18

894 113 5
                                    

Seokjin POV

Aku mendengar dengan jelas saat dia memanggilku sayang, dia mengungkungku di atas tubuhku, aku hanya bisa melihat sekilas wajahnya karena minimnya cahaya saat itu. Dia sangat tampan dengan tubuh yang proporsional.

"Kau...kau memanggilku sayang?" Aku tahu saat itu mata kami saling menatap. Tapi kenapa dia diam? Apa dia membayangkan Jennie saat berhubungan seks denganku?

"Jungkook...apa kau membayangkannya?" Jungkook hanya menatapku dan mengusap pipiku dengan jarinya. Jantungku berdebar-debar.

"Tidak"

"Lalu kenapa kau memanggilku sayang?"

"Entahlah, aku hanya mengatakannya" dia meraih penisnya dan membalikkan tubuhku.

"Kau mau lagi?" Dia tidak menjawabku, dia hanya mencium punggungku.

"Hei, aku bertanya padamu"

"Ya" bisiknya di telingaku dan mencium leherku, aku mendengar suara telepon berdering. Aku yakin itu Jennie, dia pasti sedang menunggu Jungkook.

"Jungkook, teleponmu berdering"

"Aku tahu"

"Angkat dulu...ahhh..Jungkook..." Dia masih sibuk mencium leherku, tapi suara telepon itu menggangguku.

"Jungkook...angkat dulu" Tapi bukannya berhenti, dia berbisik di telingaku.

"Apa kau mau menunggangiku?" Pertanyaan itu membuatku gugup, dia mengabaikan Jennie? Apa itu berarti dia sudah tertarik padaku?

"Bolehkah?"

"Ya" Aku membalikkan tubuhku, duduk di tempat tidur, di depannya.

"Angkat teleponmu dulu, bagaimana jika itu penting? Aku bisa menunggu"

"Itu pasti Jennie"

"Bagaimana jika terjadi sesuatu pada bayimu?"

"Kenapa kau seperti ini? Bukankah seharusnya kau melarangku? Dia selingkuhanku"

"Bukankah aku pernah melarangmu? Tapi kau bilang aku bukan suamimu saat itu, jadi aku memutuskan untuk membiarkan apa pun yang ingin kau lakukan"

"Tapi kenapa?"

"Karena apa lagi yang bisa aku lakukan selain itu?"

"Apa kau tidak marah padaku? Apa kau tidak cemburu jika aku seperti ini padanya? Kenapa?"

"Jungkook, aku marah padamu, aku juga cemburu kau melakukan semua hal manis dengannya bukan denganku, waktu yang kau habiskan hanya untuknya, bagaimana denganku? Aku benar-benar ingin melakukan hal yang sama denganmu, tapi aku tidak bisa, Jungkook. Aku tahu posisiku disini, aku melakukan semua ini karena aku adalah suamimu, kau akan kembali padaku"

"Bagaimana jika aku tidak kembali padamu?" Aku membalikkan posisi kami, membaringkan dia di tempat tidur dan aku di atasnya.

"Apa kau tidak akan kembali padaku?" Dia terdiam dan tangannya membelai pinggulku.

"Jawab aku" Aku membenamkan wajahku di lehernya, menjilati lehernya yang membuatnya memegang pinggulku lebih erat.

"Jin..."

"Jawab aku Jungkook"

"Aku tidak tahu" aku menghisap lehernya dan mengarahkan penisnya ke dalam lubangku. Kemudian saat aku mendorongnya, dia langsung memelukku.

"Mmmphhh...ohhh...fuckkk...mmmphhh" aku terus membenamkan wajahku dan menggerakkan pinggulku, dia juga membantuku menggerakkan pinggulku.

"Ohh yess.. kau sangat nikmat Jin" Dia mendekatkan wajahku ke wajahnya dan menciumku. Aku melepaskan ciuman itu dan menarik tubuhku, duduk di pangkuannya sambil terus memompa pinggulku.

Teleponnya berdering lagi, aku tahu dia juga mendengarnya, tapi dia mengabaikannya. Aku hanya berharap listrik tidak menyala sekarang, aku masih ingin menikmati momen ini.

"Aahhh... Jungkook aku keluar..." Aku memuntahkan spermaku di atas perutnya dan semakin lama gerakanku melambat, aku pikir dia tahu aku lelah, dia segera membalikkan tubuh kami dan mendorong penisnya di lubangku dengan cepat.

"Jungkook.. mmphhhhh.. fuckkk.. mmphhhh." Aku merasa sesuatu di dalam diriku. Kurasa dia sudah mencapai klimaksnya. Dia menjatuhkan tubuhnya di atasku dan aku memeluk tubuhnya yang berkeringat.

Nafas kami masih bersatu. Aku memejamkan mata memeluknya dan dia melakukan hal yang sama padaku. Dia terus mencium bahu dan leherku. Aku sangat lelah dan hanya ingin tidur. Jadi aku tidak peduli jika saat aku membuka mata nanti, dia telah pergi menemui wanita itu. Aku hanya ingin tidur saat ini.

Epiphany | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang