08

809 110 17
                                    

Mereka datang ke rumah orang tua Jin, tidak ada pembicaraan apapun dalam perjalanan kesana. Hanya ada keheningan di dalam mobil mereka dan saat mereka tiba disana, Jin meraih tangan Jungkook, membuatnya menoleh untuk melihat Jin.

"Bersikaplah seperti seorang suami yang baik" ucap Jin, dia bahkan tidak menatap Jungkook.

Orang tuanya menyambut mereka, terutama ibunya, dia sangat merindukan Jin, dia memeluk Jin dengan erat dan kakeknya turun untuk menemui mereka.

"Apa kabar Jin? Apa bayimu sehat?" Tanya Kakek

"Ya, kakek" jawab Jungkook.

"Ya kakek, bayiku sehat"

"Berapa usia kehamilanmu?" Jin menoleh untuk melihat Jungkook.

"Memasuki minggu keempat" ucap Jungkook.

"Kau harus menjaga cucuku dengan baik" kakeknya memegang bahu Jungkook dan menatapnya.

"Ya kakek, aku akan menjaganya dengan baik"

Jin hanya menatap suaminya, jika semua ini nyata, mungkin hidupnya akan sangat bahagia, tapi sayangnya ini hanyalah skenario yang mereka ciptakan.

.
.

Setelah makan malam, mereka duduk di ruang tamu, Jin duduk di samping Jungkook, ia memegang tangan Jungkook dan menggenggamnya. Sikap Jin tersebut membuat Jungkook bingung namun ia tahu itu hanyalah sebuah akting. Jin pun melakukan hal itu bukan tanpa alasan.

"Kau mengingatkanku pada masa mudaku, Jin" ucap kakeknya.

"Kenapa?"

"Nenekmu sangat manja padaku, dia selalu ingin menyentuhku saat dia hamil, sikapmu ini membuatku yakin kalau kau hamil, bahkan ibumu juga seperti itu saat dia hamil" Jungkook menoleh ke arah Jin dan Jin menatapnya.

"Aku memang sedang hamil, karena itu aku ingin terus menyentuhnya" Jin tersenyum pada Jungkook dan menatap kakeknya.

"Sebaiknya kau istirahat di kamarmu, pasti tidak nyaman duduk terlalu lama" ucap ibunya.

"Tidak apa-apa eomma, aku ingin berada disini bersama suamiku" Jin merebahkan kepalanya di bahu Jungkook. Jungkook benar-benar bingung dengan sikap Jin.

.
.

Waktu menunjukkan pukul 10 malam, mereka membicarakan banyak hal termasuk kehidupan Jin dan Jungkook.

"Aku mau ke kamar mandi dulu" Jin berdiri dan kakeknya menyuruh Jungkook untuk menemaninya.

"Tidak apa-apa kakek, aku bisa melakukannya sendiri"

"Apa kau tahu? Kamar mandi adalah tempat paling berbahaya di rumah, kau sedang hamil, Jungkook temani cucuku"

"Iya kakek" Mereka pergi ke kamar mandi dan Jungkook menunggu Jin di luar. Saat Jin membuka pintu, dia melihat Jungkook menatapnya.

"Apa?"

"Apa yang kau lakukan? Aktingmu terlalu berlebihan" kata Jungkook.

"Bukankah itu bagus? Mereka percaya kau adalah suami yang baik"

"Aku tidak nyaman melakukan itu denganmu"

"Memang apa yang kau lakukan? Hanya aku yang berakting di depan mereka" Jin meraih tangan Jungkook, namun Jungkook menepisnya.

"Apa yang salah? Aku suamimu, apa salah jika aku memegang tangan suamiku sendiri? Hmm?"

"Apa yang kau rencanakan?"

"Tidak ada, aku tidak merencanakan apapun" Jin meraih tangan Jungkook dan mereka kembali ke ruang tamu.

.
.

Malam semakin larut, kakeknya meminta mereka untuk menginap dan Jin setuju. Mereka tidur di kamar Jin. Ini adalah pertama kalinya mereka tidur bersama setelah menikah.

"Aku tidak ingin tidur denganmu" ucap Jungkook.

"Kenapa? Lagipula kau bilang tubuhku tidak sebagus yang lain kan? Jadi kau tidak perlu khawatir akan tergoda olehku" kata Jin. Ia membuka lemari pakaiannya, masih banyak pakaiannya disana. Dia melemparkan piyama ke tempat tidur untuk dipakai Jungkook.

"Keluarlah dulu, aku mau ganti baju" ucap Jungkook.

"Ini kamarku dan aku suamimu, ganti bajumu disini" ucap Jin dan Jungkook terlihat sangat kesal dengan perkataannya.

Dia membuka bajunya di depan Jin, untuk pertama kalinya Jin melihat seluruh tubuh Jungkook di depan matanya sendiri.

"Kenapa? Apa kau tidak pernah melihat tubuh seperti ini?"

"Ya, tubuhmu bagus tapi sayangnya terlalu murah untuk kusentuh" Jin tersenyum dan menanggalkan pakaiannya di depan Jungkook.

Tidak hanya Jin yang menatap tubuh Jungkook, namun juga sebaliknya. Jin mengenakan piyama pendeknya dan naik ke tempat tidur.

"Kemarilah, tempat tidur ini cukup besar untuk kita berdua" Jungkook pun naik ke tempat tidur.

"Ini gila, kita tidak akan melakukan ini lagi" Jin tidak menjawab perkataannya dan memalingkan tubuhnya dari Jungkook. Mereka harus tidur di ranjang yang sama dengan satu selimut.

Jungkook tidak terbiasa tidur dengan pakaiannya, jadi dia melepas bajunya dan melemparkannya ke lantai. Dia menatap langit-langit dan berpikir tentang hidupnya. Kemudian dia teringat Jennie, dia segera duduk dan mengambil ponselnya, untuk menelepon Jennie.

"Halo, apa kau sudah tidur?"

"Ya, aku merindukanmu Jennie, bagaimana perasaanmu? Apa kau masih merasa mual?"

"Aku akan kesana besok, ya dia sudah tidur, jangan pikirkan dia"

"Aku mencintaimu Jennie"

Jin, yang belum tidur, mendengar semuanya, dia hanya menangis dalam diam, hatinya sangat sakit mengetahui suaminya mengatakan itu semua pada wanita lain, bukan kepadanya.




Kamu buat rencana apa sih Jin 😟

Epiphany | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang