie pun turut menggunakan sarung tangan dan mulai menyiapkan bius

"jangan di bius" pinta Gin menatap Miraie yang membuat Miraie dan El mengerutkan keningnya

"tapi nanti kamu sakit" ucap Miraie yang dibalas gelengan kepala oleh Gin

"gapapa, kalo pake bius suka muntah" lanjut Gin yang hanya dibalas helaan nafas pasrah oleh Miraie

mendengar itu El hanya menganggukkan kepalanya dan mulai mengecek luka Gin yang ternyata berasal dari sebuah benda tajam, luka nya cukup dalam yang membuat Gin harus mendapatkan beberapa jahitan

El dengan telaten mulai menjahit luka itu tanpa takut sedikit pun sedangkan sang pasien hanya menatap langit-langit rumah sakit tanpa mengeluarkan suara sedikit pun

tak butuh waktu lama untuk El menyelesaikan penanganan nya, Gin mendapatkan beberapa jahitan di setiap lukanya. Gin mempunyai 4 luka yang sama-sama memiliki kedalam yang cukup parah membuat El harus menjahit keempatnya

"sudah selesai, butuh baju?" ucap El setelah selesai menjahit luka Gin dan melepas sarung tangan bersimbah darah nya, Gin hanya menggeleng menangapi pertanyaan itu

"mami mu tau kejadian ini?" tanya Miraie menatap sang keponakan dengan khawatir

"enggak, yang tau cuman Riji" jawab Gin dengan nada datarnya yang membuat Miraie menghela nafa panjang

"terus kamu mau nunggu jemputan di lobby pakai apa?" Miraie kembali bertanya kepada sang keponakan

"telanjang dada aja, lagian lukanya udah di tutup perban" ujar Gin yang dimana hal itu membuat Miraie memukul pelan surai cokelat Gin

"udah penanganan gak dijahit, mau telanjang dada lagi di rumah sakit!" seru Miraie dengan dibalas oleh ringisan Gin yang merasakan sakit pada kepalanya

akhirnya Miraie memilih untuk membantu Gin berjalan menuju tempat menunggu di lobby rumah sakit yang dimana disana terdapat Agil, Gilbert, Exu, Mako dan Echi

"kenape lagi lu?" tanya Agil menatap Gin yang baru sampai

"biasalah begal" jawab Gin dengan santainya, bahkan ia tak merasakan sakit saat menjatuhkan diri di kursi yang kosong

"gua kalo jadi dokter pasti muak nanganin nih orang" timpal Mako membuat mereka yang ada disana tertawa menanggapi itu

"gua juga muak di jahit pak el terus" jawab Gin tak menghiraukan ledekkan yang di lontarkan oleh temannya

mereka lanjut mengobrol hingga datanglah Riji bersama Caine dan Rion yang lengkap menggunakan jas kerja miliknya

"Gin! kamu gapapa?" tanya Caine menatap khawatir sang anak sulung

"gapapa, cuman di jahit dikit"

"siapa yang begal kamu?" Rion bertanya dengan nada datar dan tatapan mematikannya

"biasalah gangster kecil" jawan Gin yang membuat Rion memainkan alisnya

"br?" Rion kembali bertanya yang dibalas anggukan oleh Gin

"mereka cuman kenal Gin atau gimana?" seru Riji menatap datar kearah sang kekasih, dibalik tatapan datarnyta terdapat rasa khawatir melihat sang kekasih yang kini tengah dibalut perban

pertanyaan dari Riji membuat Gin dan yang lainnya menggelengkan kepalanya tak tahu, mereka semua memilih untuk diam dan larut dalam pikirannya masing-masing

"Papi" teriak Gilbert kearah Menhan yang baru saja memasuki lobby rumah sakit

"oy, ini kenapa banyak darah?" tanya Menhan berjalan menghampiri Gilbert dan Agil

"ada pembegalan?" kini Rafael lah yang bertanya membuat anggota tnf dan Gilbert yang ada disana mengangguk

"kok pak Rafael tau?" ujar Mako menatap kearah Rafael

"korban kecelakaan gak bakal bersimbah darah sebanyak ini, lagian sekalipun kecelakaan melibatkan truk si korban rata-rata mengalami patah tulang atau bengkak nya pembulu darah. sedangkan pembegalan, korban pasti mengeluarkan banyak darah karena pelaku pasti menggunakan senjata tajam" jelas Rafael panjang lebar membuat Agil dan Gilbert berdecak kagum

"siapa yang habis di begal?" tanya Menhan menatap beberapa orang disana

anggota tnf yang semulanya berdiri menutupi Gin mulai merenggang kan diri dan terlihatlah disana Gin yang tengah duduk dengan tubuh yang dipenuhi perban

Menhan dan Rafael yang melihat itu segera berjalan menghampiri Gin dan melihat kondisinya, Rafael menyilangkan kedua tangannya di dada saat melihat luka yang di dapatkan Gin

"sekarang lagi banyak pembegalan terjadi karena ada beberapa gangster baru bermunculan, stay safe dan kalau kejadian ini terulang lagi silahkan kontak saya atau Rafael" pinta Menhan menatap mereka yang ada disana, mereka pun dengan kompak menganggukkan kepalanya

"ekhm pi, uang dong"

"uang mulu, mau beli mobil lagi kamu?!" sentak Menhan menatap Gilbert yang kini tengah berpose mengadahkan tangannya

"Engga pii, mau modif mobil" senyum Gilbert menatap Menhan dan Rafael dengan berbinar

"sini, kantong berapa?" kini Rafael lah yang akan mengirimkan uang pada Gilbert ataupun Agil

"kantong 141, makasih mama" ucap Gilbert dengan pose yang seolah-olah mencium Rafael

"udah, jangan panggil gua mama! panggil gua baginda raja" balas Rafael yang dimana hal itu membuat beberapa orang disana tertawa

"baik baginda raja" jawab Gilbert dengan patuh pada Rafael

"uang bulanan besok aku kirim ya, kontak aku buat nomor kantong kalian" ujar Rafael yang dibalas anggukan semangat oleh Gilbert dan Agil

"pasangan baru, apakabar?" sapa El yang tiba-tiba datang menghampiri mereka

"El, muncul juga lu. si bujangan tua" komen Menhan membuat El berpose seolah-olah ingin memukul Menhan

"kita nongkrong sama pejabat?" tiba tiba saja Exu berujar seperti itu yang membuat mereka semua tertawa

"jangan gitu xu, bapak lu juga pejabat" ujar Mako membalas perkataan sang adik

"pacar lu pejabat kak" balas Exu yang kini memperhatikan tangan Agil yang tengah merangkul pinggang Mako

"lu mau pacaran sama pejabat Xu?" tanya Gilbert menatap Exu secara menggoda, sedangkan Exu hanya mengangguk menjawab itu

"ayo pacaran sama gua"

"oke.."

jawaban dari Exu membuat semua orang disana terkejut terutama Gilbert yang kini hanya diam mematung setelah mendengar jawaban itu

"xu..? ini beneran?" tanya Gilbert memastikan jawaban dari Exu

"iya kak, bener" jawab Exu dengan mantab, bahkan tak ada keraguan dalam matanya

"tapi aku belum minta izin sama ayah kamu"

"itu biar jadi urusan aku sama ayah kak"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
apa kabar kalian semua? apakah kalian sudah cukup beristirahat?

maaf telat up muach

jangan lupa vote, komen dan follow untuk mendukung aku! ^^

[END] 2gether, always 2gether (tnf couple)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang