DUA PULUH SATU

70 10 0
                                    

🌷🌷🌷

sebelum baca, jangan lupa tekan tombol vote, yaa!

komennya juga jangan lupaa

Happy Reading 🌷

Hael menatap pantulan wajahnya di kaca spion motor ninja hitam miliknya, menunggu Acel keluar dari rumahnya dan keluar untuk pergi bersama Hael.

"Buset, gue ganteng banget." Hael menyugar rambutnya kebelakang. "Produk Mama gak pernah gagal, anjay."

Setelah melihat Acel yang keluar dari rumah dengan senyum kecilnya, Hael pula tersenyum lebar saat Acel berjalan mendekat.

"Udah izin sama Javier?" tanya Hael. Sejujurnya hanya basa basi, sambil memberikan helm pada Acel.

"Dia bukan siapa-siapa gue, ngapain izin sama dia." Acel membalas, sambil menerima uluran helm tersebut.

"Bukannya lo pacarnya?"

"Udahlah, El. Gak usah sebut nama si bajingan itu. Ayo berangkat."

Hael terkekeh pelan. "Mulutnya, Lei." Dirasa ada yang aneh setelah beberapa saat, Hael menengok kebelakang dan mendapati Acel yang terdiam. "Kenapa, kok gak naik?"

"Naiknya gimana? Motor lo yang kemarin gak susah dinaikin, ini malah udah ganti," ungkap Acel dengan polosnya.

"Bocah banget ya, lo. Udah bertahun-tahun tetep sama." Hael menyentil pelan helm yang digunakan Acel.  "Pegang pundak gue, naik ke step nya, udah deh."

"Gue pegang pundak lo, gak papa?" tanya Acel.

"Emangnya siapa yang ngelarang, Lei? Lo peluk juga boleh."

Acel tersenyum tipis tanpa Hael ketahui. Dia menaiki motor besar milik Hael dengan perlahan, sambil berpegangan pada pundak Hael. "Udah, ayo berangkat."

"Mau berangkat kemana?" tanya laki-laki itu sengaja.

"Hael!"

Hael cengengesan dibuatnya, kemudian menyalakan mesin motornya. "Iya-iya, Lei. Mau berangkat ke rumah lo, kan? Ini udah nyampe."

"El, gue lama-lama depresi kalo sama lo terus ..."

___💫___

Di sepanjang jalan, Hael dan Acel mengobrol dengan seru, layaknya mereka pada beberapa tahun lalu. Kondisi seperti ini yang membuat Hael merasa lebih lega. Dirinya pula berharap, semoga disaat waktunya bersama Acel, Alta tidak bangun. Dia tidak mau kehilangan waktu bersama Acel.

Akhirnya mereka sampai di depan gerbang panti. Saat masuk, mereka langsung disambut dengan ceria dan antusias oleh anak-anak panti yang sedang bermain.

"BANG HAEL! KITA UDAH KANGEN BANGET!!"

"ITU KAK CELLA?! BENERAN KAK CELLA?!!"

"AYO MAIN SAMA KITA, KAK!!"

Hael dan Acel tersenyum lebar atas reaksi para anak panti tersebut. "Mainnya nanti ya, kita mau ketemu ibu panti dulu."

"SIAP, KAK!!" balas mereka serentak.

Hael dan Acel berjalan menuju rumah ibu panti, tampak wanita paruh baya keluar dari rumah tersebut dengan senyum merekah melihat siapa yang datang. Keduanya bersalaman pada ibu panti.

Semesta untuk Hael [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang