"M-maksud kalian apa?" tanya [Name], terus menatap Katarina dan Vellyn dengan bingung. Katarina mengkekeh kecil lalu menepuk kedua bahu [name], "Sudah, jangan diambil pusing! Fokus saja pada kesehatanmu."
Vellyn mengangguk setuju, dengan senyuman miring dia berkata, "Lagipula lebih asik kalau kau mencari tahu sendiri, kan?"
'Menyebalkan!!' batin [Name] sebelum kepalanya tiba-tiba merasakan nyeri yang hebat. "Agh!" rintihnya sambil memegang kepalanya.
"[Name]-ya, sebentar..." ujar Katarina, mengambil sebuah serum dari sakunya. Perlahan ia menusukkan jarum suntik dari serum itu ke dalam infus yang dipakai oleh [Name]. Perlahan kepala [Name] membaik, ia kembali merilekskan tubuhnya di kasur itu. Ternyata serum itu memang bekerja sangat cepat.
"Sebaiknya kau beristirahat dulu, tubuhmu sedang tidak baik-baik saja," jelas Vellyn sambil melipat tangannya. "Bukankah Kaizo sudah memperingatkanmu saat itu?" tanya Vellyn.
[Name] mencoba mengingat lalu tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya, "Um, sepertinya?"
Melihat tingkah [Name], Vellyn menggelengkan kepalanya dengan tatapan datar. Meskipun gadis bermata violet ini sudah lebih minim ekspresi dari biasanya, sifatnya yang pelupa dan ceroboh itu masih saja tetap menetap di dalam dirinya.
Sorot netra permata milik Katarina menoleh ke Violetta yang duduk di meja samping kasur [Name] dalam diam. "Apa kau lapar, Vio?"
Violetta tersentak kaget lalu mengangguk pelan, "i-iya..."
"Sok kalem lu bocah," celutuk [Name] dengan ekspresi jijik saat Violetta bersikap seolah-olah menjadi anak teralim di dunia. Violetta pun menatap tajam [Name], seolah-olah mengatakan 'diam lu bangsat!'
Katarina mengambil sebuah donat berukuran mini yang entah dari mana muncul dari balik jas putihnya, lalu memberikan donat itu kepada Violetta. Donat, ya... makanan paling disukai oleh peri bersurai ungu itu.
Mata Violetta langsung berbinar, sayapnya langsung ia kepakkan dengan cepat dan merampas donat itu dari tangan Katarina. Dengan lahap, peri bernama Violetta itu memasukkan donat itu ke mulutnya dengan sekali hap.
'Dasar rakus,' batin [Name], tak habis pikir dengan peri satu itu.
"Omo! Kiyowoo~" gemas Katarina, mencubit pipi Violetta yang menggembung bak hamster yang menyimpan makanannya di pipinya.
Vellyn dan [Name] menyilangkan tangan mereka dengan tatapan datar yang hampir sama.
Tiba-tiba [Name] teringat sesuatu, ia pun melontarkan pertanyaan, "apa aku boleh bertanya?"
Vellyn menoleh, berpikir sejenak lalu mengangguk, "Silakan."
"Secara teknis, aku gagal dalam menghalangi tim boboiboy, kan? jadi... apa aku gagal dalam ujian ini?" tanya [Name], memainkan jemarinya. Benar yang di katakan [name], dia memang gagal dalam menghalangi tim Boboiboy untuk mengambil Power Sphera itu. Jadi, logikanya, dia gagal, bukan?
Vellyn memejamkan matanya, berpikir, "Hm, kau gagal menghalangi boboiboy. Kau juga menghancurkan arena ujian, dan sekarang kau masih bertanya apakah kau lulus atau tidak?" celutuk Vellyn, menatap [Name] dengan dingin. Gadis bermata violet itu tersentak dan langsung murung.
"Tapi... kau memiliki potensi yang kuat. Cara bela diri mu, bagus. Kekuatan juga, kuat. Kecerdikan? Lumayan," jelas Vellyn dengan senyum miring, membuat wajah [Name] langsung berbinar saat dipuji oleh gadis yang memiliki jabatan lebih tinggi darinya.
"Jadi..."
"Kau diberi kesempatan~ kamu akan di beri pelatihan nanti" sela Katarina dengan wajahnya yang berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗲𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻𝘀 || ʙᴏʙᴏɪʙᴏʏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ ||
AdventureDalam kegelapan malam yang sunyi, [Name] mengemban kisah hidup penuh tantangan. Di lorong-lorong sekolah, bayangannya sering menjadi sasaran ejekan dan cemoohan dari teman-temannya. Namun, di balik senyum rapuh dan langkah gemetar, tersimpan rahasia...