🤍: 8

57 12 3
                                    

∧,,,∧   ~ ┏━━━━━━━━┓
(  ̳• · • ̳)      ~ ♡  Hanyuna   ♡
/       づ  ~ ┗━━━━━━━━┛ 
_____________________________


Katanya, kalo kita mimpi lagi nangis di pundak laki-laki berarti laki-laki itu bakal jadi jodoh kita. Apalagi kalo mimpiin orang yang sama berulang kali. Berarti dia jodoh kita.

Ucapan Haewon selalu terngiang jelas di kepala Yuna. Berulangkali ia menutup telinganya tapi suara itu masih ada di kepalanya.

"Jodoh? Wth— maksudnya itu gimana?" ucap Yuna sambil meremukkan bantalnya.

"Kalo dia jodoh gue, trus perjodohan itu, gimana? Ck, gak taulah. Kepala gue pusing banget mikirin ini,"

Yuna meletakkan bantalnya. Menjatuhkan tubuhnya dengan keras diatas kasurnya. Hari sudah malam tapi ia masih saja memikirkan hal itu.

Berharap keesokan paginya ia bisa bangun dengan santai, tanpa harus memusingkan hal ini lagi.

****

"Bun, Yuna pamit,"

"Baiklah, hati-hati!!"

"Baikk, Bun,"

Yuna meninggalkan rumahnya. Kali ini ia tak memberikan kecupan selamat tinggal ke Suzy karena Suzy sedang mengurus sesuatu.

Hari libur yang cerah ini sangat cocok untuk Yuna bersantai ria dirumah. Namun rencananya hancur berantakan saat ia ingat buku yang ia pinjam dari perpustakaan kota belum dikembalikan.

Dengan berat, Yuna melangkah ke perpustakaan. Sepulangnya dari perpustakaan, Yuna segera hendak pulang kerumah.

"Hummm anginnya sejuk!" Yuna dengan bahagia melompat sepanjang jalan.

Cuaca yang tak terik namun sedikit teduh dengan angin sepoi-sepoi membuat Yuna menikmati jalannya.

Ia sesekali bersenandung kecil karena bahagia. Melompat lompat layaknya anak kecil yang gembira.

"Eh ada kucing!!" Yuna melihat seekor kucing berwarna putih dengan bola mata berwarna biru muda.

Saat menghampirinya, kucing itu malah berlari dan justru berlari kearah jalanan. Tempat yang selalu ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Tepat saat itu juga sebuah motor melaju cukup kencang. Terlihat dari penampilannya, sepertinya ia salah satu pembalap motor liar.

"Eh Cing, hati-hati!" teriak Yuna.

Baru saja hendak menyelamatkan kucing itu, Yuna di dahului oleh seseorang yang terlebih dahulu melompat untuk menyelamatkan kucing itu.

Bugh

Orang itu berhasil menyelamatkan kucing, namun tangannya sengaja tergesek pada trotoar yang tajam.

"Kau tak apa?" tanya orang itu pada kucing dihadapannya.

"Kau sangat nakal. Aku menyuruhmu untuk duduk diam, mengapa kau berlarian?" tanyanya sambil menatap sang kucing.

Meauu

Kucing itu mengeong dan menunduk seolah tahu kesalahannya. Ia menghampiri orang yang tak lain adalah pemiliknya sendiri dan menggesekkan tubuhnya.

"Huh baiklah. Kau menang, lain kali jangan ulangi, oke?"

Meauu~

"Kucing pint—

"Permisi, itu kucing lo?" tanya Yuna memotong obrolan si kucing dan pemiliknya.

Things to Say || Hanyuna [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang