🤍: 20

42 12 7
                                    

∧,,,∧ ~ ┏━━━━━━━━┓
( ̳• · • ̳) ~ ♡ Hanyuna ♡
/ づ ~ ┗━━━━━━━━┛
_____________________________


"Yaudah kakak ke kelas yaa,"

"Eung!"

Sudah menjadi kebiasaan Hanbin. Hanbin akan mengantar Yuna sampai kedepan kelas baru menuju kelasnya.

Yuna memasuki kelasnya. Baru saja melangkah beberapa langkah, ia langsung dikejutkan oleh Haewon dan Yujin yang tiba-tiba muncul dan mengagetkannya.

"Dah, bucinnya? Sekarang cerita!" Yujin menarik lengan Yuna untuk kembali duduk dikursinya. Sementara, Yujin dan Haewon menarik kursi mereka masing-masing untuk mendengarkan cerita Yuna.

"Huh ini beneran harus??" Yuna menghela nafas sembari melirik kedua temannya yang mengelilinginya layaknya seorang wartawan.

"Harus!" ucap Haewon dan Yujin bersamaan.

"Yaudah, gue...

•••

"Lo serius?! Wah selamat!!"

Beomgyu melompat kegirangan sembari menepuk-nepuk pundak Hanbin semangat.

"Kenapa gak lo kasih hadiah? Kayak kalung atau cincin terus lo tembak beneran. Lo sama dia kan baru sebates perjodohan aja," Heeseung mengajukan usulan ke Hanbin.

"Gue masih ragu. Gue aja gak tau dianya gimana. Lagian kami aja baru ketemu seminggu," ucap Hanbin ragu.

"Alah lo mah, Bin. Kalo soal gini pasti ragu, malu-malu. Urusan osis kemarin aja lo pikirin terus padahal udah purna tugas," ejek Beomgyu menyinggung Hanbin beberapa hari sebelumnya.

"Yaudah lo bisa kasih dia waktu dulu. Beberapa hari, seminggu atau suka lo deh," usul Heeseung.

"Lo bener, Seung. Gue harus biarin dia mikir dulu," Hanbin menyetujui usulan Heeseung.

"Ck jangan lama-lama lo. Ntar dia diambil orang," ucap Beomgyu asal sambil duduk dikursinya.

"Asal ngomong aja lo, Gyu, Gyu," Heeseung juga kembali duduk dikursinya. Meninggalkan Hanbin yang termenung memikirkan sesuatu.

****

"Bapak adalah wali kelas kalian. Bapak juga bakal ngajar sejarah. Panggil bapak, Pak Jun," jelas guru yang akan menjadi wali kelas 1-2.

"Baik, Pak!"

"Bapak belum kenal kalian semua. Kalau gitu hari ini kita perkenalan saja dulu," Jun kembali duduk dikursi guru dan mempersilahkan murid untuk memperkenalkan diri mereka.

Sesekali Pak Jun akan memberikan tanggapan atau tertawa jika perkenalan murid itu lucu.

"Saya Jaehyun, Hwang Jaehyun," ucap Jaehyun dengan semangat.

"Ohh bapak tahu. Kamu adiknya Hanbin kan?" tanya Pak Jun.

"Bener, Pak," Jaehyun tertawa kecil menatap bangga, kakaknya yang dikenal oleh seluruh guru.

"Yaudah lanjut,"

"Saya Shinyu,"

"Saya Haewon,"

"Saya Yujin,"

"Saya Yuna,"

Seluruh siswa dikelas sudah memperkenalkan diri mereka masing-masing. Pak Jun juga mulai mengingat beberapa siswa dikelas.

"Yaudah kita masuk pembelajaran dikit aja dulu ya?" tanya Pak Jun.

"Baik, Pak!" semua siswa mengeluarkan buku mereka masing-masing. Semuanya sudah tak sabar dengan pembelajaran pertama di dunia SMA.

"Jadi...

•••

"Ehm ruang guru dimana yaa?" gumam Yuna.

Ia disuruh oleh seorang guru yang ia temui secara tak sengaja di koridor sekolah untuk mengantarkan buku-buku ditangannya untuk guru lain yang bernama Pak Mingyu diruang guru.

Pasalnya sudah beberapa menit Yuna berkeliling namun ia tak menemukan ruang guru.

Saat hari pertama, Hanbin memang sudah menjelaskan letak beberapa tempat seperti ruang guru.

Tapi sialnya otak kecil Yuna justru melupakannya.

"Kanan? Atau kiri? Akh bingung gue," sungutnya kesal. Ia berharap saja bertemu dengan Hanbin. Bahkan kedua temannya saja tidak bisa ia temukan.

Setelah beberapa menit berkeliling lagi, Yuna tak sengaja menabrak seseorang. Dilihat dari seragamnya, ia adalah siswa kelas tiga yang membantunya beberapa hari yang lalu.

"Aah maaf," ucap Yuna sambil mengambil buku yang berserakan.

"Gue juga maaf," ucapnya sembari membantu mengambil buku-buku yang berserakan.

"Lo mau kemana?" tanya orang itu yang tak lain adalah Jaehyuk.

"Gue mau ke ruang guru kak. Boleh tolong kasih tau jalan?" ucap Yuna.

"Ohh iya, ikut gue. Lo udah muter-muter gak ketemu yaa?" tanya Jaehyuk mencoba akrab.

"Iya kak," jawab Yuna seadanya.

Ia mengikuti Jaehyuk dari belakang. Jalan-jalan yang ia lewati seketika terbayang saat Hanbin mengadakan tour kemarin.

Ck bego, gini aja lupa, umpatnya kesal.

"Ini ruang guru. Deket kan?" tanya Jaehyuk.

Itu benar, memang dekat. Hanya saja karena Yuna yang tak tahu. Ia hanya muter-muter mengelilinginya.

"Iya. Makasih kak," ucap Yuna sambil tersenyum.

"Yaudah, gue duluan," Jaehyuk pamit terlebih dahulu. Karena sebelumnya ia juga ada urusan keluar kelas di jam pelajaran.

Yuna mengangguk dan mengetuk pintu ruang guru.

"Permisi," ucapnya pelan.

Diruang guru itu sepi. Hanya ada satu guru. Ia menatap heran ke Yuna. Sepertinya murid baru kemarin, pikirnya.

"Iya, kau mencari seseorang?" tanya guru yang tak lain adalah Pak Mingyu itu sendiri.

"Ini Pak. Yuna mau cari Pak Mingyu. Ini ada buku dari Pak Jeonghan," jelas Yuna.

"Oalah buku saya itu. Saya Pak Mingyu," ucap Pak Mingyu mengenalkan dirinya.

"Oh. Maaf Pak, Yuna gak tau," Yuna menundukkan kepalanya malu.

"Oh gak apa. Kau itu murid baru kemarin bukan?" tanya Pak Mingyu.

"Benar Pak,"

"Ah itu wajar, jika kau tak mengenaliku. Lagipula ini salah Jeonghan, mengapa dia malah memberi tugas ke siswa baru?" Pak Mingyu malah memarahi temannya sendiri. Membuat Yuna bingung harus berbuat apa.

"Pak, Yuna permisi balik ke kelas yaa," pamit Yuna.

"Oh iya. Hati-hati, kau tak tersesat bukan?" tanya Pak Mingyu.

"Gak Pak, terimakasih. Yuna pamit,"

Yuna meninggalkan ruang guru. Huh sebenarnya tadi yang ia tersesat. Kini setelah dijelaskan oleh Jaehyuk, ia tak lagi tersesat.

"Huh makasih kak Jaehyuk," gumamnya saat kembali kelas.

"Maaf Pak, saya lama karena tadi disuruh oleh guru lain,"

"Yaudah gak apa-apa. Masuk aja,"

"Terimakasih, pak,"





╰┈➤ To be continued 🤍

Things to Say || Hanyuna [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang