🤍: 10

53 12 4
                                    

∧,,,∧ ~ ┏━━━━━━━━┓
( ̳• · • ̳) ~ ♡ Hanyuna ♡
/ づ ~ ┗━━━━━━━━┛
_____________________________


"Zuha, gue duluan yaa,"

"Yaa! hati-hati, Yun! Makasih udah latihan ya!!"

Yuna tersenyum sebentar sebelum meninggalkan ruangan osis dengan tergesa-gesa.

Ia melirik singkat ke arah jam tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Sepulang sekolah ia harus latihan bernyanyi dan mengurus semuanya bersama Kazuha. Bahkan saat istirahat pun, ia tak dapat beristirahat dengan tenang.

"Duh, udah jam berapa ini? Dia belum dateng, kan?" gumam Yuna.

Sore ini adalah jadwalnya bertemu dengan jodohnya itu. Orangtua mereka memberitahu untuk bertemu dikafe, meja nomor 014, pukul lima sore.

Yuna segera bergegas menuju halte bus untuk mengantarkannya ke kafe tujuan. Sepanjang jalan ia berdoa agar jodohnya itu belum sampai.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk Yuna sampai di kafe. Dengan terburu-buru, Yuna langsung berlari menuju kafe.

Hhhuhhh hhuhhh...

Yuna mengatur nafasnya sembari duduk dimeja yang telah dipesan. Ya, untung saja jodohnya itu belum sampai. Jika dia sudah sampai terlebih dahulu, Yuna pasti sangat canggung untuk menemuinya.

"Permisi nona, kau ingin memesan sesuatu?" tanya salah satu pegawai kafe disana.

"Nanti saja, aku menunggu temanku datang," tolak Yuna dengan perlahan.

Pegawai itu mengangguk mengerti lalu meninggalkan Yuna dan melanjutkan pekerjaannya.

Yuna mengecek handphonenya, kalau-kalau ada pesan baru yang masuk.

H2Y

Yujin:
| Yunaa
| Semangat!! Lo harus tampil cantikk disana nanti

Haewon:
| Na, semangat yaa!
| Lo jangan gugup nanti

•••••

Soojung

| Kak, jodoh kakak sore ini jangan lupa!
| Btw, bunda tadi pesen makan ya kak
| Kalo kakak ga makan lagi nanti sakit lambungnya kambuh, lho

•••••

"Huhh... gak sudah-sudah dia mikirin hal ini. Dia semangat itukah sama Jaewon? Gue gak ta-

"Permisi?"

Ucapan Yuna terpotong saat melihat laki-laki dihadapannya. Oh dia jodohnya itu? Tapi tunggu! Dia..

"Hanbin?!"

"Eh? Lo, Yuna?" tanya laki-laki itu yang mencoba mengingat.

Ya, dia Hanbin. Laki-laki yang pernah bertemu dengan Yuna secara tak sengaja ditaman. Bahkan Yuna seringkali memimpikan Hanbin setiap malam.

"Eee.. gue duduk boleh?" tanya Hanbin. Yuna langsung mempersilahkan Hanbin untuk duduk dihadapannya.

"Lo baru tau perjodohan ini ya?" tanya Hanbin setelah duduk.

"I-iya. Orangtua gue baru cerita," jelas Yuna dengan suara gugup.

Tunggu! Kenapa gue gugup?! Jadi, yang setiap malem gue mimpiin itu jodoh gue sendiri?! batin Yuna.

"Sama gue juga kok. Orangtua gue juga nyembunyiinnya," jawab Hanbin dengan sebelas duabelas tak berbeda jauh dengan Yuna.

Entahlah keduanya merasa canggung untuk mengobrol bersama. Untuk seorang perempuan yang jarang keluar dan seorang laki-laki yang malu-malu jika menyangkut hak semacam ini tentu keduanya akan sulit mengobrol. Benar, bukan?

Things to Say || Hanyuna [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang