Thirty One

247 22 0
                                    

Setelah puas menghisap dan menjilatnya, Winter langsung menciumnya. Ia mencium kedua puting Karina, di tutup dengan ciuman lain yang mendarat di bibir milik Karina.

Mereka berdua kini sama puas, setelah melakukan apa yang mereka inginkan rasanya energi mereka sudah kembali ke awal. Mereka berdua sepertinya memang ingin mencharge satu sama lain, dari yang awalnya kejadian di mobil yang tidak di sengaja maupun saat mereka sedang berjalan-jalan bersama.

Di rasa yang mereka lakukan saat diluar rumah tidak leluasa dan juga mereka sedang di tempat umum, Karina memutuskan untuk ikut pulang ke rumah Winter.

Karina pun sudah mulai memakai bajunya, begitu juga dengan Winter. Setelah sesi memakai baju selesai, Winter kembali memeluk Karina dari belakang. Ia sangat menyukai aroma tubuh Karina, Winter benar-benar tidak ingin melepaskan Karina.

Sang pemilik tubuh hanya bisa mengusap-usap tangan pacarnya, Karina merasa sangat senang sekarang. Ia tidak merasa kesepian lagi, walaupun Karina memiliki banyak teman tapi ia masih merasa kesepian.

"Apakah kamu mau terus begini?" Tanya Karina lembut

"Em, aroma tubuh eonni sangat membuat ku tidak ingin melepaskan mu begitu juga dengan mu" Ucap Winter

"Wae? Aku kenapa?" Tanya Karina

"Eonni membuat ku nyaman setiap kali kita bersama" Ucap Winter

Karina memutar tubuhnya menghadap ke arah Winter, ia mencubit pelan pipi Winter. Karina merasa gemas dengan apa yang Winter lakukan kepadanya, puas mencubit pipi Winter ia juga menciumnya.

"Kita harus keluar, nanti adikmu curiga" Ucap Karina

"Leeseo? Sepertinya adikku sudah mendengarnya" Ucap Winter

"Ya! Tidak mungkin" Ucap Karina

Pipi Karina menjadi merah karna ucapan Winter, sepertinya yang di ucapkan Winter benar. Suara mereka begitu keras, mungkin saja Leeseo mendengar itu.

Winter yang melihat pipi Karina yang merah refleks meniupnya, Karina langsung memukul pelan tangan Winter.

"Aww, kenapa tanganku di pukul?" Tanya Winter

"Berhenti menjahiliku" Rengek Karina

Winter terkekeh dengan pernyataan Karina, ia merasa gemas dengan Karina itu sebabnya Winter menjahilinya dengan cara meniupnya.




Di waktu yang sama, Leeseo benar-benar seperti orang yang bodoh. Bagaimana tidak ia tadi mendengar suara yang cukup keras dari kamar eonninya, Leeseo menjadi kikuk setelah mendengar itu semua.

"Apa yang aku dengar tadi? Itu suara Karina eonni? Apa yang mereka lakukan? Apakah aku harus bertanya apa yang mereka lakukan tadi atau aku harus berpura-pura tidak mendengarnya?" Batin Leeseo

Kini banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya, tapi ia takut untuk bertanya kepada mereka berdua karna ia masih di bawah umur.

Sedari tadi Leeseo berusaha untuk berpikir positif tapi tidak bisa karna suara Karina terus memenuhi isi kepalanya, di ikuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang ingin sekali ia tanyakan.

Leeseo beberapa kali mendengar suara itu, tidak hanya Karina tapi eonninya juga. Ia harus berpikir agar nantinya tidak seperti orang kikuk saat bertemu mereka berdua, setelah berdebat dengan isi hatinya Leeseo memutuskan untuk berpura-pura tidak mendengar apapun yang sebenarnya ia dengar jelas tadi.

Karna Leeseo sudah menyelesaikan sesi membaca buku pelajarannya, ia pun berjalan keluar kamarnya. Baru beberapa langkah, Leeseo di kejutkan dengan suara pintu kamar eonninya. Ternyata Winter dan Karina keluar secara bersamaan, wajah mereka terlihat masih benar-benar seperti orang yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Oo Leeseo, apakah kamu sudah selesai membaca buku pelajaranmu?" Tanya Winter

Leeseo pun menarik nafas panjang dan mengatur mimik wajahnya yang kikuk.

"Nee, aku sudah selesai baru saja" Ucap Leeseo tersenyum

Tak lama Karina berjalan mendekati Leeseo lalu merangkulnya, Winter yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Leeseo, apa kamu mau menemani eonni makan ice cream?" Tanya Karina

"Tentu saja" Ucap Leeseo tanpa pikir panjang

Mereka berdua berjalan meninggalkan Winter sendirian, akhirnya Winter menyusul mereka berdua setelah puas terkekeh karna kejadian waktu di kamarnya tadi.

Flashback on

"Kita harus keluar, nanti adikmu curiga" Ucap Karina

"Leeseo? Sepertinya adikku sudah mendengarnya" Ucap Winter

"Ya! Tidak mungkin" Ucap Karina

Pipi Karina menjadi merah karna ucapan Winter, sepertinya yang di ucapkan Winter benar. Suara mereka begitu keras, mungkin saja Leeseo mendengar itu.

Winter yang melihat pipi Karina yang merah refleks meniupnya, Karina langsung memukul pelan tangan Winter.

"Aww, kenapa tanganku di pukul?" Tanya Winter

"Berhenti menjahiliku" Rengek Karina

Winter terkekeh dengan pernyataan Karina, ia merasa gemas dengan Karina itu sebabnya Winter menjahilinya dengan cara meniupnya.

"Bagaimana sekarang?" Tanya Karina

"Cobalah bersikap biasa saja eonni, agar Leeseo tidak mencurigai kita" Ucap Winter

"Aku tidak bisa" Rengek Karina

"Eonni, ikuti kata-kata ku oke?" Ucap Winter

"Geurae" Jawab Karina

"Tarik nafas mu dalam-dalam, buang secara perlahan ulangi itu sampai eonni merasa tenang" Ucap Winter

"Aku tidak yakin akan tenang setelah ini" Ucap Karina pelan

"Percayalah pada ku eonni" Ucap Winter

"Huh, baiklah" Ucap Karina pasrah

Karina akhirnya menuruti apa yang di katakan Winter dan ternyata setelah mengulanginya beberapa kali, ia sudah mulai bisa tenang seperti awal.

"Bagaimana? Sudah tenang?" Tanya Winter

Karina hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon.

"Kalo begitu ayo kita keluar kamar untuk makan ice cream" Ucap Winter

"Nee" Ucap Karina

Mereka berdua pun berjalan menuju keluar kamar, Winter yang berjalan di depan sedangkan Karina mengikuti dari belakang.

Flashback off

Sesampainya di bawah Winter melihat pacar dan juga adiknya sedang bercanda bersama, sepertinya dugaannya salah. Terlihat baik Leeseo dan Karina seperti tidak merasakan kejadian apapun, mereka sama-sama bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Winter menghampiri mereka dengan suasana hati yang sangat baik, ia juga mengambil ice cream di dalam kulkas. Setelah mengambil ice cream, ia bergabung dengan Karina dan juga Leeseo.

Mereka bertiga bercanda bersama, bahkan Winter juga menyampaikan apa yang di ucapkan oleh temannya tadi. Ningning sangat merindukan Leeseo, adiknya memang sangat di sayangi oleh teman-teman Winter.

Begitu pun dengan kedua teman Leeseo, Evelyn dan juga Eunchae. Mereka bertiga mendapatkan banyak kasih sayang dari teman-teman eonni mereka, mereka sangat di ratukan oleh eonni mereka masing-masing.

To be continue

Semangat buat kalian yg udah memulai kegiatan seperti semula, gimana liburannya? Havefun ga sih kalian selama libur sekolah? Sehat sehat ya kalian, ga berasa ya dikit lgi usah mau 2025 aja. Hidup author masih gini gini aja hiks.

Kalo nanti telat up, maaf ya semua. Selamat membaca!

Jangan lupa vote & komen!

Lovin' you in silence [Jiminjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang