🤍: 9

45 12 2
                                    

∧,,,∧   ~ ┏━━━━━━━━┓
(  ̳• · • ̳)      ~ ♡  Hanyuna   ♡
/       づ  ~ ┗━━━━━━━━┛ 
_____________________________


"Gak, gak. Gue gak boleh cerita! Nanti yang ada mereka malah ngasih tau ke orang lain? Apalagi Bunda? Gak!"

"Tapi kalo gak dikasih tau, gue bingung mikirinnya sendiri. Ck ah, kenapa kayak gini? Huh lebih mending gue dulu. Gak ada kisah-kisah kayak gini,"

Yuna sedang meratapi nasib dirinya yang kini malah terjebak diantara mimpi dan kenyataannya.

Lebih baik masa lalunya saat ia tak mengerti apa itu cinta, apa itu sayang dan perasaan suka ke lawan jenis.

"Atau gue tahan dulu? Waktu gue ketemu sama jodoh itu juga kan sehari lagi? Besok! Besok gue bakal cerita ke mereka!"

Putus Yuna pada akhirnya. Setelah berkelahi dengan pikirannya sendiri, akhirnya Yuna bisa tidur dengan tenang. Sejak pulang setelah bertemu Hanbin tadi sore, perasaannya jadi berantakan.

"Malam Yuna. Besok lo harus sekolah, jadi gak usah mikir yang aneh-aneh. Lagian kelulusan bentar lagi, lo harus persiapin diri sebelum masuk SMA," Yuna memasang alarmnya lalu mematikan lampu tidurnya.

Ia benar-benar berharap bisa tertidur dengan santai dan nyenyak tanpa mimpi itu lagi kali ini.

****

"Pagii, kak!!!"

"Kali ini apa lagi, Jung?" tanya Yuna yang sudah malas menghadapi adiknya setiap pagi.

"Hari ini!!!!" teriak Soojung bersemangat.

"Kamu ini kebiasaan banget. Kakak kamu aja biasa aja," ucap Soohyun sambil menggelengkan kepalanya.

"Ck kakak mah biasa mulu. Kak, ntar sore kabarin Soojung yaa? Soojung juga mau tau wajah kakak ipar,"

"Soojung!! Huh! Bun, Yah, Yuna pamit dulu," pamit Yuna terburu-buru sembari meninggalkan rumah.

"Eh Na, sarapannya!"

"Yuna udah kenyang Bun!!" teriak Yuna.

Yuna meninggalkan rumahnya tanpa menyelesaikan sarapannya. Bukan karena sengaja, namun ia malas untuk membicarakan hal tentang perjodohan itu lagi berulang kali.

"Astaga. Kamu ini, Jung," Soohyun dan Suzy hanya menggelengkan kepalanya menatap Soojung yang memasang wajah cengengesan.

Sementara itu, Yuna sudah berada di halte bus. Ya, setiap pagi dia akan menunggu disini. Menunggu bus yang akan mengantarkannya ke sekolahnya.

"Nanti sore kan? Gak tunggu besok, malemnya gue bakal langsung cerita ke mereka," gumam Yuna.

Tak butuh waktu lama, Yuna sudah menaiki bus menuju sekolahnya. Yuna duduk santai di bus sembari membaca buku selagi menunggu.

"Terimakasih paman," ucapnya saat sudah sampai di sekolahnya.

Hari ini ia datang terlalu pagi karena ingin menghindar dari obrolan adiknya itu. Bahkan ia melewati sarapannya.

"Huh gue laper," sungutnya sambil menyusuri koridor sekolah yang masih sepi.

Baru beberapa anak yang mengisi ruang mereka. Itupun bukan dikelas Yuna. Kelas Yuna baru ia sendiri yang datang.

"Ck. Kelas gue males juga yaa?" tanya Yuna pada dirinya sendiri.

Merasa bosan sendirian, Yuna menggunakan earphone ditelinganya lalu membuka lagu acak di handphone miliknya.

Chingudeuldo jeonbu nolla ssak dwibakkwin MBTI
Cause of you sarangbatgo sipeo jeongmal
Ssodajineun Like And I and I geujung hanan nae geoya
Oh my oh my neoman moreuna bwa

Wolhwasum—

"Wahhh suara lo bagus banget!!!" puji seorang siswa yang kebetulan melewati kelas Yuna.

Mendengar itu, sontak Yuna membuka earphonenya dan menghentikan nyanyiannya. Ia menatap siswa perempuan itu dengan canggung.

"Hai. Nama lo siapa?" tanyanya.

Itu benar. Sebagai siswa yang ingin menjadi transparan, Yuna tak ingin semua orang mengenalnya. Bahkan ia sendiri tak mengenal semua teman seangkatannya.

"G-gue Yuna," jawab Yuna kikuk.

"Kenalin gue Kazuha! Gue salah satu osis dikelas sebelah. Sorry gue gak kenal lo," ucapnya terlalu bersemangat.

"Gak apa-apa, emang gue yang jarang nimbrung," Yuna merapikan earphonenya sebelum menyimak ucapan yang akan dilontarkan siswa didepannya ini.

"Gue mau ngajak lo ngisi kegiatan di acara kelulusan!" jelas Kazuha tanpa basa-basi.

"Ha? Ngisi acara?" rahang Yuna seolah turun kebawah saat mendengar ucapan itu.

What? Ngisi acara? Jadi gue tampil gitu??! batinnya.

"Iya, mau yaa please," rengek Kazuha sembari menggoyangkan kedua lengan Yuna, mencoba membujuknya.

"Gue gak mau. Gue gak berani," tolak Yuna dengan ragu.

"Kenapa? Gak apa. Banyak kok siswa lain yang bakal ngisi acara juga," ungkap Kazuha dengan mata berbinar, berharap Yuna tertarik.

Gimana nolaknya? Apa alasannya? Gue gak mauu, batin Yuna.

"Eee... gue....

"Hai! Eh?"

Alangkah terkejutnya Yujin dan Haewon saat memasuki kelas melihat Yuna yang kikuk menghadapi seorang siswi perempuan dihadapannya.

"Ee hai?" sapa Yuna dengan canggung.

"Kazuha? ngapain lo kesini?" tanya Haewon sambil mendekat.

"Gini, tadi gue liat eum denger temen lo ini nyanyi. Suaranya tuh bagus banget. Jadi gue mau ngajak dia ngisi acara," jawab Kazuha dengan semangat.

"Ohh nih anak emang punya bakat. Tapi nyalinya dikit," Yujin duduk santai diatas meja milik Yuna.

"Ngisi acara kelulusan? Emang lo mau?" kali ini seluruh tatapan menghadap Yuna yang kebingungan.

"Gue... gak mau. Lo cari orang lain aja yaa, maaf," ucap Yuna.

"Ck tuh kan. Anaknya pasti gak mau!" Yujin benar-benar paham dengan anak satu ini.

"Mau yaa? Please, gue mohon," pinta Kazuha lagi.

"Lo kenapa kayak maksa banget dah? Bukannya yang tampil nyanyi udah ada si Seeun?" Yujin kini menatap aneh kearah Kazuha.

"Seeun lagi sakit tenggorokan. Dia aja gak yakin bakal bisa nyanyiin lagunya. Lagunya pelan jadi suara Seeun bisa jelas ketahuan kalo lagi serak," jelas Kazuha.

Penjelasan Kazuha sebenarnya membuat Yuna sedikit tergerak. Tentunya ia ingin membantu setidaknya sekali sebelum benar-benar ia meninggalkan dunia SMP.

Apa gue beneran harus maju? batin Yuna.

"Mau yaa? Gue mohon. Disini gak ada yang gantiin Seeun selain lo. Anggota osis juga udah pada penuh jadwal," rengek Kazuha lagi.

"Gue..

Harus diterima? Atau kagak? Akhh tolong, batin Yuna.

"Ck percuma, Zuha. Nih anak paling susah kalo lo suruh tampil. Boro-boro mau tampil di acara sekolah. Orang presentasi dikelas aja nyuruh gue," Yujin segera duduk dikursinya dan meletakkan tasnya. Ya, tadi ia belum meletakkannya.

"Iya sih, lo harus cari yang lain dulu deh," ucap Haewon menambahkan.

"Ohh yaudah deh. Kalo gitu gue pam—

"Gue mau,"

"Ha?!"





╰┈➤ To be continued 🤍

Things to Say || Hanyuna [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang