EPILOG

671 121 7
                                    

     Rion dan Caine dengan senyum yang selalu menghiasi wajah keduanya mulai memperhatikan setiap pergerakan dari anak-anaknya.

satu sampai lima tahun tak terasa, waktu berjalan begitu cepat dengan seiring semakin menua keduanya.

Rion dan Caine yang nyatanya bertahan sekuat tenaga demi melihat pendewasaan sesungguhnya yang akan di lalui oleh setiap anak-anak yang selama ini mereka jaga.

Echi kini memiliki pribadi yang begitu mirip dengan Rion membuat Rion semakin melebarkan senyumannya.

keluarga yang ia jaga selama ini berhasil bertahan setelah banyaknya ombak serta badai yang harus mereka terjang.

"mami, papi." panggil Echi dengan lembut.

"kenapa Echi?" tanya Caine.

Echi tersenyum, ia tak mampu menahan senyumannya saat melihat bagaimana kedua sosok orang yang selama ini menjaga serta mendidiknya kian menua.

"happy birthday to papi, semoga papi semakin menjadi pribadi yang baik ya." Ucap Echi.

dirinya dengan segera memeluk erat tubuh tegap milik Rion, sungguh tak kuasa mengingat bahwa pada akhirnya mereka akan berpisah.

Rion yang mendapati hal itu tak mampu menahan senyumannya, ia merasakan bagaimana perubahan yang di alami oleh anak-anaknya selama ini.

"thank you Echi.."

"papi gak mau bikin permohonan?" tanya Echi yang di iringi oleh kedatangan para anggota tnf lainnya.

"keinginan papi cuman mau liat kalian tumbuh lebih baik, di banding diri ku." ujar Rion dengan tangan yang setia mengelus surai ungu sang putri.

"papi berhasil mendidik kita menjadi sosok yang kuat, rasanya gak terima kalau ingat pada akhirnya kita akan berpisah." balas Mia, ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan air matanya.

Rion tersenyum, cukup paham akan kesedihan yang begitu mendalam. Ia menghampiri tubuh kecil sang putri bungsu dan mengusak air mata yang telah mengalir di pipi putih itu.

"don't cry, jika ku pergi lebih dulu tidak apa"

Mia menggelengkan kepalanya sembari mempererat pelukan diantara keduanya.

"papi jangan suka ngelantur" sentak Krow dengan mata berkaca-kaca.

Rion hanya mampu tersenyum, tanpa niat membalas ucapan sang putra.

"tumbuh lebih baik, cari panggilan mu. Jadi lebih baik dibanding diriku."

kalimat yang keluar dari mulut Rion mampu membuat semua orang yang ada di sana turut serta memeluk tubuh tegap Rion.

"maaf atas perjalanan yang tidak sempurna." Rion kembali berucap seraya menahan tangisnya.

Caine hanya mampu tersenyum dengan air mata yang jatuh cukup deras.

"anak-anak, tertawa lah selepas lepasnya." ujar Caine.

"kenapa kalian sedih? bukannya ini waktunya kita senang-senang karna papi ulang tahun?" tanya Rion dengan mengusap kasar air matanya.

namun bukannya menjawab, para anggota tnf memilih untuk mempererat pelukan satu sama lain.

"kalian siap ya kalau papi tinggal suatu saat nanti?"

"kita gak akan siap kehilangan sosok yang selama ini melakukan apapun demi lindungi kita." balas Agil.

saksi dari setiap langkah yang Rion ambil demi melindungi para anak-anak nya.

"keluarga tidak selalu memiliki ikatan darah."

Rion tersenyum mendengar penuturan Agil, ia cukup terkesan akan pribadi dewasanya.

"ada Riji, Krow, dan Mako. Mereka yang akan gantiin papi kalo papi harus pergi." ucap Rion dengan nada bergetar.

"gak akan ada yang bisa gantiin posisi papi di keluarga ini, gak akan ada yang bisa. Pusat keluarga ini ada di papi dan mami." Ujar Riji tanpa berniat memperlihatkan wajah sembab nya.

"perlahan-lahan, Riji."

Riji menggelengkan kepalanya mendengar ucapan itu, ia tak akan mampu menanggung seluruh tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

"please, stay with us.." kini Elya lah yang berucap setelah beberapa lama berusahs untuk mengeluarkan sepatah kata.

Rion terkekeh miris, dirinya tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya pada keluarga ini.

Doa dan semua usaha terbaik akan ia kerahkan demi melindungi anak-anak nya itu.

"kita masih ketemu besok, kenapa sedih banget?"

"sedih, papi makin tua"

"sialan lu chi."

Echi terkekeh dan melepaskan pelukan keduanya.

"you are the best parents, Rion Kenzo."

"thank you, Elaine Celestia Kenzo."

Keduanya sama-sama terkekeh dengan perasaan yang campur aduk.

"once a family.."

"always a family."

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Thank you for everything, banyak support dan komen positif kalian yang membuat aku berusaha dengan keras untuk melanjutkan cerita ini. Walau pada akhirnya cukup sulit untuk melanjutkan cerita dengan kondisi Mami serta papi yang sedang dalam kondisi jauh dari kata baik-baik saja.

i hope kalian menjadi viewers yang bijak dalam berkomentar, komentar buruk dan baik kalian berpengaruh begitu besar bagi hidup mereka. Jangan membuat mereka merasakan hal yang kurang baik hanya karena komentar kalian.

semoga tnf kembali pada suatu saat, kembali dengan kondisi serta keadaan yang lebih baik.

* Epilog ini aku ciptakan sebagai bentuk hiburan atau salam untuk papi setelah dia resmi mengungkapkan akan jarang ke kota setelah adanya kasus Mami dengan bocil2 fomo.

* Epilog ini akan memiliki kesan yang cukup sedih karena chapter ini tercipta akibat makna dari lagu 'Nina by .feast'

[END] 2gether, always 2gether (tnf couple)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang